Tak hanya menghalau massa dengan menyamar jadi penduduk gunung, si legenda hidup Persipura ini juga meneriakkan yel-yel yang biasa diteriakkan massa.
"Dari tiga grup yang datang, saya sudah di Tugu Marthen Indey, Saya pakai atribut masyarakat pegunungan untuk saya mengarahkan massa tidak boleh lewat sini (Jalan Irian).
Jadi ketiga rombongan massa itu saya arahkan ke sana (Jalan Koti) semua," ujarnya, Minggu (1/9/2019).
Beberapa mahasiswa dalam rombongan massa tersebut rupanya mengenal dirinya dan sempat memanggilnya dengan sebutan 'Pak Ondo' atau kepala suku.
Keakraban inilah yang dimanfaatkan Yafet Sibi untuk menjaga SPBU dan menghalau massa yang hendak merusaknya.
Kendati demikian, Yafet Sibi mengaku masih harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk para rombongan massa yang ngotot mau merusak SPBU.
Itu sebabnya Yafet Sibi bekerja sama dengan Manajer Operasional SPBU Nagoya, Yohan Sombuk.
Bersama dengan Yohan Sombuk, Yafet Sibi menyiapkan sejumlah air mineral untuk mendekati para rombongan massa yang mengamuk dengan cara damai.
Menurut Yohan Sombuk, massa yang beraksi pasti haus dan untuk meredam amukan mereka, ia memilih cara damai untuk memasang badan.