Salah satu penduduk bernama Barbara Dworok sebenarnya memiliki anak laki-laki.
Baca Juga: Tikam Orang Tuanya di Hadapan Publik, Seorang Remaja Nekat Terjun ke Dalam Jurang Sedalam 15 Meter
Namun, putra dari wanita 68 tahun itu juga termasuk orang yang pergi merantau.
Peter (49) menjadi seorang migran ekonomi dan tinggal di Jerman.
Bahkan, saking tidak adanya anak laki-laki, pihak gereja terpaksa menjadikan anak-anak perempuan sebagai petugas altar (yang biasanya dilakukan oleh anak laki-laki).
"Sekarang kami menjadikan anak-anak perempuan sebagai petugas altar. Kami tak punya pilihan lain," ujar pengelola gereja.
Menurut pengakuan salah seorang penduduk wanita muda, ia harus pergi ketempat hiburan atau ke desa sebelah untuk bertemu laki-laki.
Sabina Blana (21) mengatakan hal itu saat ditemui The Sun di stasiun pemadam kebakaran.
"Saya senang menjadi seorang petugas pemadam kebakaran," ujarnya.
"Perempuan dapat melakukan apapun yang biasa dilakukan laki-laki terlepas dari pekerjaan berat yang mereka kerjakan," jelasnya.
Tapi, lanjutnya, jika ingin bertemu dengan laki-laki harus pergi ke desa sebelah yang berjarak sekitar 40 km.