Pada tahun 1950, melansir laman Biography, Turing menerbitkan makalah tentang metode pemograman Artificial Intelligence (AI) yang kini dikenal dengan nama 'Turing Test'.
Kendati memiliki jasa yang begitu besar bagi negara, pada tahun 1952, Alan Turing harus menghadapi akhir puncak karier ilmiahnya.
Melansir laman Biography, Alan Turing ditangkap pihak kepolisian Inggris atas tuduhan pelecehan seksual terhadap rekan kerjanya, Arnold Murray.
Baca Juga: Aris Asal Mojokerto Jadi Orang Pertama di Indonesia yang Bakal Dikebiri Akibat Cabuli 9 Anak
Alan Turing disebut memiliki kelainan seksual dan terancam hukum pidana penjara.
Masih di tahun yang sama, Ratu Elizabeth II akhirnya mengabulkan permohonan grasi anumerta kepada Alan Turing mengingat jasanya kepada negara.
Namun dalam grasi tersebut, Alan Turing dipaksa harus menghadapi hukum kebiri kimia yang menggantikan hukum pidana penjara yang sebelumnya divoniskan pengadilan.
Alan Turing yang merasa tak memiliki banyak pilihan pun terpaksa menjalani hukum kebiri kimia dengan menyuntikkan hormon esterogen sintetik ke dalam tubuhnya selama setahun lebih.
Usai menyelesaikan hukum kebiri kimianya selama setahun, Alan Turing akhirnya diperbolehkan kembali bekerja dan hidup sebagaimana biasanya.
Namun dua tahun berlalu sejak hukum kebiri kimia, Alan Turing ditemukan tewas di kediamannya pada 7 Juni 1954.
Hasil pemeriksaan kepolisian menyebut Turing tewas akibat racun sianida yang berada pada apel yang terletak di TKP.