Sosok.id - Tony Spilotro mengilhami penjahat Joe Pesci di film Kasino, tetapi pria sejati itu jauh lebih buruk daripada filmnya.
Di antara banyak film Mafia, satu yang menonjol adalah Martin Scorsese's Casino, khususnya untuk kekerasan.
Robert De Niro berperan sebagai gangster Yahudi yang mengelola kasino Las Vegas untuk Chicago Outfit, dengan Joe Pesci memerankan Nicky Santoro, penegak gerombolan biadab yang melindunginya.
Dalam kehidupan nyata, peran Pesci terinspirasi oleh kehidupan brutal Tony Spilotro.
Baca Juga: Kembali Diamankan Tim Densus 88, Terduga Teroris Berubah Usai Menikah, Dulu Supel Kini Ansos
Dan kebenarannya bahkan lebih mengganggu daripada versi filmnya.
Memang, selera unik Anthony Spilotro untuk kekerasan tidak hanya akan menjadikannya sebagai salah satu mafia paling menakutkan dari tahun 60-an dan 70-an.
Tetapi juga mengeja malapetaka berdarahnya sendiri.
Tony Spilotro dikenal sebagai Algojo di kasino-kasino Las Vegas.
Namun, seperti halnya banyak Mafiosi lainnya, ia memulai kariernya dari gangster tingkat rendah di Chicago.
Baca Juga: Wow Keren, Kartu SIM Akan Dilengkapi Fitur e-Money, Maksimal Saldo Capai Rp. 2 Juta
Ia dilahirkan di Kota Windy pada 19 Mei 1938.
Agen FBI William Roemer berkomentar dalam buku biografinya tentang Spilotro, berjudul Enforcer, bahwa Spilotro adalah anak keempat dari enam bersaudara.
Ayahnya, Patsy, mengelola sebuah restoran Italia populer yang sering dikunjungi oleh para mafia seperti Sam Giancana.
Empat saudaranya, terjerat kasus kriminal yang berbeda-beda.
Mungkin karena sang Ayah, Patsy meninggal di usia muda menjadi penyebab anak-anaknya menjadi kriminil.
Hanya satu saudara Spilotro yang bebas dari kasus hukum, dan saudaranya tersebut lulus kuliah serta menjadi dokter.
Ia sudah menjadi tukang pembuat onar ketika masih di bangku sekolah, dan ia pun tak lulus sekolah menengah tersebut.
Akibatnya, Spiltro muda kemudian menjadi penjahat kelas teri, ia sering mengutil dan merampas dompet.
Banyak julukan yang disematkan padanya, ia pernah dijuluki kawan dan lawannya sebagai "si kencing", julukan itu merujuk kepada arti sebagai pencudang.
Baca Juga: 1 Anggota KKB Tewas Usai Kontak Senjata Dengan Pasukan Gabungan TNI-Polri di Kabupaten Jayawijaya
Spilotro juga pernah di juluki sebagai "si semut" yang merujuk pada perawakannya yang kecil dan pendek bagaikan seekor semut.
Pada usia sekitar 16-an tahun ia telah ditangkap polisi akibat sebuah insiden pencurian.
Dan pada usia 22 tahun ia terhitung sudah selusin kali bermasalah dengan hukum.
Spilotro dianggap sebagai seorang anggota gangster yang potensial untuk Chicago Outfit.
Hal tersebut menarik perhatian Sam "Mad Dog" Stefano, mantan polisi Chicago yang menjadi anggota mafia di bawah Mafia besar bernama Mike Corbitt.
Dilansir Sosok.ID dari kutipan di laman Allthatsinteresting.com, menurut DeStefano, Spilotro adalah orang gila.
Menurut Destefano, ia akan melakukan hal-hal yang tidak terduga, bahkan akan datang ke rumahmu dan mengencingi lantai rumahmu tepat di depan istrimu.
Karena kegilaan Spilotro itulah yang membuat DeStefano mengajaknya bergabung dalam kelompok mafia tersebut.
Baca Juga: Kisah Jenni Lee, Mantan Bintang Film Dewasa yang Hidupnya Berakhir Jadi Gelandangan
Hal itu dikarenakan, DeStefano akan memproyeksikan Spilotro sebagai seorang pembunuh.
Tugas pertama Spilotro sebegai algojo adalah saat ia diminta untuk menangani M&M Boys.
M&M Boys adalah julukan yang disematkan kepada dua orang pembunuh salah satu pebisnis di lingkungan itu, Billy McCarthy dan Jimmy Miraglia.
Pada tahun 1962, Spilotro menangkap dan menyiksa M&M Boys dengan sangat kejam.
Penyiksaan yang cukup kejam dilakukan olehnya kepada kedua pembunuh tersebut dengan sangat kejam.
Salah satunya, McCharty ditikam testisnya dengan menggunakan pemecah es batu.
Dilansir dari Allthatsinteresting.com, bahkan kekejaman yang dilakukan oleh Spilotro kepada kedua orang itu mengakibatkan salah satu bola mata mereka sampai mencuat keluar.
Baca Juga: Kepergok Berduaan dengan Wanita Muda di Penginapan, Aceng Fikri Pasrah Digiring Satpol PP
McCharty dan Miraglia ditemukan mati dengan kondisi yang hancur di dalam sebuah mobil di sudut selatan Chicago.
Satu tahun kemudian, pada 1963 ia kembali membunuh dengan cara menyiksa perlahan-lahan seorang bernama Leo Foreman.
Sepak terjangnya sebagai algojo tak dapat diragukan lagi, bahkan namanya semakin lama semakin terkenal.
Dalam buku "The Battle for Las Vegas: The Law Vs. The Mob", Peran-peran dari anggota Mafia Chicago Outfit digambarkan dengan jelas termasuk Spilotro.
Peran Spilotro adalah untuk menjaga agar para mafia bekerja untuk Chicago Outfit sejalan saat di Vegas.
Jika ada di antara mereka yang mencoba mengambil uang tunai di tempat yang tidak seharusnya, Spilotro akan menggunakan pemecah es atau kepalan tangannya yang terkenal.(*)