Follow Us

Perjuangan Herlina Kasim Menyusup ke Rimba Raya Papua Demi Kembalinya Irian Barat ke NKRI

None - Selasa, 20 Agustus 2019 | 16:45
Si Pending emas Herlina Kasim bersama Presiden Sukarno.
Rigel wahyu Nugroho via Jakarta Post

Si Pending emas Herlina Kasim bersama Presiden Sukarno.

Demi bertahan hidup mereka memanfaatkan bahan makanan sekitar, seperti pohon sagu dan berburu ikan.

Baca Juga: Menggelitik! Guru Cantik Asal Negeri Jiran Ini Terima 15 Surat Cinta dari Muridnya, Padahal Baru 5 Bulan Mengajar

Keberadaan Herlina dan para rekannya di Waigeo berlangsung hingga tercapai persetujuan damai antara Indonesia dan Belanda mengenai Irian Barat di PBB, New York pada 15 Agustus 1962.

Tidak lama setelah itu menyusul pengumuman untuk penghentian permusuhan dan tembak menembak antara pasukan Indonesia dan Belanda.

Dalam kondisi gencatan senjata itu, semua gerilyawan yang berada di hutan-hutan Irian Barat secara berangsur-angsur ditarik ke perkotaan untuk konsolidasi.

Pasukan Gerilya 500 dan rombongan Herlina yang masih bertahan di Waigeo pun ditarik dan ditempatkan di Lam-Lam, Irian Barat.

Pada 25 Agustus 1962, Pulau Waigeo mulai dikosongkan dan rombongan Herlina bersama personel PG 500 pun dipindahkan ke Lam-Lam menggunakan perahu bermesin.

Kondisi kampung Lam-Lam yang akan menjadi markas ternyata kosong, hanya terdapat 15 rumah yang sangat sederhana.

Penduduk Lam-Lam sengaja meninggalkan kampungnya karena adanya hasutan, jika pasukan Indonesia masuk maka seluruh penduduk kampung akan dibantai.

Tetapi setelah penduduk kampung Lam-Lam dipulangkan dan diberi pengertian, mereka dan penduduk akhirnya bisa bekerjasama.

Baca Juga: Seorang Kakek Tega Menggauli Cucunya Bahkan Seranjang dengan Istrinya yang Sedang Sakit Stroke

Mereka mulai mengadakan komunikasi dengan pasukan Belanda dan membahas masalah Irian Barat ke depannya. Pasukan Belanda yang sering menemui Herlina dipimpin oleh Kapten Kumontoy.

Source : Majalah Intisari

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest