Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Kisah Wardi, Kakek Tunanetra yang Rela Tinggal di Pos Kamling dan Berjualan Barang Rongsok dengan Alasan Tak Mau Repotkan Keluarga

Dwi Nur Mashitoh - Rabu, 21 Agustus 2019 | 07:00
Wardi (76) warga Desa Jambangan Kabupaten Ngawi hidup terlunta lunta dan meglamai buta terpkasa tinggal di pos ronda karena miskin. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dia harus kerja dari menjadi kuli penggali pasir hingga berjualan barang rongsok.
KOMPAS.COM/SUKOCO

Wardi (76) warga Desa Jambangan Kabupaten Ngawi hidup terlunta lunta dan meglamai buta terpkasa tinggal di pos ronda karena miskin. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dia harus kerja dari menjadi kuli penggali pasir hingga berjualan barang rongsok.

Kadang barang dagangannya hanya dibarter dengan barang lain tanpa mendapat uang.

Seperti pagi itu, Wardi rela menukar sepeda mini yang dibawanya keliling kampung dengan sebuah tape recorder karena salah satu warga membutuhkan sepeda mini untuk anaknya.

“Ditukar saja tadi, tidak ada uangnya. Kira-kira harganya Rp 100.000 ini tape, nanti dijual berapalah yang penting di atas Rp 100.000,” katanya.

Meski sering tak mendapat untung dalam jual beli rongsokan, Mbah Wardi enggan merepotkan warga lain saat perutnya lapar.

Dia memilih menahan lapar daripada harus merepotkan orang lain.

“Kalau punya uang, dia pasti beli, tidak mau dikasih. Kadang dia memilih menahan lapar meski kita kasih tidak mau,” ujar Isminah, pemilik warung di depan pos ronda tempat tinggal Mbah Wardi.

Baca Juga: Oemar Barack, Tokoh Anti-Belanda dari Samarinda, Ternyata Kakek dari Suami Syahrini, Reino Barack

Meski mengalami kebutaan pada usia 35 tahun, Mbah Wardi tidak pernah kesulitan bepergian untuk mencari pembeli ataupun mencari barang rongsok untuk dijual keliling kampung.

Dia mengaku cukup hafal dengan jalan-jalan di desanya.

Bahkan, dia masih mengingat jalan di lima desa sekitar Jambangan.

“Rabanya pakai kaki. Kalau arah ke mana seperti diingatkan. Seperti mau ke Desa Kebon itu arahnya ke sana, kalau Desa Jambangan Kulon arahnya ke sana, seperti dituntun. Susahnya kalau ketemu mobil selep padi, dengar suara ribut saya bingung tadi arahnya ke mana,” katanya.

Tak pernah dapat bantuan pemerintah karena tidak punya KTP Meksi hidup terlunta-lunta dan mengalami kebutaan, Wardi tidak pernah menerima bantuan apa pun dari pemerintah.

Source :Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x