Follow Us

Kisah Rivo, Mantan Juara Tinju Kelas WBC yang Banting Setir Jadi Kuli Bangunan dengan Gaji 50 Ribu Demi Sesuap Nasi

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Senin, 19 Agustus 2019 | 16:20
Kisah Rivo, Mantan Juara Tinju Kelas WBC dan IBF yang Harus Rela Jadi Kuli Bangunan Demi Menyambung Hidup, Bahkan Pernah Hanya Dapat Uang Rp 50 Ribu Per Hari
Kolase Kompas.id | Kompas.com

Kisah Rivo, Mantan Juara Tinju Kelas WBC dan IBF yang Harus Rela Jadi Kuli Bangunan Demi Menyambung Hidup, Bahkan Pernah Hanya Dapat Uang Rp 50 Ribu Per Hari

Bahkan, saat masih menetap di Jakarta selama sekitar dua tahun, Sang Mantan Juara Tinju ini terpaksa harus berhemat.

Dengan uang sebesar Rp 50,000 per hari, ia harus bisa tetap bertahan di kehidupan Jakarta yang terbilang mahal.

Kisah Rivo, Mantan Juara Tinju Kelas WBC dan IBF yang Harus Rela Jadi Kuli Bangunan Demi Menyambung Hidup, Bahkan Pernah Hanya Dapat Uang Rp 50 Ribu Per Hari
Kompas.id

Kisah Rivo, Mantan Juara Tinju Kelas WBC dan IBF yang Harus Rela Jadi Kuli Bangunan Demi Menyambung Hidup, Bahkan Pernah Hanya Dapat Uang Rp 50 Ribu Per Hari

Uang sebesar Rp 350.000, adalah minimal uang makan yang ia dapatkan untuk satu minggu.

Jumlah tersebut bahkan jauh lebih sedikit ketimbang penghasilannya saat menjadi kuli bangunan.

Upah sejumlah Rp 150.000 bisa ia peroleh setiap harinya saat jadi kuli bangunan atau dalam sebulan sudah bisa dapat sekitar Rp 4,5 juta.

Ia menuturkan, saat masih di Jakarta, Rivo dan istrinya bahkan harus rela makan kacang-kacangan, rempeyek dan minum kopi lantaran bayaran sebagai atlet tinjunya yang sangat sedikit.

Baca Juga: Berderai Air Mata, 28 Anggota Paskibra Amalatu Tetap Kibarkan sang Merah Putih Meski Tanpa Seragam

Mirisnya lagi, sebagai seorang atlet tinju kelas dunia, ia hanya diberi uang sebesar Rp. 100.000 untuk membeli asupan vitaminnya.

"Uang itu hanya beli vitamin CDR saja sudah habis. Seharusnya kita diberikan susu atau vitamin yang lebih untuk kebugaran," katanya, dikutip dari Kompas.com.

Disaat menyabet juara kelas IBF Pan Pacific, pihak sponsor, sempat berjanji akan memberikan sepeda motor, namun sampai hari ini janji itu tak pernah ditepati.

Hidup bergantung pada profesi petinju yang sangat jauh dari kata layak menjadi alasan untuknya dan istri kembali ke Manado dan beralih profesi agar kehidupan keluarganya kembali stabil.

Source : Kompas.com, YouTube

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest