Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Cerita Unik Bung Hatta dan Sepatu Bally, Simpan Halaman Iklannya Hingga Akhir Hayat Tanpa Pernah Mampu Membelinya

Dwi Nur Mashitoh - Rabu, 14 Agustus 2019 | 20:30
Hatta dan sepatu Bally yang tak pernah mampu ia beli hingga akhir hayatnya
Kompasiana

Hatta dan sepatu Bally yang tak pernah mampu ia beli hingga akhir hayatnya

Sosok.ID- Walaupun sangat menginginkan sepatu Bally, Bung Hatta hingga akhir hayatnya tak pernah sanggup membelinya.

Sepatu buatan Swiss yang terkenal hingga seluruh penjuru dunia itu begitu populer.

Tepatnya di era tahun 1950-an.

Hatta yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia begitu menginginkannya.

Mengutip Yoyok Prima Maulana & Mohammad Habib : Aneka Kisah Unik yang diterbitkan Majalah Intisari No. 647 Agustus 2016, Hatta menyimpan guntingan iklan sepatu itu.

Baca Juga: Laksamana Maeda, Peran Pentingnya Mencari Lokasi Dimana Soekarno-Hatta Diculik Oleh Golongan Muda Menjelang 17 Agustus 1945

Suatu hari, ia mencari informasi mengenai penjualan sepatu Bally.

Hatta lalu membaca koran yang mempromosikan tempat dijualnya sepatu itu.

Salah satu halaman dari koran itu berisi iklan sepatu idamannya.

Hatta sangat menginginkan sepatu itu.

Tapi, saat itu ia tak memiliki cukup uang di kantongnya.

Baca Juga: Kisah Pilu Perpisahan Dwitunggal, Kesetiaan Hatta pada Soekarno yang Menemani sang Sahabat Hingga Akhir Hayatnya

Hatta pun akhirnya menggunting halaman tersebut dan menyimpannya.

Demi mendapatkan sepatu itu, Hatta diam-diam menabung agar bisa membelinya.

Akan tetapi, uang yang ia kumpulkan itu selalu saja terpaksa digunakan untuk keperluan lain.

Seperti untuk keperluan rumah tangga atau membantu kerabat serta handai taulan yang meminta bantuan padanya.

Namun, hingga akhir hayatnya, Hatta tak pernah mampu untuk membeli sepatu itu.

Baca Juga: Sikap Teladan Hatta Terhadap Negara, Bersumpah Tak Bakal Injakkan Kaki Ke Singapura Demi Usman-Harun

Walaupun sebagai seorang wakil presiden, ia bisa saja mendapatkannya secara cuma-cuma.

Misalnya, sebagai wujud hadiah dari para kolega serta pengusaha.

Hal ini bahkan membuat banyak orang tak percaya.

Pasalnya, sang proklamator itu hanya menyimpan potongan iklan sepatu impiannya hingga akhir hayatnya.

Tanpa pernah mampu untuk membelinya.

Baca Juga: Kecintaan Bung Hatta Terhadap Buku dan Menulis, Dijadikan Mas Kawin Hingga Antarkan ke Tanah Suci

Kertas usang itu telah menjadi saksi bisu keinginan sederhana Hatta yang tak pernah ia dapatkan.

Mesin jahit

Sama seperti suaminya, Rahmi Rachim, istrinya juga memiliki keinginan yang sederhana.

Yakni, memiliki sebuah mesin jahit.

Mengutip Yoyok Prima Maulana & Mohammad Habib : Aneka Kisah Unik yang diterbitkan Majalah Intisari No. 647 Agustus 2016, Rahmi berharap dengan mesin jahit ia dapat menghemat pengeluaran keluarga.

Dengan memiliki mesin jahit, berarti ia dan keluarganya tak perlu membeli baju.

Baca Juga: Kisah Asmara Bung Hatta: Pernah Sumpah Tak Menikah Sampai Indonesia Merdeka, Akhirnya Lulus Melihat Rahmi Rachim

Sebuah langkah yang dapat memangkas pengeluaran keluarga.

Sama seperti suaminya, Rahmi juga menyisikan uangnya agar dapat membeli mesin itu.

Hingga akhirnya uangnya hampir cukup untuk mendapatkan sebuah mesin jahit.

Namun, saat ia hendak membeli barang impiannya itu, pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakan.

Yaitu, tentang pemotongan nilai mata uang rupiah.

Baca Juga: Kisah Asmara Soekarno dengan Inggit, Terpaut Umur 12 Tahun dan Bercerai Setelah 20 Tahun Bersama

Yang semula bernilai Rp100 menjadi Rp1.

Sehingga membuat tabungan Rahmi jatuh nilainya.

Ia pun tak dapat membeli mesin itu.

Kemudia ia mendatangi suaminya dan bertanya:

"Pak, Bapak kan Wakil Presiden, pati tahu bahwa Pemerintah akan mengadakan sanering.

Mengapa Bapak tidak memberi tahu kepada ibu?" mengutip Yoyok Prima Maulana & Mohammad Habib : Aneka Kisah Unik yang diterbitkan Majalah Intisari No. 647 Agustus 2016.

Baca Juga: Bung Karno Menangisi Sahabatnya, Si Pria Pendek Bertubuh Kurus dan Rambut Keriting

Bung Hatta pun menjawab:

"Bu, itu kan rahasia negara.

Kalau Bapak beritahu pada ibu, berarti itu sudah bukan rahasia lagi," mengutip Yoyok Prima Maulana & Mohammad Habib : Aneka Kisah Unik yang diterbitkan Majalah Intisari No. 647 Agustus 2016.

(*)

Source : Majalah Intisari

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x