Sosok.ID- Kebenaran menjadi senjata satu-satunya bagi Tablo untuk melawan semua fitnah yang ditujukan padanya.
Rapper papan atas di negeri ginseng itu bahkan tak bisa keluar rumah dengan tenang.
Anggota dari grup Epik High itu selalu dikerumuni oleh masyarakat.
Kariernya semakin melesat setelah menikahi seorang aktris papan atas di negeri tersebut.
Hingga pria bernama asli Lee Seon-woong ini menjadi salah satu musisi terkenal di Korea.
Sampai pada tahun 2010, kariernya menjadi hancur.
Hingga ia memutuskan kontrak dengan label rekamannya.
Bahkan keluarganya mendapat berbagai ancaman pembunuhan.
Semua itu karena masyarakat Korea tak mempercayai bahwa ia adalah lulusan Stanford.
Tuduhan bahwa Tablo telah melakukan kebohongan mengenai latar belakan pendidikannya dimulai sejak 2007.
Melansir dari Stanford Magazine, saat itu, seorang kepala kurator di sebuah galeri seni melakukan pemalsuan terhadap gelarnya.
Pemalsuan gelar PhD dari Universitas Yale itu membuatnya di penjara selama 18 bulan.
Setal itu, polisi melakukan perburuan untuk menyelidiki adanya kasus serupa.
Dari hasil perburuan itu, setidaknya jaksa menyelidiki 120 kasus penipuan gelar yang menjerat selebriti, politisi, bahkan biarawan.
"Pasti ada lebih banyak orang di luar sana. Kami tidak bisa melihat mereka," ujar salah satu Jaksa, mengutip Bloomberg via Stanford Magazine pada 2007.
Saat kasus itu sedang menghebohkan Korea, Tablo yang saat itu sedang wira-wiri di televisi menjelaskan latar belakang pendidikannya.
Tablo mengaku tidak hanya lulus dari Standford selama 3,5 tahun.
Ia juga mengaku telah mendapatkan gelar masternya.
Bahkan, ia mengatakan pernah mendapat penghargaan dari buku yang ia tulis, Pieces of You.
Penghargaan penulisan kreatif dari penulis sekaligus profesor Stanford, Tobias Wolff, MA '78 itu ia dapatkan saat masih kuliah.
Baca Juga: TNI dan Polri Diminta Tak Usah Ragu Serang Balik KKB Papua, Wapres : Harus Kembali untuk Membalas
Awal mula fitnah
Pada Mei 2010, sekelompok pengguna internet membuat forum online yang diberi nama "Kami Meminta Kebenaran dari Tablo," atau disingkat "TaiJinYo" dalam bahasa Korea.
Bahkan mereka melabeli Tablo sebagai, "God-Blo" karena tak ada yang bisa menandinginya.
Anggota dari grup online itu menggunakan nama samaran seperti Whatbecomes dan Spongebobo.
Masyarakat Korea kemudian mulai meragukan latar belakang Tablo.
Pasalnya, untuk mendapat gelar sarjana biasanya dibutuhkan waktu setidaknya 4 tahun dan gelar master 2 tahun.
Maka dari itu, mereka tak percaya jika Tablo benar-benar mendapatkan gelar dari universitas sekelas Stanford dalam waktu yang singkat.
Ditambah lagi, ia hanya berprofesi sebagai seorang musisi yang tak terlalu memerlukan gelar untuk menekuni bidang tersebut.
Orang-orang kemudian beramai-ramai menyelidiki hal tersebut.
Termasuk mengirim email ke pihak Standford.
Tablo bahkan memberikan bukti-bukti mengenai latar belakang pendidikannya itu.
Tetapi, masyarakat yang terlanjur termakan fitnah tak mempercayainya lagi.
Menurut mereka, Tablo, yang seorang musisi besar, pasti telah mengeluarkan biaya yang besar untuk membuat bukti-bukti tersebut.
Keadaan ini semakin diperparah ketika ibunya ketahuan berbohong telah meraih medali emas dalam sebuah kompetisi penata rambut internasional pada 1968.
Bahkan, keluarga Tablo harus menerima berbagai teror yang berisi ancaman sepanjang hari.
Keluarga mereka disuruh meninggalkan Korea.
Di tengah kontroversi yang terjadi itu, istri Tablo melahirkan anak pertama mereka.
Momen yang seharusnya membahagiakan ini seketika berubah.
Baca Juga: Deretan Foto Kaesang Pangarep dengan Calon Mertua yang Jarang Tersorot Media
Ketika ia berjalan di koridor rumah sakit, seseorang menatapnya dingin dan membuatnya panik.
"Karena semua orang yang menyerangku anonim, akau tidak pernah tau siapa mereka," ujar Tablo mengutip Standford Magazine.
"Aku tidak tau jikalau dokter yang sedang menyuntik anakku adalah salah satu dari mereka, aku sangat ketakutan," tambahnya.
Saat ia berjalan di luar pun orang-orang selalu meneriakinya sebagai pembohong.
Berbagai fitnah pun terus berdatangan dan semakin memojokkannya.
Bukti-bukti yang ditunjukkan tidak meredam kebencian masyarakat terhadap Tablo.
"Orang-orang ini tidak menerima kebenaran," ungkap Black, perwakilan Standford, mengutip Stanford Magazine.
Baca Juga: Kisah Asmara Soekarno dengan Inggit, Terpaut Umur 12 Tahun dan Bercerai Setelah 20 Tahun Bersama
"Mereka tidak akan menerima segala hal yang tidak sesuai dengan apa yang telah mereka percayai," lanjutnya.
Beberapa alumni Standford yang merupakan teman dari Tablo semasa kuliah ingin membantunya.
Namun, itu juga tidak cukup untuk membuat masyarakat percaya dan terlalu berbahaya.
Tantangan
Pada suatu kesempatan, Tablo ditantang untuk mencocokkan transkrip nilai miliknya dan yang tersimpan di kampusnya.
Ia juga akan diikuti kamera untuk membuktikan apakah ia memang benar-benar menempuh pendidikan di sana.
Baca Juga: 6 Jam Disandera KKB Papua, Briptu Heidar Tewas Tertembak Saat Berusaha Melarikan Diri
Ia pun menyetujui tantangan itu dan berhasil membuktikannya.
Bahkan seorang staff mengenalinya dan memeluknya.
Tantangan ini disiarkan di stasiun televisi besar di Korea, yaitu MBC.
Masyarakat pun akhirnya mengetahui bahwa Tablo selama ini tidak berbohong.
20 orang yang diduga menjadi provokator atas kasus ini kemudian ditangkap.
Tablo akhirnya terbukti tidak berbohong.
(*)