Follow Us

Ditinggal Minggat Ibunya, Tiga Bersaudara Ini Hidup Memprihatinkan, Pernah Hanya Makan Nasi Lauk Sambal

Seto Ajinugroho - Kamis, 08 Agustus 2019 | 18:55
Teguh Waluyo (21) dan adiknya Indah Puspitasari (18) di rumahnya RT 005/ RT 003, Dusun Ngepreh, Desa Kepoh, Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (8/8/2019).
(KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)

Teguh Waluyo (21) dan adiknya Indah Puspitasari (18) di rumahnya RT 005/ RT 003, Dusun Ngepreh, Desa Kepoh, Kecamatan Sambi, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (8/8/2019).

"Pas pulang itu mau ngajakin adik (Indah) ke Jakarta. Tapi adik tidak mau. Ibu terus pergi lagi hanya ninggalin uang Rp 100.000," kata Teguh.

Teguh bekerje serabutan setiap harinya dengan pendapatan yang tak mesti.

Dengan demikian tanggungannya semakin berat lantaran masih membiayai adik bungsunya yang masih duduk di bangku SMK.

Baca Juga: Proklamasi 17 Agustus 1945, Saat Para Pemuda Datang Telat dan Mendesak Soekarno untuk Mengulangi Upacara Kemerdekaan

"Saya tidak setiap hari kerja. Kadang diminta tetangga bantu kerja di bangunan, angkat kayu, tani dan lain-lain. Hasilnya juga tidak seberapa. Untuk biaya sekolah adik dibantu sama saudara," katanya.

Pernah suatu hari ketiga bersaudara itu tidak makan sama sekali karena tak mempunyai beras maupun lauk.

Beruntung besoknya ada tetangga yang memberi mereka makanan.

"Sehari bisa makan sekali saja sudah cukup. Lauknya seadanya. Kadang hanya nasi sama sambal saja," ungkap Teguh.

Keadaan semakin menjepit Teguh lantaran ijazahnya belum bisa diambil karena tunggakan SPP di SMK Kristen Simo.

Padahal dirinya berharap dengan ijazah itu ia bisa mendapat pekerjaan yang lebih baik.

"Tiga tahun saya nunggak biaya SPP di sekolah. Jadi, ijazah saya sampai sekarang belum bisa diambil. Sebenarnya, ingin bisa kerja di tempat yang lebih baik biar dapat penghasilan tetap," ujarnya.

Teguh berasal dari keluarga kurang mampu.

Source : Kompas.com

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest