Saat ditanya oleh Soeharto tentang sarannya menghadapi pemberontakan rakyat Timor Timur, Sintong Panjaitan pun langsung menyampaikan aspirasi rakyat.
Aspirasi rakyat tersebut berisikan permintaan kepada Soeharto untuk mengistimewakan wilayah Timor Timur seperti Jakarta, Aceh dan Yogyakarta.
Tak senang dengan jawaban Sintong, Soeharto pun langsung membentak Letjen TNI tersebut sampai membuatnya ketakutan.
Dilansir Sosok.ID dari Tribun Jatim, Sintong Panjaitan dan Benny Moerdani bukanlah orang sembarang di dunia militer Tanah Air.
Pada era Presiden Soeharto, Sintong Panjaitan dan Benny Moerdani adalah salah satu pejabat militer yang cukup disegani.
Kendati demikian ada momen dimana kedua pejabat militer yang paling disegani itu bersitegang hingga ceritanya masih diingat banyak orang.
Momen tersebut pun sempat kembali diceritakan Sintong Panjaitan dalam bukunya yang berjudul 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando'.
Dalam cerita itu, Sintong menulis bahwa dirinya pernah merasa amat sangat marah kepada Benny Moerdani saat Panglima ABRI tersebut diketahui menolak memakai baret merah yang menjadi ciri khas prajurit Kopassus.
Momen tersebut terjadi pada tahun 1985 pada saat upacara pemberian anugerah gelar Warga Kehormatan Baret Merah.