Follow Us

Fenomena Tempelkan Es Lilin ke Organ Kewanitaan Akibat Gelombang Panas di Eropa

Andreas Chris Febrianto Nugroho - Jumat, 26 Juli 2019 | 07:10
Fenomena Tempelkan Es Lilin ke Vagina Akibat Gelombang Panas di Eropa
Ilustrasi Es Lilin | Kompas.com

Fenomena Tempelkan Es Lilin ke Vagina Akibat Gelombang Panas di Eropa

Baca Juga: Viral Video Seorang Pria Berseragam Polisi Gelantungan di Kap Mobil Diduga Demi Hentikan Pengendara

"Kecanduan hal tersebut juga bisa berpotensi membuat iritasi area sensitif seperti organ kewanitaan yang menyebabkan peradangan dan ketidaknyamanan".

"Pada tingkat yang lebih tinggi hal itu juga bisa sangat bahaya karena es meleleh dengan sangat cepat dan akan bocor saat larut".

"Ini juga merupakan tindakan yang tidak ada gunanya karena suhu inti tubuh, termasuk organ dalam seperti organ kewanitaan, diatur oleh otak dan tidak dapat diubah oleh zat pendingin seperti es, yang paling baik akan memberikan bantuan yang sangat sementara sebelum suhunya naik lagi".

Baca Juga: Sempat Tak Lolos Masuk ITB, Anak Tukang Becak Ini Lulus dengan Predikat Terbaik dan Sukses Jadi Dosen Termuda di Untirta

"Tubuh memiliki autoregulasi tersendiri dan tidak perlu ide mengakali hal tersebut", tambahnya.

Fenomena Tempelkan Es Lilin ke Vagina Akibat Gelombang Panas di Eropa
Ilustrasi Es Lilin | Kompas.com

Fenomena Tempelkan Es Lilin ke Vagina Akibat Gelombang Panas di Eropa

Dr Sarah Welsh, salah satu pendiri merek kondom HANX, mengatakan: "Ada banyak hal yang seharusnya tidak pernah mendekati organ kewanitaan, salah satunya menempelkan es lilin di area tersebut".

"Es dapat menempel pada kulit halus organ kewanitaan dan menyebabkan trauma dan kerusakan".

Baca Juga: Tak Bisa Lunasi Utang dengan Bunga Capai Rp 30 Juta, Seorang Wanita Asal Solo Diancam Akan Dijual Paksa Pihak Peminjaman Online

"Terlebih lagi, memasukkan bahan makanan ke dalam organ kewanitaan Anda dapat menyebabkan munculnya mikroba, mengganggu keseimbangan normalnya dan memungkinkan bakteri tumbuh dan infeksi berkembang."

Sebagai gantinya, para ahli merekomendasikan untuk mengenakan celana dalam katun yang longgar dan menghindari pakaian ketat untuk mencegah timbulnya iritasi atau dermatitis.

Source : metro.co.uk, The Sun

Editor : Sosok

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest