Atas usaha Kern inilah nama Sosrokartono mulai dikenal kalangan terpelajar di Eropa.
Sosrokartono pernah diundang menjadi pembicara dalam Kongres Bahasa dan Sastra Belanda ke-25 di Gent, Belgia pada Agustus 1899.
Dia berpidato dengan judul "Het Nederlandsch in Indie", dalam bahasa indonesia artinya Bahasa Belanda di Hindia Belanda (Indonesia).
Dengan moral ketimuran ia menyampaikan pidato tersebut, bahkan seisi ruangan kongres memberikan aplause diakhir pidato Sosrokartono.
Harry A. Poeze menulis pidato Sosrokartono tersebut sebagai "penampilan terbuka pertama orang Hindia Belanda (Indonesia) di Eropa".
Maret 1908, Kartono lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana, namun rencana untuk melanjutkan studinya terganjal, banyak yang menyebut kegagalannya meraih gelar profesor karena ulah Snouck Hurgronje.
Baca Juga: Viral Video Seorang Pria Berseragam Polisi Gelantungan di Kap Mobil Diduga Demi Hentikan Pengendara
Dalam tahun-tahun di Eropa, ia juga berperan dalam pembentukan Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia kemudian) pada 1908.
Selama di Leiden Kartono belajar banyak bahasa,dalam buku Leiden Oriental Connection 1850-1940 oleh W. Otterspeer menyebut kartono setidaknya menguasai 9 bahasa timur dan 17 bahasa barat.
Bung Hatta juga pernah mengungkapkan bahwa Sosrokartono juga menguasai bahasa Grik (Yunani) dan Latin.
Pada saat perang dunia I meletus di Eropa, Sosrokartono menjadi wartawan di The New York Herald Tribune, dia menulis berita dalam empat bahasa, Inggris, Spanyol, Rusia dan Perancis.