Follow Us

Kisah Mengiris Hati Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Minta Sarapan Nasi Kecap pun Ditolak

Yoyok Prima Maulana - Sabtu, 13 Juli 2019 | 16:11
Kisah Mengiris Hati Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Minta Sarapan Nasi Kecap pun Ditolak
Youtube via Tribun Jatim

Lagi-lagi pelayan menjawab, “Nasinya tidak ada.”

Akhirnya, Sukarno berangkat ke Bogor untuk mendapatkan sarapan di sana.

Maulwi Saelan, mantan ajudan dan kepala protokol pengamanan presiden juga menceritakan penjelasan Soekarno bahwa dia tidak ingin melawan kesewenang-wenangan terhadap dirinya.

Baca Juga: Skandal Ikan Asin Belum Tuntas, Pablo Benua Justru Nambah Masalah dengan Dugaan Terjerat Kasus Penggelapan Kredit Mobil

“Biarlah aku yang hancur asal bangsaku tetap bersatu,” kata Bung Karno.

Di saat lain, setelah menjemput dan mengantar Mayjen Soeharto berbicara empat mata dengan Presiden Soekarno di Istana, Maulwi mendengar kalimat atasannya itu, ”Saelan, biarlah nanti sejarah yang mencatat, Soekarno apa Soeharto yang benar.”

Maulwi Saelan tidak pernah paham maksud sebenarnya kalimat itu.

Ketika kekuasaan beralih, Maulwi Saelan ditangkap dan berkeliling dari penjara ke penjara.

Baca Juga: Cerita Trenyuh Suami Istri, Tempuh Jarak 120 Km Supaya Dapatkan Tabung Oksigen Demi Anaknya Bisa Bernafas

Dari Rumah Tahanan Militer Budi Utomo ke Penjara Salemba, pindah ke Lembaga Pemasyarakatan Nirbaya di Jakarta Timur.

Sampai suatu siang di tahun 1972, alias lima tahun setelah ditangkap, dia diperintah untuk keluar dari sel.

Ternyata itu hari pembebasannya.

Source : Majalah Intisari

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest