Follow Us

Saat Indonesia Kirim Angkatan Perangnya ke Filipina Lakukan Operasi Militer, Para Pemimpin ASEAN Langsung Tiarap

Seto Ajinugroho - Jumat, 12 Juli 2019 | 15:02
Kekuatan tempur TNI
Nikkei Asian Review / Jun Suzuki

Kekuatan tempur TNI

Lahirlah gerakan rakyat bernama 'People's Power', mereka berdemo menuntut penggulingan rezim Marcos.

Rezim Marcos goyah, militer Filipina dibawah kepimpinan Jenderal Fidel Ramos dan Kolonel Juan Ponce kemudian melancarkan kudeta terhadap Marcos.

Ferdinand Marcos tumbang dan ia melarikan diri bersama istrinya keluar negeri.

Tampuk kepresidenan kosong, rakyat kemudian memilih Corazon Aquino (janda Benigno 'Ninoy' Aquino) sebagai presiden baru Filipina.

Baca Juga: Gagal Naik Haji Gara-gara Kesalahan Sistem, Calon Jemaah Asal Jawa Timur Akhirnya Pilih Mengurung Diri Usai 3 Kali Ikut Manasik

Tapi Corzaon juga menghadapi berbagai ancaman kudeta dan berulangkali kudeta kepadanya dilakukan namun belum berhasil.

Buntungnya lagi pemerintahan Corazon juga dirundung berbagai macam pemberontakan, jadi pemerintah melawan dua hal langsung yaki kudeta dan pemberontakan separatis.

Padahal pada tahun 1987 Filipina ketiban giliran menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-3.

Dalam KTT itu pemimpin-pemimpin negara di Asia Tenggara akan bertemu di Manila.

Namun keadaan keamanan Filipina yang acak adul tak menentu dan rawan membuat para pemimpin ASEAN enggan menghadiri pertemuan tersebut.

Alasannya jelas, keselamatan jiwa mereka terancam.

Melihat situasi ini, Indonesia prihatin namun segera mengambil inisiatif yang dianggap luar biasa oleh negara-negara ASEAN.

Source : Jejak Langkah Pak Harto : 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988, asean.org

Editor : Sosok

Baca Lainnya

Latest