Follow Us

Disergap Secara Tiba-tiba, Kisah Empat Kapal Selam Indonesia Runtuhkan Moral Para Pelaut Inggris

Seto Ajinugroho - Kamis, 11 Juli 2019 | 15:27
Kapal Selam Indonesia, KRI Cakra 401
koarmatim

Kapal Selam Indonesia, KRI Cakra 401

Sosok.ID - Mengoperasikan armada kapal selam bagi angkatan bersenjata dapat memberi efek luar biasa peningkatan pertahanan sebuah negara.

Secara, kapal selam adalah senjata strategis yang tak bisa semua negara mengoperasikannya.

Hanya dengan pengalaman, dukungan pendanaan dan mental baja bagi sebuah angkatan perang mampu membina unsur bawah laut ini menjadi senjata mematikan.

Untungnya angkatan perang Indonesia mampu memenuhi syarat diatas.

Baca Juga: Mengenal Rudy Badil, Sahabat Soe Hok Gie dan Pendiri Warkop DKI yang Terlupakan

Mengutip buku 50 Tahun Pengabdian Hiu Kencana, Konfrontasi Indonesia-Malaysia pada 1 Oktober 1963 hingga 2 Februari 1964 sedang mencapai titik didihnya.

Tak enteng bagi angkatan perang negeri ini menyongsong konfrontasi itu.

Pasalnya Malaya dibekingi 'tuan' Inggrisnya beserta antek-antek setia negeri Ratu Elizabeth.

Solo vs Squad begitu perumpamaannya.

Namun show must go on, tak peduli lawannya siapa, yang ada hanya kata siap.

Baca Juga: Perih Bukan Main, Akibat Pakai Henna Palsu Tangan Perempuan Cilik Ini Didiami Luka Menganga

Saat itu pihak Angkatan Laut Indonesia (ALRI) mengetahui bahwa Inggris akan mengirimkan armada kapal Induk untuk memperkuat posisi mereka di semenanjung Malaysia.

Untuk itulah ALRI segera mengambil tindakan.

Dilancarkanlah operasi bersandi 'Kentjana' yang berinti pada unsur kapal selam.

Maka pelaksana operasi itu adalah Satuan Kapal Selam, Korps Hiu Kencana.

Tujuan dilaksanakannya operasi Kentjana ialah mencegat armada kapal induk tersebut guna meruntuhkan moril para pelaut Inggris yang hendak menuju Malaysia dari Australia melalui selat Malaka.

Baca Juga: Sempat Tak Sadarkan Diri, Bocah 3 Tahun yang Terperosok ke Lubang Paku Bumi TAA Meninggal Dunia Usai Dievakuasi 2 Jam Lebih

Empat Kapal Selam milik Indonesia yakni, RI Pasopati, RI Tjandrasa, RI Alugoro dan RI Tjundamani kemudian dikerahkan untuk mencegat armada kapal Induk tersebut.

Belum adanya maklumat perang secara resmi antara Inggris dan Indonesia, maka operasi ini lebih ditujukan sebagai psywar untuk meruntuhkan moral para pelaut Inggris yang hendak izin melewati Selat Sunda atau Selat Lombok.

Gampangnya belum sampai ke medan pertempuran mereka sudah dicegat oleh musuh di tengah laut.

Namun tetaplah pihak ALRI harus waspada karena yang lewat ialah iringan-iringan armada kapal induk yang akan digunakan di kemudian hari untuk berkonfrontasi dengan Indonesia.

Maka berangkatlah keempat kapal selam itu menuju kedua selat yang salah satunya akan dilewati oleh armada kapal induk Inggris.

RI Pasopati dan RI Tjandrasa menjaga selat Sunda sedangkan RI Alugoro dan RI Tjundamani menjaga selat Lombok.

Rupanya armada kapal induk Inggris melewati selat lombok.

Ketika iring-iringan armada kapal Induk Ratu Elizabeth itu lewat maka muncullah secara tiba-tiba RI Alugoro dari dalam lautan, menyergap HMS Victorious dkk.

HMS Victorious
www.hmsvictoriousassociation.com

HMS Victorious

Kemunculannya mengagetkan seluruh pelaut Inggris karena armada mereka tak bisa sama sekali mengendus keberadaan RI Alugoro sebelumnya.

Jika mau bertindak nekat dan masa bodoh bisa saja kapal induk Inggris ditorpedo sampai tenggelam oleh satuan kapal selam ALRI saat itu.

RI Alugoro kemudian memberikan isyarat optis 'Bon Voyage' (Selamat berlayar) kepada kapal Induk Inggris HMS Victorious yang dijawab oleh mereka 'Thank you, same to you.'

Akibat aksi pencegatan itu armada kapal selam Indonesia menjadi momok menakutkan bagi negara-negara Asia Tenggara dan Australia karena bisa saja kapal selam Indonesia muncul secara tiba-tiba tanpa terdeteksi di perairan negara mereka.

Sedangkan untuk para pelaut Inggris, hal itu menjadi pukulan moril yang terbilang lumayan bagi mereka sebagai 'pemanasan' sebelum Inggris terlibat dalam konfrontasi Indonesia-Malaysia.(Seto Aji/Sosok.ID)

Source : 50 tahun pengabdian hiu kencana

Editor : Seto Ajinugroho

Baca Lainnya

Latest