Tak Gentar Ancaman Diserang China Gegara Bantu Taiwan, Negara Tetangga Indonesia Ini Siap Terima Konsekuensinya!

Minggu, 14 November 2021 | 16:37
USNI News

(ilustrasi) Tak Gentar Ancaman Diserang China Gegara Bantu Taiwan, Negara Tetangga Indonesia Ini Siap Terima Konsekuensinya!

Sosok.ID- Negara tetangga Indonesia, Australia tegaskan dukungannya pada Taipei di konflik antara China dan Taiwan.

Sudah bukan rahasia lagi, TiongkokmenganggapTaiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri dan harus mereka kuasai kembali.

Tetapi, Taiwan bersikukuh sebagai sebuah negara merdeka karena mereka merasa jadi negara demokrasi independen yang mendapat dukungan dari AS sejak berakhirnya Perang Saudara China pada tahun 1949.

Baru-baru ini, melalui menteri pertahanan Peter Dutton, Australia terang-terangan menyatakan akan membela Taiwan melawan China.

Baca Juga: Takut Nelangsa di Akhirat, Penduduk di Wilayah Ini Gunakan Kepala Orang untuk Mas Kawin Pernikahan

Dutton mengatakan dukungan tersebut di sela iamenjelaskan mengapa Prancis tidak segera diberitahu tentang kesepakatan kapal selam $ 90 miliar yang dibatalkan.

Dirinya pun menjelaskan alasan kenapa"tidak mungkin" bagi Australia untuk tidak mendukung AS dalam membela Taiwan melawan China, melansir Express.co.uk, Minggu (14/11/2021).

Hal tersebut menurut Dutton merupakan presentasi negaranya yakniAustralia dalam posisi kekuatan global.

Melansir dari Intisari-Online saat Dutton berbicarakepada outlet berita Australia dia berkata: "China sudah sangat jelas tentang niat mereka pada Taiwan.

Baca Juga: China Auto Genjot Tentaranya di Dekat Taiwan, Tanggapan atas AS yang Melulu Ikut Campur

“Kita perlu memastikan bahwa ada tingkat kesiapsiagaan yang tinggi.

"Kita perlu memastikan ada rasa pencegahan yang lebih besar dengan kemampuan kita, dan itulah cara kita menempatkan negara kita pada posisi yang kuat.

"Tidak terbayangkan jika kita tidak mendukung AS dalam suatu tindakan jika AS memilih untuk mengambil tindakan itu."

Selain itu, Direktur Institut Pertahanan dan Keamanan UWA, Profesor Peter Dean, mengungkapkan pendapatnya diDaily Mail Australia pada bulan Oktobersoal perang nyata China gegara konflik dengan Taiwan.

Baca Juga: Muak Konflik dengan Taiwan Ditunggangi Banyak Negara, Presiden China Peringatkan Soal Perang Besar di Kawasan Laut China Selatan, Indonesia Bagaimana?

"Anda tentu tidak dapat mengesampingkan potensi penggunaan kekuatan.

"Jika China sampai pada titik di mana mereka pikir mereka dapat mengambil Taiwan dengan paksa, menang dan sukses, dan mereka berpikir bahwa tekad AS kurang atau tidak akan cukup, mereka dapat didorong untuk mengambil risiko sesuatu yang sangat bodoh.

"Kita telah melihat mereka jauh lebih berisiko dalam beberapa tahun terakhir di bawah Xi Jinping.

"Dia menjadi lebih otoriter."

Baca Juga: AS Makin Nekat Beri Bantuan ke Taiwan, Buat China Siaga Perang Tapi Gagal Terobos Barikade Pertahanan Taipei Gegara Hal Ini!

Tak hanya itu saja, Dean menambahkan bahwa 'perang zona abu-abu' saat ini antara China dan Taiwan adalah sinyal bahwa Beijing termasuk risiko bagi keamanan dunia.

"Apa yang benar-benar dipertaruhkan oleh orang China di sini adalah insiden yang terjadi secara tidak sengaja atau seseorang memicunya.

"Risiko nyata di kawasan ini adalah kita tidak memiliki mekanisme formal yang tepat untuk mengurangi hal-hal ini.

"Orang China sangat suka berpetualang, sangat memaksa.

Baca Juga: Negara Taiwan, Terancam Jadi Kuburan akibat Perang China

"Mereka benar-benar meningkatkan tingkat risiko ke tingkat yang seharusnya tidak mereka lakukan."

Beberapa waktu lalu, China pernah mengancam akan menyerang Australia jika negara itu mendukung Taiwan.

Tekanan meningkat pada Australia dan sesama anggota 'Quad' - Jepang, India, dan AS - untuk menjaga kekuatan Beijing saat ketegangan meningkat.

Melansir Daily Mail, Minggu (9/5/2021), sebuah surat kabar propaganda China telah mendorong Beijing untuk mengebom Australia jika Canberra mendukung tindakan militer AS dalam melindungi Taiwan.

Baca Juga: Militer AS dan China Berlomba Berjalan Menuju Perang Taiwan

Hu Xijin, pemimpin redaksi The Global Times, yang dipandang sebagai juru bicara Beijing tentang kebijakan luar negerinya kepada dunia, mengatakan China harus membalas dengan 'serangan jarak jauh' jika Australia terlibat dalam potensi konflik militer atas Taiwan.

"Saya menyarankan China membuat rencana untuk menjatuhkan hukuman pembalasan terhadap Australia setelah secara militer mencampuri situasi lintas-Selat," tulisnya dalam sebuah opini .

"Rencana tersebut harus mencakup serangan jarak jauh di fasilitas militer dan fasilitas utama yang relevan di tanah Australia jika benar-benar mengirimkan pasukannya ke daerah lepas pantai China dan bertempur melawan PLA (Tentara Pembebasan Rakyat)."

(*)

Baca Juga: Terobos Zona Udaranya, Taiwan Langsung Acak-acak Jet Tempur China

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Express.co.uk, intisari-online, daily mail, Global Times

Baca Lainnya