Bocah SMP di Jawa Timur Ketakutan Buang Bayi ke dalam Sumur, Korban Pemerkosaan Kakek Renta 60 Tahun

Minggu, 12 September 2021 | 15:43
WOB

Ilustrasi pemerkosaan

Sosok.ID - Kasus pemerkosaan terjadi di Jawa Timur pada Jumat (10/9/2021).

Mengutip Kompas.com, kasus itu tepatnya terjadi di Desa Dadapan, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat sekira pukul 09.00 WIB.

Pelaku merupakan seorang kakek berusia 60 tahun.

Korban yang diperkosanya hingga hamil adalah pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Baca Juga: Bocah Disabilitas Diperkosa Sopir Angkot, Jejeritan Saksikan Wajah 8 Pelaku, Polisi: Korban Disuguhi Miras, Disetubuhi Bergilir hingga Pagi

Akibat peristiwa tersebut, korban membuang bayinya ke dalam sumur.

Kronologi kejadian bermula saat pelajar itu mengeluhkan sakit kepala dan perut.

Ia memeriksakan diri di sebuah klinik.

Tak lama kemudian korban melahirkan bayinya, yang kemudian meninggal dunia.

Berdasar pantauan CCTV, remaja itu kemudian pergi ke kamar mandi dan membuang bayinya ke dalam sumur.

Baca Juga: Digiring Oknum Aparat Keamanan ke Kantor Polisi, Gadis Remaja Ini Justru Jadi Korban Pemerkosaan di Kantor Polsek, Sampai Viral di Medsos, Begini Kronologinya!

Kejadian ini telah dikonfirmasi oleh Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, AKP Mustijat Priyambodo, Jumat (10/9/2021).

"Janin dibuang ke sumur di belakang klinik. Habis itu menghilang dari klinik," ujarnya.

Setelah ditelusuri, baru ketahuan bahwa remaja berusia 14 tahun tersebut merupakan korban pemerkosaan.

Pelaku yang memperkosanya yakni S (60) dari Kecamatan Blimbingsari.

Baca Juga: Ancaman Hukuman Mati Bagi Pelaku Pemerkosaan Korban Laudya Cynthia Bella, Tewas Dianiaya Terkubur dengan Kaki Menyembul

Kejadian pemerkosaan dilakukan pertama kali pada April 2020 lalu, ujar Kapolresta Banyuwangi AKBP Nasrun Pasaribu.

"Korban diiming-imingi dan diancam, sehingga mengakibatkan hamil dan melahirkan."

"Korban panik kemudian membuang bayinya ke sumur di praktek dokter umum ini," kata AKBP Nasrun.

AKP Mustijat Priyambodo menyebutkan pemerkosaan anak di bawah umur itu dilakukan saat kedua orang tua korban tak ada di rumah.

Baca Juga: Kisah Sadis di Balik Rumah yang Diburamkan Google Maps, 10 Tahun Tempat Penyiksaan 3 Wanita, Saksi Mata Lihat Wanita Merangkak Tanpa Busana

Melansir Surya.co.id, polisi lantas menerapkan restorative justice pada korban, atau pendekatan penyelesaian perkara yang bertujuan untuk membangun sistem peradilan pidana yang peka terhadap masalah korban dengan melihat pemulihan menyeluruh terhadap dampak buruk yang dialami.

"Untuk status hukum kami laksanakan restorative justice karena yang bersangkutan masih di bawah umur."

"Selain itu dia juga korban, sehingga kita laksanakan restorative justice dalam bentuk diversi," kata AKBP Nasrun Pasaribu, Sabtu (11/9/2021).

Baca Juga: Suka Cita Nikahi Pujaan Hatinya, Wanita Ini Berujung Hidup Penuh Derita gegara Diminta Berhubungan Intim juga dengan 2 Saudara Suaminya: Saat Melawan, Aku akan Dibakar

Cara restorative justice ddilakukan demi menyelesaikan masalah hukum sekaligus mengedepankan prinsip kepentingan terbaik bagi anak. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com, Surya.co.id

Baca Lainnya