Puing-puing KRI Nanggala-402 Berhasil Diangkat, Alami Kendala Evakuasi Bagian Anjungan Seberat 80 Ton: Slink Putus, Perlu Kalkulasi Ulang

Rabu, 19 Mei 2021 | 13:12
Kolase Kompas/Twitter

Puing-puing KRI Nanggala 402 diangkat

Sosok.ID -Puing-puing Kapal Selam KRI Nanggala-402 berhasil diangkat ke permukaan oleh tim evakuasi.

KRI Nanggala-402 berhasil ditemukan dalam kondisi terbelah di dari dasar laut perairan Bali.

Operasi pengangkatan bangkai KRI Nanggala-402 dibantu oleh sejumlah negara.

Menurut Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) TNI AL, Laksda TNI Iwan Isnurwanto, bagian-bagian kapal KRI Nanggala 402 yang berhasil diangkat di antaranya antena sm, pelindung kabel torpedo, plat badan luar, hidrofon prs, technical handbook hingga manual.

"Barang-barang apa yang sudah kita ambil? Ini sudah kita display beberapa mulai dari antena esm, kemudian pelindung kabel torpedo," kata Laksda TNI Iwan Isnurwanto dalam jumpa pers, Selasa (18/5/2021), dikutip dari Youtube KompasTV.

Baca Juga: Bukan Cuma-cuma, China Disebut Ada Maunya Saat Kirim 3 Kapal Penyelamat Sekaligus Untuk Angkut KRI Nanggala-402 dari Dasar Laut, Ternyata Ini Maksud Xi Jinping!

Setelah berhasil mengangkat puing-puing KRI Nanggala, Iwan Isnurwanto menyatakan pihaknya akan mengupayakan pengangkatan bagian-bagian besar dari KRI Nanggala-402.

Diberitakan Kompas.com, pengangkatan bagian KRI Nanggala-402 ini tidaklah mudah.

Seperti pengangkatan bagian sail section atau yang belum bisa terangkat meski posisinya sudah ditemukan.

"Sudah beberapa kali Tan Suo-2 (kapal milik China,-Red) mencoba melakukan pengangkatan sail atau anjungan. Mereka memperkirakan bahwa beratnya anjungan lebih kurang 18 ton. Diangkat dengan menggunakan slink ternyata tidak mampu, putus, sehingga mereka mengkalkulasi ulang," kata Iwan.

Sementara untuk lokasi badan kapal KRI Nanggala-402, sejauh ini juga belum bisa dipastikan.

Baca Juga: Merinding, Tentara Malaysia Nyanyikan Gugur Bunga, Penghormatan untuk KRI Nanggala-402: Dari Kami untuk Semua Rakyat Indonesia

"Secara pasti belum dapat digambarkan," tutur Iwan.

Diketahui, KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di perairan utara Bali pada Rabu (21/4/2021) saat melakukan latihan.

Setelah empat hari pencarian, KRI Nanggala dinyatakan tenggelam dan seluruh awaknya berjumlah 53 personil dinyatakan gugur.

Kapal selam buatan Jerman itu jatuh di kedalaman 838 meter.

Penampakan puing KRI Nanggala-402

Saat Tenggelam, KRI Nanggala 402 Alami Deformasi Bentuk

Laksda TNI Iwan Isnurwanto kemudian menjelaskan mengapa bagian-bagian KRI Nanggala 402 terlepas dari badan kapal dan kemudian berhasil diangkat oleh tim evakuasi.

Iwan menyatakan, saat tenggelam di kedalaman 838 meter, KRI Nanggala mengalami deformasi bentuk.

Baca Juga: Kekuatan Militernya Peringkat 15 Dunia di Atas Indonesia, Israel Jadi Bulan-bulanan Saat Roket Jadul Hamas Palestina Obrak-abrik Sistem Pertahanan Iron Dome, Begini Kronologinya!

Iwan kemudian menjelaskan apa yang dimaksud dengan deformasi bentuk.

Menurut Iwan, kapal selam di dunia hanya mampu menyelam hingga kedalaman 500 meter.

Saat kapal selam berada di kedalaman lebih dari kemampuan yang diizinkan, maka kapal itu mengalami deformasi bentuk.

"Kpal selam di dunia maksimal 500 meter untuk posisi yang tidak diizinkan menyelam lagi. Jadi kalau lebih 500 meter dia akan mengalami deformasi. apa deformasi? Misal ini aqua, ia langsung kayak kerupuk," kata Iwan.

Iwan kemudian menjelaskan mengapa KRI Nanggala pecah menjadi bagian-bagian kecil.

Baca Juga: Prajurit Israel Kocar-kacir, Tiba-tiba Jalur Gaza Dipenuhi Pasukan Baju Putih Bercahaya yang Turun dari Langit, Sempat Dihujani Tembakan Namun Tak Ada yang Tumbang, Begini Kisahnya!

"Mengapa kok sampai terjadi pecahan-pecahan begini? Ingat beratnya (KRI Nanggala-402) adalah 1300 ton. Kalau diisi penuh dengan air dan lain-lain itu kurang lebih 1450 ton, dengan kecepatan yang ada, bisa 10 meter per detik."

"Setelah 300 meter, 400 meter ia akan mengalmi deformasi bentuk. Bayangkan kalau dia menghujam ke bawah, kira kira gimana? dengan kedalamn 830 dan kecepatan anggaplah 10 meter pe detik , kira-kira gimana," beber Iwan memberi gambaran.

Karena mengalami deformasi, lanjut Iwan, bagian-bagian kapal pun akhirnya terlepas.

"Kalau deformasi, dia akan meledak. Bagiannya bisa lepas , dia akan mengkerut. Ini terjadi pada kapal kita (KRI Nanggala 402,-Red). Sudah kecepatan tinggi, deformasi, kena dasar laut, maka akan terjadi pecahan-pecahan seperti ini," pungkasnya.

(*)

Editor : Rina Wahyuhidayati

Sumber : Kompas.com, tribunnews, KompasTV

Baca Lainnya