Sosok.ID - Pelaku kejahatan, terlebih bila melakukan kekerasan terhadap ayah kandung sendiri biasanya akan dibenci masyarakat.
Tapi tidak dengan pemuda yang satu ini.
Shandi Kurniawan Pratama (23) justru dibela oleh keluarganya dan para tetangga setelah menginjak kepala ayahnya.
Akibat perbuatannya, sang ayah Nur Awan Agus Santoso (54) meninggal dunia.
Insiden perkelahian ayah dan anaknya sendiri terjadi di Jalan Sriwijaya, Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Candisari, Semarang, Jawa Tengah pada Kamis (13/5/2021) pukul 03.00 WIB dini hari.
Dilansir dari Tribun Jateng, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan perkelahian terjadi karena adanya kesalahpahaman.
"Pelaku memukul wajah korban sebanyak dua kali hingga terjatuh.
"Kemudian pelaku menginjak-injak korban sebanyak tiga kali.
"Pelaku langsung melarikan diri" terangnya, seperti dikutip dari Tribun Jateng.
Korban yang tak sadarkan diri pun langsung dilarikan ke rumah sakit.
Setelah menjalani perawatan intensif, korban akhirnya meninggal dunia pada Senin (17/5/2021).
"Setelah dilakukan olah TKP dan dilanjutkan penyelidikan awal, diketahui korban merupakan korban penganiayaan dan pelakunya dengan cepat dapat ditangkap oleh tim Resmob Satreskrim Polrestabes Semarang selang 3 sampai 4 jam kemudian," jelasnya.
Pelaku ditangkap tanpa melakukan perlawanan di rumah neneknya pada Kamis (14/5/2021) pukul 10.00.
"Barang bukti yang diamankan berupa kaus milik korban, rekaman CCTV, surat Visum RS Roemani Semarang," tandasnya.
Sementara itu, menurut pengakuan kakak kandung korban Bambang Nurwantoko, kesalahpahaman yang terjadi berkaitan dengan nota penjualan.
Ayah dan anak itu diketahui bekerja di sebuah warung penyet Lamongan.
Sang anak lah yang dipasrahi untuk menjaga warung tersebut oleh pemiliknya.
Ia kemudian mengajak sang ayah untuk bekerja bersama di warung tersebut.
Keduanya baru bekerja selama dua minggu di warung tersebut sebelum insiden terjadi.
Bambang mengatakan, korban tersinggung oleh ucapan pelaku yang menanyakan nota hasil penjualan penyet Lamongan.
"Anaknya menanyakan notane ndi entuk duit piro (notanya mana dapat uang berapa)," ujarnya saat disambangi Tribun Jateng di rumah duka, Senin (17/5/2021).
"Terus terjadi pertengkaran kemudian terjadi seperti itu," imbuhnya.
Bambang mengatakan, pelaku merupakan anak semata wayang dari koban.
Korban dan istrinya sendiri sudah bercerai.
Adapun, menurut Ketua RT setempat, Alimin, semasa hidupnya korban adalah orang yang baik.
Tetapi tidak saat korban terpengaruh minuman beralkohol.
"Kalau orangnya (korban) semasa hidupnya baik. Tapi kalau pas minum reseh dan sering ribut," katanya, seperti dikutip dari Tribun Jateng.
"Disini sering ribut. Makanya kalau dia (korban) minum warga pada tutup pintu semua," jelasnya.
(*)