Gunakan Taktik Licik, Tiongkok Bentuk Ribuan Pasukan Rahasia Demi Rebut Laut China Selatan, Vietnam dan Filipina Kena Imbas, Indonesia Bagaimana?

Jumat, 16 April 2021 | 18:23
Kolase Google Map/ Presidential Palace

Gunakan Taktik Licik, Tiongkok Bentuk Ribuan Pasukan Rahasia Demi Rebut Laut China Selatan, Vietnam dan Filipina Kena Imbas, Indonesia Bagaimana?

Sosok.ID - Sebuah pernyataan dari beberapa ahli politik Barat mengungkapkan hal mengejutkan tetang invasi Tiongkok di Laut China Selatan.

Disebut bahwa China menggunakan ribuan pasukan rahasia untuk mengendalikan kawasan tersebut.

Bahkan pasukan tersebut memiliki julukan Pria Biru Kecil atau 'Little Blue Man' ini telah menginvasi wilayah sengketa dengan Filipina baru-baru ini.

Meski demikian Beijing tetap menyangkal tuduhan yang ditujukan pada mereka.

Baca Juga: Ikuti Jejak Filipina dan Vietnam di Laut China Selatan, Indonesia Diam-diam Kerahkan Kekuatan Penuh, Kirim Kapal Selam, Kapal Tempur Hingga Jet Hadang Kenekatan Tiongkok

Melansir dari Express.co.uk, pasukan rahasia ini merujuk pada milisi maritim yang dikendalikan langsung oleh Beijing,

Milisi maritim ini terdiri dari ratusan kapal dan ribuan anggota awak yang diatur dalam armada Laut China Selatan.

Tujuannya tak lain adalah untuk menguasai wilayah terluar dari negara-negara yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.

Penamaan armada ini disebut merujuk pada warna lambung kapal yang mengacu pada Little Green Men milik Rusia.

Baca Juga: Laut China Selatan dalam Bahaya, Filipina dan AS Gencar Persiapan Turun Perang Buntut Provokasi Kapal China

Milisi maritim ini disebut merupakan bagian dari rencana ambisius Beijing untuk mengklaim teritorial mereka di Laut China Selatan.

Armada ini pun juga diklaim membawa misi militer China untuk menguasai kawasan Laut China Selatan.

Bahkan dalam sekejap milisi maritim tersebut mampu menguasai terumbu karang dan laut yang disengketakan.

Bukan tanpa alasan, hal itu karena bantuan navigasi dari militer China untuk bisa membuat milisi maritim mereka berhasil sampai pulau yang dituju.

Baca Juga: China Makin Nekat, Xi Jinping Perintahkan Ilmuwannya Lakukan Pengeboran di Laut Natuna Utara, Bagaimana Tindakan Indonesia?

Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda
Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda

Saat TNI AL Evakuasi Korban KM Alugara dengan Helikopter di Perairan Bangka Belitung.

Analis di Institut Internasional untuk Kajian Strategis (IISS) di Singapura mengatakan mereka belum pernah melihat operasi China sebesar ini sebelumnya.

Bulan lalu, lebih dari 200 kapal penangkap ikan China berkerumun di sekitar Whitsun Reef yang dikendalikan Filipina di Laut China Selatan.

"Insiden Whitsun Reef belum pernah terjadi sebelumnya baik dalam skala maupun durasinya: sejumlah besar kapal penangkap ikan China berkumpul kapan saja di satu terumbu karang Spratly, dan tinggal di sana selama beberapa minggu," jelas IISS.

Filipina menyebut kehadiran kapal-kapal itu sebagai sesuatu yang berkerumun dan mengancam.

Baca Juga: Bak Kembalikan Kejayaan Masa Majapahit, Kekuatan Maritim Indonesia Naik Pesat, Uji Coba Rudal Jarak Menengah 70 Km, Tiongkok Bakal Kicep di Laut China Selatan!

Meski diklaim telah nekat memasuki wilayah negara tetangga tanpa izin, Beijing pun tak menggubris kecaman tersebut.

"Karena situasi maritim, beberapa kapal penangkap ikan berlindung dari angin dekat Niu'e Jiao, yang cukup normal. Kami berharap pihak terkait dapat melihat ini secara rasional," jelas Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying seperti yang dilansir Express.co.uk.

Kedutaan Besar China di Manila hanya mengatakan tidak ada Milisi Maritim China seperti yang dituduhkan.

Terlepas dari penolakan ini, ada sedikit keraguan di pemerintah Barat bahwa milisi memang ada.

Baca Juga: Menuju Perang, Kapal Induk Shandong China akan Diturunkan ke Laut Lepas, Uji Cobanya bahkan Tewaskan Pilot Jet Tempur J-15

Pentagon menyebutnya sebagai Milisi Maritim Angkatan Bersenjata Rakyat (PAFMM).

Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS, mengatakan kepada CNN mengatakan bahwa Milisi Maritim Angkatan Bersenjata Rakyat tidak menangkap ikan.

"Mereka memiliki senjata otomatis di atas kapal dan lambung yang diperkuat, membuat mereka sangat berbahaya dalam jarak dekat. Juga, mereka memiliki kecepatan tertinggi sekitar 18-22 knot, membuatnya lebih cepat dari 90% kapal penangkap ikan dunia," papar Schuster.

Sebuah laporan dari kepala Angkatan Laut AS, Marinir dan Penjaga Pantai mengatakan Milisi Maritim digunakan oleh Beijing untuk menumbangkan kedaulatan negara lain dan menegakkan klaim yang melanggar hukum.

Baca Juga: Sejarah Baru! Indonesia Resmi Bangun Pangkalan Militer dengan Teknologi Canggih Demi Lawan Tiongkok di Laut China Selatan, Negara Ini Langsung Kirim Kapal Perang Untuk TNI AL!

Kenekatan China ini pun harus diwaspadai oleh beberapa negara ASEAN yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.

Tanpa terkecuali Indonesia yang juga memiliki wilayah yang langsung berhadapan dengan Laut China Selatan.

Kepulauan Natuna disebut menjadi gerbang utama menuju Laut China Selatan, begitu pula sebaliknya.

Baca Juga: Taiwan Menggertak Tembak Jatuh Drone China di Laut China Selatan: Jika Perlu Melepas Tembakan, Kami Lepaskan!

Oleh karena itu, Indonesia harus makin waspada dengan gerak-gerik kapal asing yang mencoba mendekati wilayah Indonesia.

Melansir dari Tribunnews.com, diketahui kini banyak armada perang telah disiagakan di pangkalan militer baru di Natuna Utara.

Sejumlah kapal perang, kapal selam termasuk pesawat jet tempur juga telah diparkir di wilayah tersebut. (*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber CNN, Tribunnews.com, Express.co.uk