Junta Militer Nekat Serang Warga Gunakan Serangan Udara, Ribuan Penduduk Myanmar Melarikan diri ke Thailand, Indonesia Akhirnya Ikut Bertindak

Senin, 29 Maret 2021 | 19:10
Kolase Net/CNN

Junta Militer Nekat Serang Warga Gunakan Serangan Udara, Ribuan Penduduk Myanmar Melarikan diri ke Thailand, Indonesia Akhirnya Ikut Bertindak

Sosok.ID - Junta militer Myanmar kian lama kian nekat termasuk lakukan serangan udara terbuka pada penduduk.

Bahkan hampir tiap hari korban dari warga sipil berjatuhan oleh tindakan preventif pihak keamanan.

Hal itu pun membuat warga Myanmar makin ketakutan dengan kenekatan pihak militer tersebut.

Kini ribuan penduduk pun nekat melarikan diri menuju perbatasan Thailand untuk menyelamatkan diri dari kebrutalan militer Myanmar.

Baca Juga: Aneh, Saat Militer Myanmar Bantai Warganya, Rusia Malah Jalin Kerjasama Pertahanan dengan Naypyidaw

Sekitar 3.000 penduduk negara bagian Karen, Myanmar tenggara, terpaksa melarikan diri ke Thailand setelah militer mengebom daerah yang dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata.

Sebelumnya, pada hari Minggu (28/3), militer Myanmar melancarkan serangan udara di lima wilayah di distrik Mutraw dekat perbatasan timur yang juga mencakup kamp pengungsian.

Organisasi Wanita Karen melaporkan ribuan penduduk bersembunyi di hutan dan berusaha menyeberang ke Thailand untuk mengungsi.

Organisasi tersebut menuntut tanggapan internasional terhadap kekejaman yang terjadi. Mereka berharap militer tidak dapat lagi bertindak dengan impunitas.

Baca Juga: Myanmar, Anak-anak Terbunuh di Hari Paling Berdarah sejak Kudeta, 114 Warga Tewas di Tangan Militer

Layanan Penyiaran Publik Thailand juga membenarkan adanya 3.000 orang yang telah mencapai Thailand. Namun otoritas Thailand masih belum memberikan komentar langsung.

Al Jazeera melaporkan, di kota Bago, militer menembaki orang-orang yang berkumpul untuk memperingati meninggalnya Thae Maung Maung, mahasiswa 20 tahun yang terbunuh pada hari Sabtu (27/3).

"Saat kami menyanyikan lagu revolusi untuknya, pasukan keamanan baru saja datang dan menembak kami. Orang-orang, termasuk kami, lari saat mereka melepaskan tembakan," ungkap salah seorang pengunjung rasa, seperti dikutip Al Jazeera.

Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP) pada hari Minggu juga melaporkan sebanyak 13 orang lainnya tercatat tewas dalam insiden di tempat lain di Myanmar.

Baca Juga: Makin Sadis, Junta Militer Myanmar Kini Kepergok Tembak Mati Bocah 7 Tahun yang Sedang Berlari Menuju ke Ayahnya, Begini Kronologinya!

Kelompok advokasi Myanmar itu mencatat 459 warga sipil kini telah tewas dalam hampir dua bulan sejak kudeta, sementara lebih dari 2.559 telah ditahan.

Desakan pun dikemukakan berbagai pihak termasuk Indonesia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan ucapan dukacita dan simpati yang mendalam terhadap korban dan keluarga korban dari aksi penggunaan kekerasan yang terjadi di Myanmar. Pemerintah Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan tersebut segera dihentikan.

Hal tersebut disampaikannya dalam pernyataan pers terkait perkembangan situasi terkini di Myanmar, Jumat (19/03/2021), di Istana Kepresidenan Bogor, 19 Maret 2021, yang juga ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Kabinet.

Baca Juga: Gegara Video Viral di TikTok, Myanmar di Ujung Perang Saudara Polisi dan Sipil Duel Senapan vs Pisau, Begini Kronologinya!

“Atas nama seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan dukacita dan simpati yang dalam kepada korban dan keluarga korban akibat penggunaan kekerasan di Myanmar. Dan Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan. Keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama,” ujarnya.

Baca Juga: Masih Membara, Myanmar Bak Medan Perang Karena Junta Militer Melakukan Penembakan kepada Warga Sipil

Presiden menegaskan, Indonesia juga mendesak agar segera dilakukan dialog dan rekonsiliasi untuk memulihkan demokrasi, perdamaian, dan stabilitas di negara tersebut.

“Saya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN agar segera dimungkinkannya diselenggarakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN yang membahas krisis di Myanmar,” tegas Presiden.

(*)

Tag

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber Al Jazeera, YouTube, kontan