Aneh, Saat Militer Myanmar Bantai Warganya, Rusia Malah Jalin Kerjasama Pertahanan dengan Naypyidaw

Senin, 29 Maret 2021 | 10:13
@myanmar.tatmadaw

Aneh, Saat Militer Myanmar Bantai Warganya, Rusia Malah Jalin Kerjasama Pertahanan dengan Naypyidaw

Sosok.ID - Militer Myanmar sedang disorot belakangan ini.

Karena mereka melakukan pelanggaran HAM serius saat meredakan demonstrasi menolak kudeta militer.

Namun negara seperti China malah memberikan dukungan kepada militer Myanmar agar terus berkuasa.

Bahkan kali ini Rusia ingin memperkuat hubungan militer dengan Myanmar.

Baca Juga: Inilah Penampakan Ruko Sempit Tempat Aurel dan Azriel Kecil Tinggal, Tidur Bersama Cicit Tikus hingga Lemari Baju Tak Berpintu

Hal ini diungkapkan olehWakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin.

Saat ia bertandang keibu kota Myanmar, Naypyidaw pada Jumat (26/3), Fomin menemui pemimpin junta Jenderal Senior Min Aung Hlaing.

Di sana Fominmenjelaskan jika Myanmar adalah sekutu dan mitra strategisMoskow di Asia.
Dilansir dariZvezda TVmilik Kementerian Pertahanan Rusia, Fomin kemudian berjabat tangan dan menerima medali serta pedang seremonial dari Min Aung Hlaing sebagai tanda kehormatan baginya.

Baca Juga: Nama Raul Lemos Absen di Postingan IGnya, Atta Halilintar Ramai Diprotes Netizen, Begini Reaksi KD saat Suaminya Tak Disebut Calon Mantu

"Anda, Jenderal Senior yang terhormat, ambil bagian dalam parade kami tahun lalu, parade kami memperingati 75 tahun kemenangan dalam Perang Patriotik Hebat," kata Fomin kepada pemimpin Myanmar Min Aung Hlaing.

"Dan, kunjungan kami ini adalah balasan untuk Anda," ujar Fomin, seperti dikutipTASS.

Jelas Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan Uni Eropa mengecam langkah Rusia ini.

Seperti diketahui jika Rusia adalahpenyuplai 16% persenjataan yang dipakai oleh militer Myanmar.
Yadanar Maung, perwakilan kelompok kampanye Justice for Myanmar menegaskan jika Rusia saat ini sedang mempromosikan teror yang lebih besar ke Naypyidaw.

"Rusia terlibat dalam kampanye teror militer terhadap rakyat," sebut Yadanar Maung kepadaReuters.

"Kami terkejut, para pejabat Rusia melakukan perjalanan ke Myanmar untuk melegitimasi junta militer ilegal". katanya.(*)

Sumber ; Kontan

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : kontan

Baca Lainnya