Sosok.ID - Kabar mengejutkan datang dari negara tertutup Korea Utara yang gemparkan publik dunia.
Dikabarkan empat warga negara Korea Utara baru saja dieksekusi mati oleh Kim Jong Un.
Alasan penembakan pada empat warga sipil itupun disoroti banyak orang.
Keempat warga tersebut ketahuan memiliki video yang disebut ilegal beredar di Korea Utara.
Sebuah sumber mengungkapkan eksekusi mati yang dilakukan di tempat umum itu terjadi pada awal bulan Maret ini.
Tepatnya seperti yang dilansir dari Daily NK, eksekusi mati dilakukan pada tanggal 2 Maret 2021 kemarin.
Lokasi eksekusi pun berada di tengah kota Pyongyang, atau tepatnya di Lapangan Tembak Dewon-ri di Distrik Sadong.
Keempat warga tersebut terdiri dari tiga orang pria dan seorang wanita yang dieksekusi regu tembak.
Baca Juga: Kabinet Korea Utara Tak Becus Urus Negara, Kim Jong Un Ngamuk
Pengeksekusian dilakukan oleh regu tembak di depan warga setempat dan inminban (pengawas lingkungan).
Warga sipil yang dinyatakan bersalah tersebut berasal dari Distrik Hyongjae, Pyongyang.
Orang-orang yang dieksekusi tersebut dituduh menyimpan film, acara hiburan dan program musik yang bukan dari dalam negara mereka.
Lebih tepatnya keempat tersangka dituduh memiliki video ilegal berupa acara hiburan dari Korea Selatan.
Video tersebut diduga disimpan dan disebarkan dari kartu SD hingga tersebar ke seluruh Korea Utara.
Bahkan pemerintah Korea Utara menganggap keempat tersangka itu berkelompok dan dipimpin oleh pasangan suami istri berusia 50 tahun dan 40 tahun.
Pasutri ini disebut-sebut juga menjadi salah satu orang yang membuat rokok palsu di Korea Utara.
Diketahui di Hadang-dong memang terkenal sebagai pembuat rokok palsu atau yang disebut di sana sebagai gadaegidambae.
Mereka membeli bahan baku dari pabrik rokok setempat dan mengimpor kertas rokok dari perbatasan Sino-Korea Utara.
Kemasan rokok palsu itu mirip aslinya, namun harganya setengah dari yang asli.
Awalnya, pasutri ini dicurigai oleh tetangganya sendiri lantaran membeli rumah untuk memperluas kediaman yang mereka tempati.
Selain itu pasangan ini juga diketahui membuat pabrik mini yang cukup lengkap peralatannya.
Mekera juga diketahui memiliki 30 sampai 40 karyawan di pabrik tersebut.
Kecurigaan tersebut muncul lantaran pasangan suami istri ini menurut tetangga tiba-tiba mendadak kaya raya.
Ternyata peredaran rokok tersebut dijadikan kedok oleh pasutri ini untuk bisa menyebarkan kartu SD yang berisi film drakor dan sejenisnya.
Pasutri ini kemudian dilaporkan ke Kementerian Keamanan Negara Korea Utara.
"Kasus pasutri itu dikirim dari Kementerian Keamanan Negara ke pusat komando Pyongyang, dan kemudian dua karyawan berusia 30-an yang dibayar oleh pasangan itu untuk menyalin kartu SD ditangkap," kata sumber ini.
Pihak berwenang dilaporkan menemukan sejumlah besar kartu SD buatan China di rumah pasangan itu.
Meski beralasan tak tahu asal muasal kartu SD tersebut yang mereka dapat saat mengimpor kertas rokok.
Alasan itupun tak diterima oleh pihak berwajib.
Bahkan keduanya mengaku belum pernah menonton isi video di dalam kartu SD tersebut.
Mereka hanya meyakini bila menjual barang yang ia temukan itu bakal membuat mereka kaya raya.
"Kasus itu dilaporkan ke Kim Jong Un dan mereka diperintahkan untuk dieksekusi sebagai pengkhianat bangsa," kata sumber itu.
"Pemeriksaan pendahuluan biasanya memakan waktu sekitar enam bulan, tetapi pasangan itu dieksekusi di depan umum dengan cepat untuk menjadikannya contoh," tambah sumber ini.
(*)