Sosok.ID - Sudah hampir satu tahun ini kawasan Laut China Selatan memanas oleh kegiatan militer.
Hal itu dipicu oleh tindakan China yang mengklaim sejumlah wilayah di kawasan tersebut adalah masuk teritorial mereka.
Bahkan kawasan Natuna Utara di Indonesia pun tak luput dari incara China kala itu.
Atas apa yang dilakukan oleh China di kawasan ramai itupun membuat sejumlah negara maju di dunia ikut bereaksi.
Negara-negara dengan kekuatan militer besar seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, hingga Jerman pun mengirim pasukan.
Alih-alih untuk melakukan latihan perang bersama, negara-negara tersebut diindikasikan ingin menekan kenekatan China.
Apalagi saat ini China sedang menekan Taiwan dalam hal konfrontasi wilayah yang sudah terjadi beberapa tahun terakhir.
Namun demikian, pernyataan mengejutkan diungkap bahwa China bakal terdiam untuk beberapa waktu kedepan.
Diungkapkan bahwa militer China dalam lima tahun kedepan tak akan mencoba melakukan serangan pada pihak manapun.
Hal itu diungkapkan oleh pakar politik internasional, Imogen Page-Jarrett yang menjelaskan China bakal terdiam beberapa saat.
Menurutnya China memang telah memanfaatkan situasi di tengah pandemi virus corona atau covid-19 ini.
Tiongkok disebut tengah menancapkan pengaruhnya di kawasan Laut China Selatan saat negara-negara lain sedang sibuk memerangi covid-19.
"Perkiraan inti kami adalah bahwa China dan AS tidak mencari konflik militer langsung. Meskipun kami memprediksi kedua negara akan melanjutkan latihan militer, ini sebagian besar adalah unjuk kekuatan," jelas Page-Jarrett kepada Express.co.uk.
"Kami memperkirakan hingga periode lima tahun ke depan. Sehingga dalam periode ini, kami tidak mengharapkan adanya konflik antara China dan negara-negara Asia Tenggara atau China dan AS."
Diketahui Xi Jinping sempat membuat kemarahan sejumlah negara termasuk Indonesia saat mengklaim wilayah Laut China Selatan berdasarkan sejarah.
Namun klaim itu ditolak oleh arbitrase internasional pada tahun 2016 silam lantaran tidak memiliki dasar hukum di bawah hukum internasional.
Bahkan pada saat itu, Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang langsung bertindak melawan klaim China.
"Sejak pandemi dimulai, kami telah melihat China menjadi lebih berani dan proaktif di Laut China Selatan. Saya pikir itu bukan satu-satunya contoh. Kami juga telah melihat China meningkatkan aktivitasnya di wilayah Himalaya dengan India juga. China telah memanfaatkan negara-negara lain yang disibukkan dengan pandemi untuk memajukan kepentingannya di kawasan ini," papar Page-Jarrett.
"Itu juga menjadi perhatian AS yang memiliki kepentingan strategis di kawasan itu yang berarti telah terjadi peningkatan patroli dari kedua belah pihak," paparnya.
Mengutip dari Kompas.com, kala itu Presiden Jokowi langsung turun tangan datang ke Natuna untuk melihat kesiapan armada Laut Indonesia mengamankan wilayah NKRI.
Selain itu, langkah kongkret pemerintah Indonesia untuk melawan klaim Tiongkok atas Laut China Selatan membuat Xi Jinping tak berkutik.
Melansir dari Tribunnews, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi berinisiatif merubah nama Laut China Selatan menjadi Natuna Utara untuk menghindari klaim Tiongkok.
(*)