China Getol Gelontorkan Uang Demi Menangi Semua Perang, Anggaran Militernya Naik 6,8%: Kami Tingkatkan Kesiapsiagaan!

Jumat, 05 Maret 2021 | 15:45
Zhu Xiaonan / Xinhua

Militer China

Sosok.ID - China memproyeksikan pertumbuhan belanja pertahanan 6,8% di tahun 2021.

Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 2019, di tengah ketegangan yang kian meninggi dengan AS dan negara-negara tetangga.

Dilansir Sosok.ID dari Bloomberg.com, Kementerian Keuangan pada Jumat(5/3/2021) mengatakan, pengeluaran militer diperkirakan akan naik menjadi 1,35 triliun yuan ($ 208 miliar) di tahun mendatang.

Angka tersebut, yang dirilis pada awal pertemuan tahunan Kongres Rakyat Nasional di Beijing, dibandingkan dengan proyeksi kenaikan belanja fiskal yang dianggarkan sebesar 1,8%.

Baca Juga: Diluar Dugaan, Menurut Itung-itungan Militer China Bisa Habisi Amerika

Baca Juga: Kapal Perang China Langgar Kedaulatan dengan Nekat Membobol Perairan Indonesia, MPR RI: 'Sudah Sering Kali Terjadi'

"Kami akan memberikan jaminan keuangan yang lebih kuat untuk dengan penuh semangat mendukung modernisasi pertahanan nasional dan angkatan bersenjata, dan membantu kemampuan pertahanan China meningkat sejalan dengan kekuatan ekonominya," kata Kementerian Keuangan dalam sebuah laporan.

Berdasarkan perhitungan, mengutip Bloomberg, angka anggaran pertahanan terbaru China menunjukkan belanja tahun ini akan naik 6,9%.

Baca Juga: Lawan China, Filipina Beli Rudal Maut Kembaran dengan Indonesia

Peningkatan Anggaran

Peningkatan pengeluaran pertahanan terjadi setelah China berdebat dengan India di perbatasannya dan ketika negara itu berusaha untuk memodernisasi militernya agar lebih kompetitif dengan AS dan China.

Target pertumbuhan di atas 6% untuk tahun ini, disebut jauh di bawah perkiraan para ekonom.

"Kami akan meningkatkan pelatihan dan kesiapsiagaan militer secara menyeluruh," ungkap Perdana Menteri China Li Keqiang dalam laporan tahunan kepada legislatif nasional.

"(Kami akan) membuat rencana keseluruhan untuk menanggapi risiko keamanan di semua area dan untuk semua situasi, dan meningkatkan kapasitas strategis militer untuk melindungi kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunan negara kami," lanjutnya.

Baca Juga: VideoPermainan Perang PLA China'Bocor' Saat Taiwan Mati-matian Latihan Menembak,Taktik Tempurnya Terkuak!

China terlibat dalam ketegangan dengan India atas masalah perbatasan yang berubah menjadi kekerasan pada Juni tahun lalu, ketika 20 tentara India dan setidaknya empat tentara China tewas dalam pertempuran jarak dekat.

Kematian itu menandai pertama kalinya korban dilaporkan di sepanjang perbatasan yang disengketakan sejak 1975.

AS telah menguji garis merah negara itu di Taiwan dengan kunjungan resmi dan penjualan senjata, dan ketegangan dengan beberapa negara juga memanas di Laut China Timur dan Laut China Selatan.

Ketegasan diplomatik baru-baru ini oleh Beijing muncul karena China pulih jauh lebih baik daripada negara-negara besar lainnya.

Baca Juga: Sambut Perang, AI China Siap Giling AS: Beijing Ancaman Mondar-mandir Dekade Selanjutnya!

Presiden China Xi Jinping telah berjanji untuk menjadikan negaranya sebagai kekuatan militer yang hebat dalam beberapa dekade mendatang.

Dia berjanji untuk menyelesaikan modernisasi angkatan bersenjata China pada tahun 2035 dan membangun militer kelas dunia yang mampu memenangkan perang di semua teater pada tahun 2050.

“Mempertimbangkan persepsi ancaman Beijing dan tujuan mencapai modernisasi militer pada tahun 2035, saya berharap pengeluaran pertahanan terus menjadi prioritas,” kata Meia Nouwens, rekan senior untuk kebijakan pertahanan Tiongkok dan modernisasi militer di Institut Internasional untuk Kajian Strategis.

Baca Juga: Atmosfer China-Australia Kebakaran,Biang Kerok Ini Bikin Keduanya Hampir Mustahil untuk Berteman

South China Morning Post melaporkan pada bulan Januari bahwa China berencana untuk meningkatkan gaji beberapa personel sebesar 40% tahun ini untuk memikat dan mempertahankan bakat saat mengejar tujuannya.

Angka pengeluaran militer China diawasi dengan ketat oleh AS dan pembuat kebijakan di seluruh Asia, karena ini adalah salah satu dari sedikit data resmi yang tersedia yang membantu mengukur perkembangan Tentara Pembebasan Rakyat.

China mengatakan tahun lalu bahwa pengeluaran pertahanan diproyeksikan naik 6,6%, paling lambat sejak setidaknya tahun 1991.

Analis di luar China mengatakan pengeluaran militer sebenarnya jauh melebihi angka resmi yang disajikan setiap tahun pada pertemuan legislatif, sebagian karena pengeluaran litbang tidak disertakan.

Baca Juga: Bersiap Membangkang, Partai Oposisi Taiwan Segera Temui Xi Jinping untuk Berkhianat

Pada bulan Januari, para peneliti di Stockholm International Peace Research Institute memperbarui cara menghitung pengeluaran pertahanan China untuk 2019, memperkirakan pengeluaran negara Asia itu sebesar 1,66 triliun yuan, atau 38% lebih dari angka resmi.

Itu berarti 1,7% dari produk domestik bruto negara itu untuk tahun itu, menurut institut itu, sementara AS membelanjakan 3,4% dari PDB untuk pertahanan pada 2019.

Sementara untuk India, merupakan pemboros militer terbesar ketiga di dunia, dengan angka kenaikan anggaran 2,4%. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Bloomberg.com

Baca Lainnya