Sosok.ID - Diklaim sebagai desa janda, 3.000 janda sebut para suami alami kematian yang sama gegara di harimau.
Kisah desa janda ini terjadi di sebuah wilayah di India yang mengklaim setidaknya sekitar 3.000 pria beristri tewas gegara diterkam harimau.
Tak hanya itu saja, para wanita di desa ini juga mendapat julukan sebagai "janda harimau".
Para janda ini tinggal di South 24 Parganas, West Bengal, India seperti yang dilansir dari The Irish Sun, Rabu (23/2/2021).
Desa ini pun menjadi perbincangan publik sampai ke mancanegara setelah para wanita mengaku suami mereka tewas dengan cara yang sama.
Mendiang suami para janda ini diklaim tewas setelah dianiaya sampai mati oleh harimau liar.
Hal itu terjadi saat para lelaki baik sendirian maupun bersama-sama masuk ke hutan untuk berburu makanan.
Mereka masuk hutan untuk menangkap ikan, kepiting serta mengumpulkan madu.
Presiden Forum Dakshinbanga Matsyajibi, Pradip Chatterjee, mengatakan kepada Vice News bahwa ada sekitar 3.000 wanita yang menjadi janda di desa tersebut.
Ia menambahkan, para suami di desa ini tewas karena dibunuh oleh harimau liar yang berkeliaran di sekitar desa.
Kabar serangan harimau liar pada penduduk pun juga dikonfirmasi oleh kantor berita lokal.
Setidaknya pada April 2020 yang lalu, penduduk desa melaporkan sedikitnya ada 60 kali serangan harimau di daerah itu.
Serangan itupun dikabarkan semakin meningkat ketika para pria yang merantau ke luar daerah pulang ke desa.
Kepulangan para pria dari kota-kota besar itupun dikabarkan juga meninggal dunia setelah diserang oleh harimau.
Mereka kembali pulang kampung setelah melepas pekerjaan di kota-kota tersebut untuk kembali menjadi peternak madu maupun keluar dari pekerjaan sebelumnya.
Hal itu lantaran ada tawaran yang menggiurkan menjadi pencari madu yang bisa membuat perekonomian keluarga sedikit tertolong.
Setidaknya mereka bisa mendapatkan 700 rupee atau Rp 136.000 sebagai pengambil madu dibandingkan menjadi buruh di kota-kota besar yang hanya dihargai 200 rupee atau Rp 39.000.
Oleh alasan itulah para suami di desa tersebut nekat untuk memasuki kawasan hutan terlarang yang tak jauh dari tempat tinggalnya.
Namun mereka tak menghiraukan resiko yang mengintai mereka hingga bisa menyebabkan kematian yang berasal dari serangan harimau Bengal.
Spesies harimau Bengal memang masuk dalam salah satu hewan yang hampir punah.
Dari 60.000 pekerja di hutan, Chatterjee mengatakan bahwa hanya seperempat dari mereka yang memiliki izin untuk bekerja.
Oleh karena itu, orang-orang yang tidak memiliki izin bekerja dianggap sebagai pekerja ilegal dan keluarga korban takut melapor jika ada serangan harimau yang mematikan.
"Mereka tidak meminta kompensasi karena takut akan tindakan hukum. Mereka bahkan takut melaporkan kematian,” ujar Chatterjee.
Haridasi Mandal, salah seorang janda di desa itu mengungkapkan suaminya, Haren (46) meninggal dunia pada tahun 2014 silam karena serangan harimau.
Janda lain, Sulata Mandal (35) menuturkan kisah yang hampir sama.
Suaminya tewas saat memancing di hutan belum lama ini, yakni sekitar bulan April tahun 2020 kemarin.
"Anak-anak saya membuatku berjanji untuk tidak pernah pergi ke hutan lagi. Tetapi penghasilan saya sekarang sangat sedikit dengan melakukan pekerjaan serabutan ini,” turut Sulata.
"Kecuali saya tidak menemukan pilihan lain untuk menghasilkan cukup uang untuk menjalankan rumah, saya harus kembali ke hutan," imbuh Sulata.
Menurut pemerintah India, sekitar 40 hingga 50 orang tewas akibat serangan harimau setiap tahunnya. (*)