Negaranya Justru Semakin Kacau Balau Usai Mati-matian Melepaskan Diri dari NKRI, Warga Timor Leste Ini Ngaku Lebih Baik Mati daripada Hidup Menderita di Tanah Airnya Sendiri

Selasa, 12 Januari 2021 | 10:45
intisari

(ilustrasi) Bendera Timor Leste.

Sosok.ID - Sebelum berdiri menjadi negara sendiri, Timor Leste merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tapi karena berbagai hal, Timor Leste memutuskan untuk melepaskan diri dari NKRI.

Tak mudah tentunya bagi Timor Leste untuk melepaskan diri dari NKRI.

Selain itu, membangun sebuah negarajuga bukan perkara mudah bagi Timor Leste yang pernah nyaris kacau sejak melepaskan diri dari Indonesia.

Baca Juga: Perihal Berkarung-karung Jatah Beras Bikin Perjuangan Merdeka dari NKRI 18 Tahun Lalu Nyaris Sia-sia, Timor Leste Pernah Hampir Luluh Lantak di Tangan Rakyatnya

Tahun 2002, Timor Leste secara resmi dinyatakan merdeka setelah referendum menyatakan banyak rakyat Timor Leste yang memilih melepaskan diri.

Namun tak berselang lama sejak saat itu, sebuah krisis hebat melanda Bumi Lorosae di mana rakyatnya marah dan ngamuk pada pemerintah.

Menukil Reliefweb, antara tahun 2006-2007, penduduk Timor Leste terlibat bentrokan dengn polisi dan pasukan militer bersenjata Timor Leste.

Pada saat itu situasi politik di ibu kota Dili sangat mencekam, Februari 2007, gelombang kemarahan publik terjadi secara besar-besaran.

Baca Juga: Bersebelahan dengan Indonesia, Negara Ini Disebut Berhasil Tekan Angka Penyebaran Covid-19, Tapi Justru Buat Terpuruk dan Sulit Lepas dari Cap Sebagai Negara Miskin Sampai 2030

Penduduk sipil marah besar pada pemerintah Timor Leste hingga melakukan aksi perlawanan terhadap pemerintah.

Semuanya semakin buruk, ketika Perdana Menteri Xanana Gusmao memerintahkan untuk menangkap Alfredo Reinano.

Krisis tersebut terjadi pada pertengahan 2006 hingga 2007, semua berawal dari perkara yang cukup sepele, yaitu masalah pangan.

Pemeritah Timor Leste, dipandang gagal menyediakan beras bagi rakyat Timor Leste, sehingga memicu gelombang kekerasan.

Baca Juga: Dulu Ngotot Voting Demi Bisa Merdeka Jadi Negara Sendiri, Kini Timor Leste Terima Imbasnya dan Merengek Minta Balik ke NKRI, Denny Siregar: Percaya Gombalan Austalia Sih!

Penduduk Dili yang marah berusaha menjarah 700 ton beras di gundang di ibu kota Dili.

Penangkapan Alfredo Reinado ditambah kekurangan beras, memicu babak baru kekerasan di Dili.

Penduduk Dili dan anggota partai oposisi menuduh pemerintah menahan beras dari pasar.

Dengan rencana menggunakan distribusi beras sebagai alat untuk mengamankan kemenangan Fretilin dalam pemilihan mendatang.

Baca Juga: Kebencian pada Indonesia bak Sudah Mendarah Daging, Politikus Malaysia Cemooh BJ Habibie Ingin Bubarkan NKRI karena Kasus Timor Leste

Mantan Perdana Menteri Mari Alkatiri, yang diturunkan jabatannya pada Juni 2006, menyatakan bahwa krisis beras adalah konspirasi yang dimaksudkan untuk melumpuhkan pemerintah yang didominasi Fretilin.

Anggota komunitas bisnis menyalahkan krisis pada kekurangan di pasar internasional.

Mereka menjelaskan bahwa Timor Leste adalah prioritas rendah bagi pemasok beras regional yang Memilih untuk memenuhi pesanan dalam jumlah besar baik dari Indonesia dan Filipina, di mana harga telah melonjak selama dua tahun terakhir.

Timor tidak asing dengan kerawanan pangan. Periode menjelang dimulainya musim hujan dikenal sebagai "musim lapar".

Baca Juga: 100 Ribu Warga Sampai Lari ke Perbatasan NKRI Cari Perlindungan, Timor Leste Pernah Luluh Lantak di Tangan Sosok Ini Hingga Nyaris Kehilangan Presiden

Dalam menghadapi hal ini, orang Timor mengandalkan kombinasi beras, jagung, umbi-umbian.

Pada saat itu, pemerintah memperkirakan Timor Lorosa'e membutuhkan 83.000 metrik ton beras per tahun.

Berdasarkan perhitungan hanya 90 kilogram per kapita, dibandingkan dengan angka antara 133 hingga 149 kilogram per kapita yang digunakan di Indonesia.

Dari 83.000 metrik ton yang dibutuhkan, Kementerian Pertanian menghitung produksi dalam negeri hanya 40.000 metrik ton.

Baca Juga: 80% Penduduknya Miskin dan Buta Huruf, Sebenernya Timor Leste Negara Kaya, Malaysia Ungkap Sumber Harta Diluar Minyak yang Harusnya Bisa Diolah Bumi Lorosae

Angka ini sebenarnya mungkin dilebih-lebihkan. Pada awal 1990-an produksi beras di Timor Leste melampaui 55.000 metrik ton selama empat tahun berturut-turut, tetapi kemudian turun menjadi rata-rata 41.000 metrik ton per tahun.

Namun, sejak 1999, kombinasi faktor-faktor kegagalan memelihara sistem irigasi, migrasi dari daerah pedesaan ke perkotaan.

Biaya yang tinggi untuk input, dan upah yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perkiraan saat ini sebesar 40.000 metrik ton per tahun tidak realistis.

Sementara itu, yang mengejutkan pengakuan rakyat Timor Leste adalah, stok beras di negaranya sudah kosong selama dua minggu, hingga memicu kekerasan di Dili.

Baca Juga: 18 Tahun Terus Dihantui Kemiskinan Sejak Merdeka dari NKRI, Timor Leste Habis Diporoti Pejabatnya Sendiri,Belum Dilantik Saja Sudah Terendus Jadi Koruptor

Tanpa keterbukaan yang lebih besar dari para pejabat, tidak mungkin untuk memastikan mengapa Timor Leste mengalami krisis yang parah.

Yang jelas, kekurangan beras bukanlah konspirasi yang dimaksudkan untuk mendiskreditkan pemerintah atau rencana pemerintah untuk memenangkan pemilu 2007.

Sebaliknya, semua indikasi adalah bahwa program ketahanan pangan Kementerian Pembangunan telah melibatkan kurangnya transparansi (jika bukan korupsi langsung).

Bahwa negara tidak memiliki kapasitas untuk menyalurkan beras kepada penduduk secara adil dan efisien, dan bahwa dengan mengambil beras.

Baca Juga: Tiap Tetes Peluh Perjuangan Merdeka dari NKRI Terasa Percuma, Timor Leste Nyatanya Bikin Pemudanya Kudu Minggat dari Negara Sendiri Demi Bisa Makan

Di Dili tangisan anak-anak yang kelaparan menyulut amarah, bahkan keputusasaan.

Saat kerumunan pria berkumpul di dekat National Logistics Centre, tentara Australia yang membawa senjata otomatis mendekati seorang pemuda yang tinggal di dekat situ untuk mencari informasi.

Ketika ditanya tentang situasinya, ayah muda tiga anak ini menjelaskan, "Seseorang mungkin pernah menjadi pahlawan selama perjuangan kemerdekaan, tetapi hari ini dia bisa menjadi pengkhianat."

Sambil menangis, dia berkata bahwa jika dia bisa meninggalkan Timor Leste akan lebih baik mati di tempat lain daripada hidup seperti ini di negaranya sendiri.

Baca Juga: Orang Timor Leste Ini Tuntut Indonesia Hapus Namanya dalam Daftar 'Kejahatan Serius' PBB agar Bebas seperti Wiranto, Dia Juga Pejuang Pro-Jakarta Tapi Diperlakukan Beda

Timor Leste sendiri sempat diprediksi akan bangkrut.

Setelah negara itu tercatat sebagai negara termiskin di dunia yang berada di urutan ke 152 dari 162 negara.

Daftar yang dirilis oleh United National Development Progaramme (UNDP) itu didasarkan pada sektor perekonomian Timor Leste.

(Afif Khoirul M/Intisari Online)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Intisari Online

Baca Lainnya