Baru Berusia 7 Tahun, Bocah Asal Afrika Ini Bisa Terbangkan Pesawat dengan Mulus dan Jadi Pilot Termuda, Kini Disandingkan dengan Ilmuwan, Kok Bisa?

Jumat, 25 Desember 2020 | 17:00
Handout/SCMP

(ilustrasi) Baru Berusia 7 Tahun, Bocah Asal Afrika Ini Bisa Terbangkan Pesawat dengan Mulus dan Jadi Pilot Termuda, Kini Disandingkan dengan Ilmuwan, Kok Bisa?

Sosok.ID - "Kapten" Graham Shema, sematan di depan nama bocah berusia 7 tahun dari Uganda ini memang bukan main-main.

Di usianya yang baru menginjak kepala tujuh, bocah asal Benua Afrika ini membuat kagum banyak orang.

Bahkan ia beberapa kali mewarnai pemberitaan media massa dan media sosial di negaranya.

Duta Besar Jerman dan Menteri Transportasi Uganda pun tak tinggal diam dan telah mengundang bocah ajaib ini untuk bisa bertemu.

Baca Juga: Keringat Dingin Lihat China Petantang-petenteng Masuki Zona Pertahanan Udara Dibuntuti 15 Pesawat Rusia, Korsel Langsung Kirim Jet Tempur

Bocah laki-laki ini diketahui sebagai salah satu anak cerdas.

Shema, sapaannya dikenal sebagai bocah yang gemar belajar matematika dan sains.

Tak sampai di situ, bocah yang duduk di bangku sekolah dasar (SD) ini juga sempat mengenyam pendidikan pelatihan penerbangan sebanyak tiga kali.

Ia diketahui belajar menerbangkan pesawat berjenis Cessna 172.

Baca Juga: Taktik Baru China Hadapi Kapal Selam Amerika, Gunakan Pesawat dengan Jatuhkan Bom Laut

Dengan kepolosannya, Shema pun mengatakan ingin menjadi pilot dan astronot bila sudah dewasa nanti.

Salah satu idolahnya adalah ilmuwan, Elon Musk dan berencana ingin berpergian ke Mars suatu hari nanti.

"Saya suka Elon Musk karena saya ingin belajar darinya tentang luar angkasa, pergi bersamanya ke luar angkasa dan ingin berjabat tangan," dikutip dari Kompas.com yang melansir dari DW, Kamis (24/12/2020).

Mengutip dari DW, suatu hari Shema berada di Bandara Internasional Entebbe Uganda.

Baca Juga: Taktik Operasi Brilian Soeharto, Sempat Sukses Sembunyikan Presiden Kamboja Hingga Selundupkan Ribuan AK-47 Hanya dengan Pesawat Komersial, Begini Kisahnya!

DW via Kompas.com
DW via Kompas.com

Kapten Graham Shema saat berada di dalam kokpit pesawat Bombardier CRJ900 di Bandara Internasional Entebbe, Uganda

Di sana ia diminta oleh seorang instruktur penerbangan untuk menjelaskan cara kerja mesin pesawat Bombardier CRJ9000 yang terperkir di landasan.

Meski kalah kencang dengan deru mesin pesawat yang menyala, Shema pun berusaha menjawab pertanyaan tersebut.

"Saluran mesin menyedot udara dan menyalurkannya ke kompresor, kompresor meremas udara dengan kipas, setelah meremasnya dengan kipas, mesin itu menjadi panas," kata Shema

Jawaban Shema itupun membuat takjub banyak orang lantaran mengetahui sistem kinerja pesawat.

Baca Juga: Kecolongan, Walau Dikenal Sebagai Negara Kuat, Nyatanya Ada Ribuan Pesawat Asing Susupi Rusia

Tak sampai di situ saja, ia juga mengetahui istilah-istilah yang mesin yang ada di dalam pesawat.

Bahkan lebih lanjut lantaran kecerdasannya, Shema kini diketahui telah 3 kali menerbangkan pesawat.

Shema telah terbang sebanyak tiga kali sebagai co-pilot pada Januari dan Maret sebelum pandemi menghentikan semua aktivitas.

Sejak saat itu Shema fokus pada teori dan mendalami pengetahuan penerbangan melalui video. Dia juga senang menggali wawasan terkait eksplorasi ruang angkasa.

Baca Juga: Kisah Bob Freeberg, Pilot RI-002 Berkebangsaan Amerika yang Mati di Tangan Belanda karena Mengabdi untuk Kemerdekaan Indonesia

Ternyata pengetahuan Shema mengenai seluk beluk burung besi itu tidak datang tiba-tiba.

Sang ibu menuturkan kejadian aneh semasa Shema masih bayi.

Kala Shema masih berusia 3 tahun dan sedang bermain di luar rumah, terdapat sebuah helikopter milik polisi yang terbang sangat rendah.

Saking rendahnya, atap rumah Shema sampai hancur lantaran dilewati helikopter tersebut.

"Kejadian itu memicu sesuatu di benaknya," kata ibu Shema, Shamim Mwanaisha.

Baca Juga: Ramalannya Jarang Meleset, Mbak You Ungkap Terawangan Tahun 2021, Singgung Soal Dua Insiden Pesawat: Ada Lambang Warna Merah dan Biru

Sejak saat itu, Shema terus bertanya-tanya tentang bagaimana pesawat bekerja, katanya.

Tahun lalu, sang ibu menghubungi akademi penerbangan lokal ketika Shema mulai mempelajari tentang suku cadang pesawat dan kosakata penerbangan.

Baca Juga: Belum Juga Injak Bulan Desember, Nasib Buruk Disebut Bakal Kembali Menimpa Indonesia di Tahun 2021, Mbak You Ramal Ada Kecelakaan Pesawat Cukup Mengejutkan

Setelah lima bulan kursus, Mwanaisha membayar praktik terbang untuk putranya.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, DW

Baca Lainnya