Kaki Prajurit Kopassus Putus Membusuk Disiksa Tentara Belanda, Sudah Setia Tapi Dipecat karena Cacat Fisik Amputasi, Kehebatannya Terpatri dalam Sejarah NKRI

Sabtu, 21 November 2020 | 19:42
Berita militer via sripoku.com

Kisah Agus Hernoto, prajurit Kopassus berkaki satu.

Sosok.ID- Kopassus merupakan pasukan khusus yang berada di bawah TNI AD.

Ada banyak kisah heroik terkait prajurit Kopassus.

Salah satunya kisah seorang prajurit Kopassus yangkehilangan satu kakinya akibat pertempuran.

Beberapa tahun setelah pertempuran, ada aturan tentang penghapusan tentara yang mengalami cacat.

Baca Juga: Dikenal Sebagai Salah Satu Pasukan Elite Dunia, Prajurit Kopassus Pernah Tak Berkutik Saat Dikepung Suku Pedalaman di Papua Hingga AK-47 Mereka Tak Berdaya

Kisah tentang legenda Kopassus itu bernama Agus Hernoto, kawan seperjuangan Benny Moerdani.

Rekan sekaligus atasanAgus Hernoto di pasukan elite TNI, Benny Moerdani, berusaha membelanya mati-matian di depan pimpinan.

Tapi apa mau dikata, akhirnya dua prajurit RPKAD (sekarang Kopassus) itu malah dimutasi.

Agus Hernoto merupakan seorang prajurit RPKAD yang kehilangan kaki saat pertempuran di pedalaman Papua, pada pertengahan 1962. Dia satu di antara komandan di lapangan.

Baca Juga: Susah Payah Wujudkan Impian Mendiang Ayahnya, Sosok Pemuda Ini Kini Tertantang Masuk Kopassus, Kadispen TNI AD: Temui Saya Kalau Sudah Baret Merah

Pasukannya terlibat kontak senjata hebat melawan Belanda.

Dalam kondisi terluka parah pada bagian punggung dan kaki kiri, Agus menjadi tawanan Belanda di Sorong, Papua.

Agus mendapat penyiksaan, namun tidak secuil informasi bocor dari mulutnya. Prajurit Kopassus ini tetap bertahan dalam kondisi fisik parah.

Tetap menyimpan informasi terkait operasi besar-besaran yang dipimpin Benny Moerdani.

Baca Juga: Diundang kePentagon, PrabowoBanjir Kecaman Amnesti Internasional dan 6 Kelompok HAM atas Tragedi98 serta Perang Timor Timur

Kakinya membusuk

Karena tak mendapat pengobatan memadai, kaki kirinya membusuk dan mengeluarkan belatung.

Kesetian itu membuat kaki kiri Agus Hernotodiamputasidengan peralatan medis seadanya.

Kisah Agus Hernoto itu dituliskan di buku Legenda Pasukan Komando: Dari Kopassus sampai Operasi Khusus, Penerbit Buku Kompas.

Baca Juga: Geser Posisi Kopassus di Jajaran Pasukan Tempur Terhebat di Dunia, Begini Taktik Perang LLR Filipina yang Hingga Mampu Geser Baret Merah Indonesia

Dari masa Orde Lama hingga Orde Baru, anggota Kopassus ini mengabdi.

Daya juang Agus Hernoto sangat tinggi, meski kehilangan kakinya saat memimpin Operasi Benteng I pembebasan Irian Barat.

Agus merupakan anggota pasukan Kopassus yang berkaki satu yang dikenal begitu menjiwai motto "berani-benar-berhasil", bahkan setelah dia tidak bergabung lagi dengan Kopassus.

Meski kehilangan kakinya karena setia, Agus didepak dari RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) lantaran kondisi fisiknya.

Baca Juga: Diam meski Ditempeleng Aparat, Pedagang Durian Ini Justru Sukses Terobos Lingkaran GAM, Terkuak Ternyata Anggota Kopassus yang Bahkan Ditembaki Prajurit TNI

Kisah kehilangan kaki itu terjadisaat ia memimpin Operasi Benteng I. Saat itu, kakinya tertembak tentara Belanda.

Anak buahnya berusaha membopong dan menyelamatkanya. Namun, di situasi kala itu, Agus memilih jalannya sendiri.

Dia tetap berada di medan pertempuran, hingga akhirnya tertangkap dan ditawan tentara Belanda. Pasukan Belanda memperlakukan Agus sesuai konvesi Jeneva.

Agus dirawat hingga sembuh, tapi kakinya terpaksa diamputasi, mengingat luka tembaknya sudah membusuk. Agus masih hidup dan Irian Barat akhirnya jatuh ke tangan Indonesia.

Baca Juga: Bukti Militer Kita Bukan Kaleng-kaleng! Aksi Spektakuler Ini Buat Kopassus Masuk Jajaran Pasukan Paling Mematikan di Dunia, Setara dengan US Navy Seal

Disingkirkan dari RPKAD

Setelah perjuangan itu, kabar buruk kemudian menghampiri.

Pada akhir 1964, diadakan sebuah pertemuan perwira RPKAD membahas penghapusan tentara cacat dari RPKAD. Agus termasuk di dalamnya.

Keputusan itu sempat diprotes atasan Agus, Benny Moerdani.

Alih-alih mendapat persetujuan, Benny justru dimutasi ke Kostrad karena dianggap membangkang. Sedangkan Agus tetap dikeluarkan dari RPKAD.

Baca Juga: Ilmu Hantu Prajurit Kopassus, Buat US Army Geleng-geleng Kepala

Sekeluarnya dari Kopassus, Agus sempat bergabung dengan Resimen Tjakrabirawa atau Pasukan Pengawal Presiden RI Soekarno.

Dijelaskan dalam buku 'Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami' karya Bob Heryanto Hernoto, Agus kemudian ditarik Benny Moerdani untuk bergabung di unit intelijen Kostrad.

Sejak itulah, Agus melanjutkan karier militernya di dunia intelijen.

Mengutip dari Kompas.com, Agus dan Benny lalu bergabung dengan Operasi khusus (Opsus) yang dipimpin oleh Ali Moertopo.

Baca Juga: Pasukan Khusus Kopassus Bisa Bikin Pentagon Ngacir Ketakutan, Berbekal Ilmu Debus Kebal Tusukan Parang AS Langsung Gelagapan

Keduanya bertanggung jawab langsung kepada Presiden Soeharto. Di dalam Opsus, Agus menjadi orang kepercayaan Ali dan Benny.

Bahkan, siapa pun yang ingin bertemu dengan Ali dan Benny harus melalui Agus, sehingga muncul ungkapan "Agus itu Opsus. Opsus itu Agus".

Di dalam Opsus Agus bertugas menjadi semacam Komandan Detasemen Markas atau Dandenma yang mengatur segala hal terkait operasi-operasi opsus.

Dia juga terlibat dalam berbagai operasi Opsus di Irian Barat dan Timor Timur.

Baca Juga: Tentara Zionis Semena-mena Gempur Palestina, Tapi Tak Jarang Jatuh Dipecundangi Indonesia, Ini Alasan TNI Lebih Unggul dari Militer Israel!

Terima Bintang Sakti

Agus juga sempat mendapat penghargaan Bintang Sakti dari pemerintah setelah ada kesaksian akan keberaniannyaketika berhadapan dengan tentara Belanda saat ditawan.

Tak banyak prajurit meraih penghargaan tertinggi di militer ini. Hanya mereka yang menunjukkan sikap luar biasa dalam tugas negara yang pantas menyandangnya. Agus satu diantaranya.

Malahan, Presiden Soeharto disebut-sebut selalu mengingat Agus.

Setiap mereka bertemu, Soeharto pasti selalu menanyakan kondisi kaki Agus.

(Duanto)

(Artikel ini telah tayang diTribunjambi.comdengan judul "Kopassus Berkaki Satu Dikeluarkan, Jenderal TNI Bela Mati-matian hingga Banting Baret"

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Tribun Jambi