Menolak Kenyataan? Trump Ngotot Pertahankan Klaim sebagai Pemenang Pilpres AS, Meski Faktanya Telah Dikalahkan Joe Biden

Minggu, 08 November 2020 | 15:13
whitehouse.gov

Jika Trump Kalah Pilpres dan Tak Mau Turun dari Kekuasaan Kongres Amerika Serikat Akan Bertindak

Sosok.ID - Pemilihan Presiden Amerika Serikat berlangsung sengit.

Masing-masing kandidat bahkan telah mengklaim kemenangan sebelum pengumuman pemenang secara resmi dipublikasikan.

Tapi kini pemenang Pilpres AS sudah resmi diumumkan dan Joe Biden lah yang terpilih.

Kendati demikian, Donald Trump bersikukuh bahwa dia masih menjadi pemenang Pilpres AS, meski kenyataannya Joe Biden mengalahkannya.

Baca Juga: Sejengkalpun Tak Bakal Tinggalkan Singgasananya, Trump Dikabarkan Membentengi Diri dan Menolak Keluar dari Gedung Putih jika Biden Menang Pemilu AS

Dalam kicauan pertamanya sejak bermain golf di Virginia, sang presiden menuduh pemilu dicurangi dan menyebut suara yang dikumpulkan Biden tidak sah.

Dia menulis bahwa pengamat pemilu tidak diperkenankan masuk ke ruang penghitngan.

"Saya menang Pilpres AS ini. Mendapat 71 juta suara legal," kata dia.

"Hal buruk terjadi ketika pemantau dilarang masuk. Tak pernah terjadi sebelumnya. Jutaan mail-in ballots dikirim ke warga yang tak menginginkannya," lanjutnya.

Baca Juga: Sama Saja dengan Trump, Biden Klaim Menangkan Pemilihan Meski Suara Masih Dihitung, BedanyaIa Memang Unggul, Republik Tidak

Baca Juga: Suka Tidak Suka, Bagi Indonesia Akan Lebih Menguntungkan Jika Trump Terpilih Kembali, Kenapa?

Trump kemudian mengunggah kicauan lain yang berbunyi: "71.000.000 suara legal. Paling tertinggi sepanjang sejarah kepresidenan."

Pada saat dia mengunggah kicauan itu, petahana mendapatkan 70,356,821. Sementara Joe Biden memperoleh 74,523,535 surat suara.

Komentar presiden 74 tahun itu muncul setelah Biden, berdasarkan proyeksi media AS, memperoleh kemenangan di Negara Bagian Pennsylvania.

Dilansir Sky News Sabtu (7/11/2020), dengan demikian Biden berhak atas 20 suara elektroal dan melampaui target 270 untuk melenggang ke Gedung Putih.

Baca Juga: Nasib Laut China Selatan Jika Joe Biden Menang, Kebijakan Trump Bakal Diobrak-abrik? 'Konflik Aktual' Akan Segera Datang

Ketika kemenangan mantan Senator Delaware itu diumumkan, sang presiden dilaporkan pergi ke Sterling, Virginia, dan bermain golf.

"Trump, kemasi barangmu dan pergi. Engkau sudah tamat!" seru Tracy Haag, salah satu massa yang memadati jalan ketika iring-iringan presiden ke Sterling.

Di ujung jalan, pendukung Biden menyanyikan lagu Kiss Him Goodbye (bagian na-na-na-na, hay-hay-hay).

Sementara massa petahana membalas dengan nyanyian God Bless Trump.

Baca Juga: Main Kotor Klaim Sudah Menang, Trump Ngotot Jika Kalah Joe Biden Pasti Lakukan Kecurangan, 'Skenario Kiamat' yang Ditakuti Sedang Terjadi

Haag mengatakan, keinginan Trump untuk mengajukan gugatan merupakan sebuah bentuk pemborosan baik waktu maupun uang publik AS.

"Joe Biden telah menang. Dia mempunyai mandat. Dia sudah mendapatkan suara elektroal lebih banyak dibanding pencapaian Trump di 2016," ujar dia.

Berdiri di samping Haag adalah Barbara Moore, perempuan 65 tahun yang berprofesi sebagai juru transkrip pengadilan di Arlington, Texas.

Dia mengaku senang karena kelelahan yang dihadapi publik setiap hari, di mana presiden mereka melakukan misogini dan penghinaan sudah selesai.

Baca Juga: Jika Trump atau Biden Tidak Menang, Amerika akan MencetakSejarah Mimpi BurukPemilu AS, KekacauanKonstitusi LebihNgeri dari Era George Bush Bisa Terjadi

Presiden ke-45 AS tersebut menghabiskan waktu selama empat jam bermain golf sebelum kembali ke Gedung Putih.

Mengacungkan dua jempol kepada pendukungnya di jalanan.

Sekembalinya ke Gedung Putih, presiden dari Partai Republik itu jelas bakal mendengarkan dengan jelas sorakan massa Biden dari balik pagar.

Manajer kampanyenya, Bill Stepien, dalam konferensi pers menyerukan agar mereka "bersiap-siap" jika saja Trump memerintahkan untuk bertindak.

Baca Juga: Jika Trump Kalah Pilpres dan Tak Mau Turun dari Kekuasaan Kongres Amerika Serikat Akan Bertindak

Itulah yang diyakini oleh Wally Bunyea, pensiunan tentara berusia 72 tahun asal New York.

Dia yakin Pilpres AS ini sudah dicurangi.

"Kami akan bertarung demi kebebasan dan pemilu yang adil. Tentu kami akan mengaku kalah. Namun saat ini terdapat ketidakadilan," tegasnya.

(Ardi Priyatno Utomo)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Masih Bersikukuh bahwa Dialah Pemenang Pilpres AS"

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya