Bertemu dengan Dosen-dosen Seluruh Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan Ngamuk Gegara Masih Banyak Barang Barang Buatan Luar Negeri di Tanah Air: Gantungan Baju pun Impor!

Sabtu, 24 Oktober 2020 | 17:30
Dokumentasi Humas Kemenko Kemaritiman dan Investasi

Bertemu dengan Dosen-dosen Seluruh Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan Ngamuk Gegara Masih Banyak Barang Barang Buatan Luar Negeri di Tanah Air: Gantungan Baju pun Impor!

Sosok.ID - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan kembali jadi buah bibir.

Salah satu menteri dari kabinet Indonesia Maju ini melakukan pertemuan dengan dosen-dosen seluruh Indonesia via virtual.

Pertemuan tersebut ditayangkan secara virtual oleh Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).

Dalam pertemuan ini, Luhut pun mengungkapkan keprihatinannya atas apa yang terjadi di dalam negeri.

Baca Juga: Jokowi Putuskan Tak Ada Larangan Mudik di Tengah Wabah Virus Corona, Luhut Panjaitan Singgung soal Sikap Rakyat: Kalau Dilarang pun Tetap Mudik

Salah satunya mengenai perdagangan di tanah air terutama barang-barang dagang yang masuk ke Indonesia.

Dan yang paling membuat Luhut heran hingga menyiratkan kegeraman adalah barang-barang sederhana yang dipakai masyarakat Indonesia.

Menurut Luhut, apa yang terjadi di Indonesia kini harus jadi perhatian serius.

Termasuk dalam penyediaan barang kebutuhan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Ekonomi Masih Stabil, Luhut Tak Lelah Ingatkan Agar Indonesia Jaga Hubungan Baik dengan Tiongkok: China Itu Negara Soft Power yang Punya Dampak!

Purnawirawan TNI tersebut mengatakan bahwa seharusnya Indonesia bisa menyediakan barang-barang kebutuhan masyarakat yang sifatnya sederhana, seperti gantungan baju.

Tingkat impor barang di Indonesi yang cukup besar itu jadi sorotan Luhut agar bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah dan pakar.

"Misalnya kita masih mengimpor, Anda bisa bayangkan gantungan baju kita masih impor. Saya bilang sama LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), ngapain itu impor-impor semua. Suruh saja bikin di dalam negeri. Itu kan bukan rocket science. Kenapa enggak bisa?" ucapnya yang dikutip dari Kompas.com, Jumat (23/10/2020).

Baca Juga: Ngumpulin Follower Sampai Live Telanjang di Medsos, Bidan di Lahat Diciduk Polisi, Uang Belum Dikantong Sudah Keburu Diamankan Aparat

Lebih lanjut, kata Luhut, Indonesia juga selama ini kerap tergantung dengan sumber daya alam selama puluhan tahun.

Maka dari itu, pemerintah berupaya mengurangi eksploitasi alam.

"Kekayaan alam kita selalu bergantung selama puluhan tahun, nah kita enggak mau lagi seperti ini. Kita mau menambah value added, menciptakan lapangan kerja, teknologi, kemudian juga pajak dan value added pada kita semua," katanya.

Baca Juga: Luhut Kaget Bank Dunia Umumkan Ekonomi Indonesia Menguat, Sri Mulyani Sempat Singgung Butuh Waktu 23 Tahun, Apa Untungnya Naik Status?

Tak Sampai di situ saja, Luhut membeberkan bahwa banyak kementerian atau lembaga yang jor-joran dalam membeli barang dari luar negeri.

"Jadi kita punya dana Rp 200 triliun buat program pembelanjaan seperti ini. Banyak oleh kementerian/lembaga (K/L) hanya impor saja, tidak menggunakan produk dalam negeri. It's take of live, jadi kesempatan ini kita lakukan semua," ujarnya.

Kini seperti apa yang disampaikan oleh Luhut, bahwa pemerintah sedang berupaya menekan pembelanjaan barang dari luar negeri.

Baca Juga: Kabar Baik! Luhut Binsar Sampaikan Berita Positif Bagi Rakyat Indonesia di Tengah Pandemi Corona

Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi aktivitas impor.

Salah satunya dengan menggalakan gerakan belanja produk dalam negeri.

Ada pula cara lain yang dilakukan yakni dengan mengolah kekayaan alam seperti batu bara agar dikelola oleh pihak dalam negeri.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah tersebut juga diungkap Luhut sebagai salah satu cara menciptakan lapangan kerja.

Baca Juga: Promotor Sebut Luhut Kalah Debat dengan Rizal Ramli dan Soroti Sikap Menko Kemaritiman: Kalau Nggak Ngerti Nggak Usah Ngomong

Setidaknya Luhut mengungkapkan setiap tahunnya pemerintah harus bisa menciptakan 2,9 juta lapangan kerja.

Baca Juga: Luhut Pandjaitan Minta Maraknya Kapal Asing Masuk Indonesia Jangan Dibesar-besarkan, TNI Tetap Terjunkan 600 Personel Hingga 5 KRI ke Laut Natuna, Jokowi: Tak Ada Kompromi!

"Kita lakukan reformasi untuk membuat Indonesia lebih efisien, menciptakan 2,9 juta lapangan kerja setiap tahun seperti yang dilakukan Pak Presiden kemarin itu. Jadi semua itu kadang banyak yang tidak melihat dan berpikir ini semua salah. Jadi ini data yang saya sampaikan semua," katanya.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Kompas.com, YouTube

Baca Lainnya