Rasakan Sendiri 2 Kali Disuntik Vaksin Covid-19, Ridwan Kamil Bawa Berita Buruk: Sesuatu yang Tidak Enak Didengar..

Jumat, 02 Oktober 2020 | 16:13
Sonora/Indra Gunawan

Gubernur Jabar Ridwan Kamil Saat Memaparkan Pelanggar Prokes Di Jabar, Senin (28/9/2020)

Sosok.ID - Vaksin Corona di Indonesia memang sedang dalam masa pengujian.

Salah satunya yang menjadi relawan adalah Ridwan Kamil yang secara sukarela sebagai pemimpin siap menerima uji coba vaksin tersebut.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil baru saja menyelesaikan kunjungan keempat rangkaian tes uji klinis vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda di Kota Bandung, Rabu (30/9/2020).

Pria yang akrab disapa Kang Emil ini diketahui mengikuti tes vaksin lanjutan bersama Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, Kepala Kejati Jabar Ade Eddy Adhyaksa, dan Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi.

Baca Juga: Anies Baswedan Sindir Jokowi Soal Vaksin Covid-19: di Amerika Baru Siap Kuartal Ketiga 2021, Indonesia Lain Cerita

Dalam kesempatan itu, Ridwan Kamil mengingatkan warga agar mempersiapkan mental untuk berada dalam masa pandemi, yang menurutnya, masih akan berlangsung setidaknya hingga tahun depan.

Meski produksi vaksin kemungkinan dipercepat, menurut dia, proses vaksinasi diperkirakan akan memakan waktu hingga akhir 2021.

Ini berarti, masyarakat baru bisa hidup normal pada 2022.

"Sesuatu yang tidak enak didengar. Tapi saya menyampaikan agar kita bersiap dengan proses yang panjang ini dari eksperimen, testing, produksi, distribusi, produksi, penyuntikan, dan lain-lain, kita doakan itu," ujarnya.

Baca Juga: Bersiaplah! Covid-19 Bukan Akhir dari Pandemi Dunia, WHO: Tak Ada Vaksin hingga Pertengahan Tahun 2021!

Ridwan Kamil menjelaskan kunjungan yang ke-4, atau dalam istilah medis disebut Visit 3 atau V3 itu adalah pengambilan darah dari para relawan, setelah dua kali penyuntikan dosis vaksin dilakukan.

"Setelah dua kali disuntik vaksin, seharusnya darah kami ini bereaksi. Setelah dua minggu ini bereaksi, yang harapannya adalah peningkatan antibodi, sesuai yang diharapkan ya mendekati 90% sehingga bisa dikategorikan yang kita sebut dengan memiliki imunitas terhadap Covid-19," kata Kang Emil.

Kang Emil juga mengatakan, pengambilan darah ini tidak bisa hanya dilakukan sekali, tapi dua kali.

Pengambilan darah yang kedua rencananya akan dilakukan bulan Desember 2020.

Baca Juga: Ditolak Warganya Sendiri, Disambut Indonesia, Soal Vaksin Corona Buatan China: Kenapa Rakyat Kita Jadi Kelinci Percobaan?

"Pengambilan darah yang kedua itu final. Setelah itu akan diteliti kemungkinan hasil akhirnya. Mohon doanya bahwa pengambilan darah pertama hasilnya bagus, dan pengambilan darah kedua Desember nanti juga hasilnya bagus, mengkonfirmasi kesuksesan vaksin," katanya.

Seharusnya, kata Kang Emil, baru setelah Desember itu akan ada dua kemungkinan, yakni mulai produksi vaksin atau tidak.

Berdasarkan prosedurnya, setelah Desember masih ada tiga bulan, sampai Maret, untuk pengecekan dampak kesehatan dari peserta uji klinis vaksin.

"Tapi karena urgensi dan emergensi Covid-19 ini luar biasa, kemungkinan sampai Desember ada kesimpulan.

Baca Juga: Hadi Pranoto yang Diklaim Anji sebagai Pakar Mikrobiologi Pernah Bikin Gondok Ridwan Kamil karena Gelar Hajatan Undang Rhoma Irama di Tengah Corona

Kalau kesimpulannya baik, sambil berproses menuju Maret mungkin produksi vaksin yang kita lakukan bisa kita mulai di Bio Farma," katanya.

Emil mengatakan memang sudah ada merek vaksin-vaksin lain yang akan datang ke Indonesia, tapi jumlahnya terbatas dan tidak diproduksi di dalam negeri.

Itu sebabnya, dari semua vaksin yang ada ini, yang paling bisa diandalkan adalah yang diproduksi di Bio Farma.

"Diproduksi di dalam negeri dengan jumlah kapasitas sesuai yang kita harapkan, dengan puluh atau ratus juta, dikali dua kali suntikan.

Baca Juga: Nama-nama Beken Seperti Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo Tak Masuk Daftar, Presiden Jokowi Puji 5 Gubernur Berkinerja Baik Atasi Covid-19, Siapa Saja?

Saya juga sudah memonitor dan mendukung pemerintah pusat, sedang melakukan simulasi distribusi logistik karena Tanah Indonesia yang berkepulauan ini kunci tantangan ada pada distribusi logistik.

Setelah distribusi logistik kita doakan proses penyuntikannya juga bisa berlangsung tidak terlalu lama," katanya.

Jubir Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Rodman Tarigan, mengatakan vaksin Covid-19 yang tengah diuji klinis baru bisa diproduksi dan diberikan kepada masyarakat setelah melewati rangkaian uji klinis fase 3 dan diizinkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Baca Juga: Rusia Selicik China, Berupaya Guncang Dunia dengan Kabar Bohong Vaksin Corona Demi Menang Tanpa Berperang, Inggris Murka!

"Tim uji klinis bekerja sudah ada timeline-nya. Keputusan untuk izin edar, ada di BPOM," kata Rodman melalui ponsel, kemarin.

Per 30 September 2020, katanya, uji klinis fase 3 vaksin buatan Sinovac Biotech ini sampai pada tahap kunjungan keempat atau Visit 3 (V3).

Sejauh ini, ujarnya, sebanyak 1.447 relawan sudah menjalani kunjungan pertama atau V0 berupa skrining.

Relawan yang menjalani V1 atau vaksinasi pertama sebanyak 1.089 relawan, relawan yang menjalani V2 atau vaksinasi kedua sebanyak 650 orang, dan sebanyak 110 relawan sudah melaksanakan V3 atau pengambilan darah setelah pemberian vaksinasi kedua.

Baca Juga: Setengah Juta Ikan Hiu Terancam Mati Demi Akhiri Pandemi Covid-19, Perusahaan Obat Ramai-ramai Incar Bagian Ini untuk Buat Vaksin Virus Corona

Sementara itu, diketahui vaksin sendiri adalah produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.

Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.(Anjar Saputra)

Artikel ini telah tayang di Gridhealth dengan judul Kesaksian Ridwan Kamil Usai Dua Kali Disuntik Vaksin Covid-19; 'Seharusnya Darah Kami Bereaksi'

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Gridhealth

Baca Lainnya