Bicara Soal Perdamaian Dunia di Sidang PBB, Rocky Gerung Minta Jokowi Berkaca: Itu Paradoksnya di Situ!

Senin, 28 September 2020 | 20:00
Tribunnews/Irwan Rismawan

Presiden Jokowi.

Sosok.ID - Akademisi Rocky Gerung menyoroti isi pidato yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam sidang umum PBB yang ke-75.

Rocky menyinggung tentang kalimat yang disampaikan Jokowi kepada PBB.

Dilansir dari Tribunnews.com, orang nomor satu di Indonesia itu sempat mengingatkan PBB tentang pentingnya menjaga perdamaian dunia.

Sebab perang dinilai tak akan memberikan keuntungan apa-apa bagi dunia.

Baca Juga: Gibran Rakabuming Raka Punya Hutang Rp 895 Juta, Putra Jokowi: Yang Penting Nyicilnya Lancar

Presiden Jokowi juga meminta agar PBB berbenah diri, melakukan reformasi, revitalisasi, serta efisiensi.

"PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers, termasuk pada saat terjadinya krisis.

"PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global," ucap Jokowi dalam pidatonya.

Mengutip TribunWow.com, ucapan Jokowi dianggap Rocky Gerung sebagai paradoks, di mana Indonesiadinilai Rocky masih terpecah belah, namun Presiden memberi wejangan kepada PBB.

Baca Juga: Pidato Keren Jokowi di Sidang Umum PBBDinilai Tak Sinkron dengan Perbuatannya untuk Indonesia, Ini Buktinya

Rocky pun menilai, kurang tepat jika Jokowi menyinggung soal konflik antar negara.

Sedangkan menurutnya konflik di Tanah Air terkait perdamaian juga tak kalah seriusnya.

"Prinsipnya berbenah diri jangan hanya gedungnya yang dipameri, coba lakukan sesuatu supaya dunia ini damai aman," ujar Rocky Gerung seolah menirukan saran Jokowi kepada PBB.

"Karena mereka juga diam-diam mengatakan sebetulnya ya yang musti berbenah diri adalah Presiden Jokowi, jangan cuman majang di Istana, tetapi bangsanya divided," imbuhnya.

Baca Juga: Sekeranjang Bunga Dikirim Jokowi untuk Kim Jong Un: Mohon Terima, Yang Mulia...

Menurut Rocky, ketimbang kedamaian dunia, Jokowi harus lebih serius membenahi perdamaian di nasional.

Sebab dalam kacamatanya, tindak kekerasan setiap hari hampir sering terjadi di Indonesia.

"Negeri ini terpecah belah, tapi presiden ingin agar supaya PBB itu mengakrabkan dunia itu dari potensi kekerasan," kata Rocky Gerung.

"Lha negara ini tiap hari mengalami kekerasan, karena orang gila, karena radikalisme dianggap sebagai bahaya laten, karena KAMI diserang terus," ungkapnya.

Baca Juga: 2 Kali Jadi Wapres, JK Beber Beda Cara SBY dan Jokowi Ambil Keputusan, Yang Satu Lebih Cepat, Lainnya Doyan Rapat

Ia lantas meminta Kepala Negara untuk berkaca terhadap kondisi bangsa yang dipimpinnya sebelum mengkritik tataran sekelas PBB.

"Jadi Presiden enggak bisa nangkap bahwa di dalam negeri sendiri terjadi divided nation, sementara dia berusaha untuk bikin united nations," katanya.

"Itu paradoksnya di situ," katanya.

Adapun dalam pidatonya, Presiden Joko Widodo juga membicarakan mengenai kemiskinan dan kelaparan di dunia.

Ia menyentil kerapnya prinsip-prinsip Piagam PBB yang diabaikan.

Baca Juga: Anies Baswedan Sindir Jokowi Soal Vaksin Covid-19: di Amerika Baru Siap Kuartal Ketiga 2021, Indonesia Lain Cerita

"Di usia PBB yang ke-75 ini, kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita sama, belum."

"Konflik masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih terus dirasakan," kata Jokowi dalam sidang umum tersebut.

"Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah," jelasnya.

"Di saat seharusnya kita semua bersatu padu bekerja sama melawan pandemi, yang justru kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin menajam," paparnya. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Tribunnews.com, Tribunwow.com