66 Jet F-16 Bikin Angkatan Udara Taiwan 'Melarat', Pilotnya Ketakutan dengan Ancaman Perang China: Selalu Gelisah

Senin, 28 September 2020 | 19:13
Ahval News

Ilustrasi jet tempur F-16.

Sosok.ID - China telah meningkatkan tekanan pada Angkatan Udara Taiwan, dengan gencar melakukan latihan militer di wilayah tersebut secara terus-menerus.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen melakukan kunjungan ke pangkalan udara Gangshan di selatan Taiwan Kaohsiung untuk menyemangati kembali insinyur Taiwan di tengah tekanan udara yang dilakukan berulang oleh China.

Selama kunjungannya, dia dilaporkan tercengang oleh biaya satu komponen untuk jet tempur Taiwan, dengan satu komponen kecil seharga $ 13.000 (9 9.734) atau setara dengan Rp 190 juta.

Tsai kemudian mengatakan kepada para pelaut di dekat pangkalan angkatan laut Zuoying bahwa dia akan menjadi pendukung terkuat pasukan Taiwan.

Baca Juga: Gelombang Serangan Pertama China Berhasil Dihalau Militer Taiwan

"Jika tidak ada cadangan atau bantuan dari kalian semua, kekuatan tempur militer yang teguh akan sangat berkurang," kata Presiden Tsai Ing-wen, dikutip dari Daily Express, Senin (28/9/2020).

Pernyataan Tsai mengikuti pengiriman jet tempur China ke Selat Taiwan dan Kepulauan Pratas.

Angkatan Udara China mengerdilkan Taiwan, dimana Taiwan terpaksa harus berulang kali mengacak jet untuk mencegat pesawat China.

Meskipun China belum melakukan fly-over di atas daratan Taiwan, operasi tersebut telah meningkatkan tekanan keuangan di Taipe.

Baca Juga: Perang Dunia III Tinggal Sejengkal Langkah, AS dan China Jadi Biang Keroknya!

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan "peningkatan dramatis" dalam ancaman dari China, bersama dengan armada pesawat "paruh baya", telah menyebabkan peningkatan besar dalam biaya pemeliharaan pesawat jet tempur.

Kementerian pertahanan menambahkan dalam sebuah laporan bulan lalu fly-over China di atas selat dan pulau-pulau itu dimaksudkan untuk mengurangi waktu respons Taiwan, yang telah memberikan "tekanan besar" pada pasukan garis depan.

Mereka menambahkan penerbangan China ke Taiwan barat daya adalah "upaya untuk menguras pertahanan udara".

Taiwan memperingatkan jika mereka menjadi lebih sering, mereka akan "meningkatkan beban tanggapan kita".

Baca Juga: Perang Dunia 3? China Segera Rebut Wilayah Taiwan dengan Cara Perang, Seorang Jurnalis Tiongkok Ungkap Persiapannya Termasuk Untuk Musnahkan Presiden Taiwan

Seorang diplomat yang berbasis di Taiwan juga mengatakan kepada Reuters bahwa strategi China adalah melancarkan perang atrisi di negara kepulauan itu dengan fly-over.

Mereka berkata: "China mencoba melemahkan pilot Taiwan dengan membuat mereka selalu gelisah."

Tekanan udara di Taiwan menyusul pembelian 66 jet F-16 dari AS untuk melawan China pada Agustus.

Beijing sangat marah dengan penjualan AS ke Taiwan, dan meningkatkan latihan untuk menakut-nakuti pulau itu agar menyerah.

Baca Juga: Persiapan Sudah Matang Tinggal Eksekusi, China Akan Serbu Taiwan Tanggal 3 November 2020

Kolonel Senior Tan Kefei, juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional China, juga mengatakan kepada wartawan bahwa Beijing akan melakukan "apapun yang diperlukan" untuk menghancurkan Taiwan dengan peringatan yang mengerikan.

Su Xiaohui, wakil direktur China Institute of International Studies, juga menolak "garis tengah" perbatasan maritim antara kedua negara.

Ia mengatakan Taiwan andante AS "sangat keliru" jika mereka yakin China tidak akan menyerang negara pulau itu.

Selain itu, AS juga mengalami peningkatan ketegangan dengan China terkait operasi Beijing di Laut China Selatan.

Baca Juga: Tinggal Eksekusi Perang! China Kelar Simulasi Ambil Alih Taiwan, 4 Jenis Pesawat Tempur Gasak Superioritas Udara di Langit Taipe

Seperti diketahui, pejabat pemerintahan Trump telah berulang kali mengutuk klaim "kedaulatan" Beijing atas Laut Cina Selatan.

AS juga berencana menjual tujuh sistem persenjataan utama ke Taiwan dalam proyek baru yang diberi nama Fortress Taiwan.

Bagian dari kesepakatan yang direncanakan antara kedua negara akan melihat Taiwan menerima rudal jelajah, drone, dan ranjau laut. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Daily Express

Baca Lainnya