Ngeri! Sangat Dekat dengan Indonesia, Populasi Negara Ini Menyusul Drastis Untuk Pertama Kalinya Sejak 2003 Gegara Serangan Virus Corona

Minggu, 27 September 2020 | 11:30
onlinecitizenasia.com

(ilustrasi) Ngeri! Sangat Dekat dengan Indonesia, Populasi Negara Ini Menyusul Drastis Untuk Pertama Kalinya Sejak 2003 Gegara Serangan Virus Corona

Sosok.ID - Negara ini memang hanya memiliki luas wilayah yang sangat kecil namun dikelilingi negara-negara besar seperti Indonesia.

Namun siapa sangka negara ini menjelma menjadi salah satu negara maju lantaran perekonomiannya.

Bahkan banyak warga asing yang datang ke negara tersebut demi berbisnis ataupun menetap untuk tinggal.

Tanpa terkecuali warga negara Indonesia (WNI) yang tak sedikit pula datang ke sana baik untuk berlibur ataupun urusan bisnis.

Baca Juga: Bak Kurcaci Lawan Raksasa, TKI Indonesia Buktikan Bisa Kalahkan Bos Bandara Internasional Singapura di Persidangan, Awalnya Gegara Dituduh Curi Barang Senilai Rp 368 Juta, Begini Kronologinya!

Hal itu membuat populasi penduduk di negara tersebut meningkat setiap tahunnya.

Namun wabah virus corona merubah wajah negara yang memiliki julukan 'singa merlion' tersebut.

Bahkan dikabarkan, untuk pertama kalinya sejak tahun 2003, populasi penduduk di semenanjung malaya itu menurun drastis.

Banyak ekspatriat yang hengkang keluar dari wilayah tersebut dalam waktu dekat ini.

Baca Juga: Keterlaluan! Seorang TKI Asal Jatim Dituduh Mencuri Barang Majikannya Senilai Rp 369 Juta Sampai Tuntut Bos Bandara Changi Singapura, Endingnya Bikin Haru!

Bahkan kepergian orang-orang yang telah menetap dan sebagian menjadi warga negara Singapura itu pun berpikir dua kali untuk tetap berada di Singapura.

Menurunnya populasi di Singapura itupun mengejutkan banyak pihak termasuk pemerintah setempat.

Negara yang berbatasan langsung dengan pulau Batam, Indonesia itu mengalami penurunan sebesar 0,3 persen dari total penduduk.

Kini populasi penduduk di Singapura menciut menjadi 5,69 juta jiwa.

Baca Juga: Ogah Anaknya Diduakan, Seorang Mertua Nekat Habisi Menantunya di Warung Kopi, Begini Kronologinya!

Penurunan tajam jumlah orang asing, turun 2% menjadi 1,64 juta, serta penurunan marjinal dalam jumlah penduduk tetap, melebihi peningkatan jumlah warga negara, beberapa di antaranya kembali ke luar negeri saat pandemi menyebar secara global.

"Tren ini sebagian besar disebabkan oleh tantangan terkait Covid-19, yang disebabkan oleh permintaan yang lemah dan pembatasan perjalanan," tulis laporan itu, mengutip hilangnya pekerjaan di bidang jasa, sebuah sektor yang sangat bergantung pada tenaga kerja asing bergaji rendah.

Penurunan populasi di Singapura itu menurun lantaran pandemi virus corona yang mengganggu sektor ekonomi di negara tersebut.

Setidaknya penurunan ekonomi di Singapura itu tercatat antara 5-7 persen untuk tahun ini.

Baca Juga: Susah Payah Bantu Hidupi Keluarga Besan Tapi Putrinya Malah Diselingkuhi, Pria Ini Nekat Tikam Menantunya hingga Tewas di Tengah Keramaian Saat Siang Bolong: Saya Sudah Tua Tidak Takut Dipenjara

Tetapi pihak berwenang Singapura yang merupakan rumah bagi banyak kantor pusat perusahaan multinasional di Asia, juga telah memperingatkan bahwa perubahan populasi dapat merugikan bisnis.

"Kami harus berhati-hati untuk tidak memberikan kesan yang salah bahwa kami sekarang menutup diri dan tidak lagi menyambut orang asing," kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong dalam pidatonya awal bulan ini menanggapi kritik partai-partai oposisi soal kebijakan imigrasi pemerintah yang terlalu kendur.

Populasi non-residen Singapura meningkat lebih dari dua kali lipat selama 20 tahun terakhir, mendorong pertumbuhan populasi di Singapura yang merupakan salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia.

Baca Juga: Tak Sampai Sejuta, Pria Ini Berhasil Bertahan Hidup dengan Uang Rp 100 Ribu untuk Beli Makan Selama Setahun, Begini Rahasianya

Hal ini telah memicu kekhawatiran yang berulang tentang persaingan untuk mendapatkan pekerjaan dan ketegangan pada infrastruktur publik, yang kembali mengemuka pada pemilu 10 Juli lalu.

"Seiring dengan meningkatnya aktivitas, mungkin ada kekurangan tenaga kerja lagi di masa mendatang," kata Selena Ling, kepala penelitian dan strategi treasury di Bank OCBC seperti dikutip Reuters.

(*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Reuters, Singapore Business Times

Baca Lainnya