Para Barisan Sakit Hati Dirikan KAMI untuk 'Tentang' Pemerintah, Mantan Panglima TNI: Kondisi Indonesia Tidak Normal, Kita Ogah Diam Saja!

Kamis, 20 Agustus 2020 | 15:13
Kompas.com/ Sabrina Asril | Pepnews.id | Youtube  

Beberapa tokoh yang tergabung dalam gerakan KAMI, Din Syamsuddin, Gatot Nurmantyo, Rocky Gerung.

Sosok.ID - Tokoh-tokoh yang dikenal vokal mengkritisi pemerintah, berkumpul membentuk sebuah gerakan bernama Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).

Beberapa tokoh tergabung dalam gerakan tersebut antara lain Din Syamsuddin, Rocky Gerung, Refly Harun, dan Gatot Numantyo.

Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo sendiri sudah lama tak muncul di layar kaca.

Namun ia turut hadir dalam acara indonesia Lawyers Club, dan berbicara tentang KAMI pada Selasa (18/8/2020).

Baca Juga: Rocky Gerung Cs Bentuk Koalisi bareng Refly Harun, Said Didu dan Puluhan Lainnya, Klaim Demi Menyelamatkan Indonesia dari Pemerintah

Dilansir Sosok.ID dari TribunWow.com, Gatot menyampaikan bahwa KAMI berdiri lewat sebuah pertemuan kecil, yang kian hari kian menarik perhatian tokoh-tokoh lainnya.

Mantan Panglima TNI ini mengatakan, dirinya kerap berkonsultasi dan berdiskusi dengan sejumlah tokoh untuk membahas kondisi bangsa saat ini.

"Maka saya konsultasilah dengan Pak Bachtiar Hamzah senior saya, sama dengan Pak Kaban, Pak Din Syamsudin, Pak Abdullah Yahya, Bu Chusnul juga," kata Gatot dalam tayangan ILC, dikutip dari TribunWow.com.

"Kelompok kecil itulah bicara-bicara. Melebar-melebar masing-masing, Pak Said Didu, awalnya dengan Bang Yani, dengan Pak Nainggolan dan sebagainya," lanjutnya.

Baca Juga: Mendadak Purnawirawan Panglima TNI Bagikan 100 Perintah Allah SWT, Netizen Soroti Pekara Fitnah: Berarti Sangat Penting Sampai 2 Kali

Menurut Gatot, para tokoh yang terlibat dalam diskusi tersebut merasa sakit hati dengan keadaan Indonesia di tengah krisis pandemi virus corona.

Mereka lantas menginisiasi untuk membentuk gerakan KAMI dengan maksud menyuarakan keinginan rakyat kecil.

"Ini memang kita semua sakit hati, sakit hatinya adalah kondisi seperti ini maka kita bersama-sama menyampaikan suara hati nurani rakyat."

"Kondisi sekarang ini tidak normal memang, dengan terjadi Covid ini terjadi pembekuan, proses pembekuan," ucapnya.

Baca Juga: Babak Baru, 871 Purnawirawan TNI-Polri Disebut Dukung Said Didu Melawan Luhut Binsar Pandjaitan

Pria berusia 60 tahun ini khawatir adanya pembatasan-pembatasan dapat merenggangkan hubungan antara rakyat dengan pemerintahan.

"Antara murid dengan guru, antara murid dengan dosen, antara manajer dengan pekerja, antara pemilik hotel dengan tamu, proses pembekuan," katanya.

Oleh karenanya ia dan beberapa tokoh lain merasa perlu mengingatkan pemerintah.

"Akumulasi ini bisa terjadi pembekuan antara raktyat dan pemerintah, ini yang berbahaya maka harus diingatkan," ungkap Gatot.

Baca Juga: Heran dengan Penguasa, Refly Harun Sebut Jika Dirinya Jadi Presiden akan Undang Pecatan TNI Ruslan Buton, Ustaz Abdul Somad Tersenyum: Mantap!

Covid-19 yang mengguncang tatanan beberapa sektor kehidupan di Indonesia memotivasi KAMI untuk bersuara.

"Kita tidak mau dalam kondisi seperti ini kita diam-diam saja, ini latar belakangnya," bebernya.

Terpisah, salah satu inisiator KAMI, Din Syamsuddin menganggap pembentukan KAMI sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia.

"KAMI pada pemahaman saya adalah sebuah gerakan moral seluruh elemen-elemen dan komponen bangsa."

Baca Juga: Indonesia Rayakan HUT Kemerdekaan ke 75, Rocky Gerung Terbahak-bahak: Dirgahayulah Buzzer!!

"Bisa lintas agama, suku, profesi, kepentingan politik kita bersatu, kita bersama-sama sebagai gerakan moral untuk menyelamatkan Indonesia," ujar Din saat deklarasi KAMI di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Minggu (2/8/2020), dikutip dari Kompas TV.

Selain Din, ada pula Refly Harun yang mengatakan bahwa pemerintah saat ini masih belum mampu memenuhi hak konstitusional rakyatnya.

Dengan kata lain, menurut Refly, pemerintah belum sepenuhnya mampu melindungi, mencerdaskan, dan mensejahterakan bangsa.

Baca Juga: Getol Bolak-balik Pindah Jabatan Kurun Waktu 4 Tahun Hingga Rugikan Negara Miliaran Rupiah, Dirut Garuda Disebut Mantan Sesmen BUMN Orang Titipan Penguasa

"Negara abai melaksanakan tugasnya, karena kalau kita sudah terlindungi, kita sudah cerdas, kita sudah sejahtera, maka tidak perlu lagi orang turun ke jalan. Tidak perlu lagi orang buat KAMI lagi dan sebagainya," kata Refly.

Ketika penguasa tidak mampu mengemban tugasnya, Refly menyebut rakyat berhak untuk terlibat.

"Dalam sejarahnya, kadang-kadang tidak setiap penguasa ataupun pemerintah itu mampu menjalankan tugas konstitusionalnya."

"Karena itu, kemudian harus ada alternatif lain. Alternatif lain itu salah satunya adalah partisipasi warga masyarakat," kata Refly, menegaskan.

Baca Juga: Sebut Istana Buta Demokrasi, Rocky Gerung: Idul Adha Ayah Korbankan Anak atas Perintah Tuhan, Kalau Gibran Dikorbankan karena Ambisi Jokowi

Adapun tokoh-tokoh yang tergabung dalam gerakan KAMI yakni, Ketua Khittah Nahdlatul Ulama (NU) 1926 Rochmad Wahab, Mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban, mantan Ketua GNPF Bachtiar Nasir, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Sobri Lubis, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun, juga akademisi Rocky Gerung.

KAMI dipimpin oleh tiga presidium, yakni Din, Gatot, dan Rochmad Wahab dan didukung oleh 150 deklarator lainnya, tulis Kompas.com. (*)

Tag

Editor : Rifka Amalia

Sumber Kompas.com, Kompas TV, Tribunwow.com