Sosok.ID - Mantan Ketua MPR RI, Amien Rais mengkritik Presiden Jokowi dalam memimpin negara Indonesia.
Menurutnya, Jokowi saat ini telah menjalankan politik otoriterisme.
Pria yang vokal menentang kebijakan pemerintah ini juga menggap Jokowi sebagai pelaku politik pencitraan yang lihai tampil demokratis.
Namun, kata Amien Rais, Jokowi memiliki substansi sebagai seorang pemimpin yang otoriter.
Hal itu disuarakan Amien dalam video yang diunggah di akun Instagram @amienraisofficial.
Ia mengatakan, Jokowi membuat pemerintahan yang seolah demokratis menjadi sama dengan negara-negara otoritor lain di Asia, Amerika Latin, dan Afrika.
Amien pun menganggap hal ini sebagai sebuah permasalahan yang kudu dirampungkan.
"Temanya adalah otoriterisme makin pekat. Indonesia di zaman Jokowi tidak sendirian dalam membanting demokrasi sehingga berubah esensi," ucap Amien Rais, seperti dikutip Sosok.ID, dilansir dari Tribunnews.com, Rabu (19/8/2020).
"Beberapa negara di Asia, Amerika Latin, dan Afrika menunjukkan kemiripan dalam menyelenggarakan pemerintahan yang demokratis pada awal mulanya tetapi tidak terlalu lama kemudian berubah jadi otoriterisme."
"Tak terkecuali Indonesia," ujarnya.
Ayah dari Mumtaz Rais ini bahkan menganggap praktik otoriterisme di Indonesia jauh lebih parah.
Jokowi dianggapnya terlalu dimabuk buaian rakyat yang mendukungnya.
Padahal menurutnya, dukungan itu muncul karena Jokowi melakukan praktik pencitraan secara terus-menerus.
"Kita menyaksikan pada kuartal pertama ketika Jokowi menjadi presiden pada umumnya rakyat percaya akan ada perubahan signifikan bagi kehidupan rakyat Indonesia no. Namun harapan itu cepat kandas. Mengapa?" jelasnya.
Janji-janji politik yang keluar dari Jokowi dinilainya sekedar manis di bibir saja.
"Karena politik pencitraan terus saja dilakukan oleh Jokowi sambil terus melaksanakan janji-janji sosial, politik, ekonomi dan hukum yang terdengar merdu di telinga kebanyakan rakyat Indonesia."
"Dalam literatur politik Jokowi cukup lihai memainkan politik yang penampilannya itu demokratis tapi substansinya intinya otoriter," tegas Amien Rais.
Seiring memimpin RI, Jokowi menjalankan demokrasi liberal, kebebasan berbicara dan berpendapat dicurigai.
Namun gaya populis orang nomor satu di Indonesia tersebut, kata Amien, banyak mengecoh rakyat.
"Jokowi terbuai dengan puja-puji para pendukungnya," katanya.
Amien menyoroti Jokowi terlalu percaya diri dengan berfikir bahwa rakyat mencintainya.
Ia bahkan menyebut Presiden memerlukan para sycophants atau penjilat dalam membangun otoriterisme.
"Para sycophants (penjilat) itu dapat meyakinkan mantan Wali Kota Solo yang terbaik di dunia itu bahwa dia memang benar-benar dicintai rakyat."
"Sampai batas yang sangat jauh dia yakin sehingga berani menyatakan "Aku adalah Pancasila," jelasnya.
"Untuk menopang persangkannya yang keliru itu Jokowi menemukan sejumlah penjilat yang memang diperlukan bilamana seorang pemimpin sedang membangun otoriterisme," paparnya.
Tak cuma di Indonesia saja, praktik seperti ini dikatakan Amien diperlukan pula oleh pemimpin otrokat, sehingga ia memerlukan kumpulan pendukung yang mematikan akal sehat.
Apa yang dilakukan Jokowi disebut mengingatkannya pada kisah Firauan melawan Nabi Musa AS.
Baca Juga: Amien Rais Meminta Semua Pihak Berikan Kesempatan Bagi Jokowi-Amin Pimpin Indonesia Selama 5 Tahun
"Hal ini mengingatkan cerita abadi tatkala Firaun mau mengadu kekuatan dengan Musa AS. Para petinggi sihir yang menggerumuni Firaun bertanya: "apa kiranya yang akan kami peroleh bila kami berhasil memenangkan baginda Firaun?" ujarnya.
"Jawab Firaun, 'pasti kalian akan mendapat posisi penting di sekitarku'. Ini Al-Araf 113," jelasnya. (*)