Sosok.ID - Angkatan Darat China tak henti-hentinya melakukan serangkaian latihan tembakan langsung untuk menguji koordinasi dan keterampilan menyerang.
Media pemerintah menyebutkan, senjata anti-pesawat, drone, dan kendaraan lapis baja telah diluncurkan untuk latihan.
Sebuah unit militer utama yang bertanggung jawab atas pertahanan China selatan telah meningkatkan pelatihan kesiapan tempur dalam beberapa minggu terakhir.
Melansir SCMP, hal ini dilakukan karena pesawat tempur AS lebih sering melakukan misi pengintaian jarak dekat.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLAS) grup ke-75 , yang berbasis di kota Kunming di barat daya, telah melakukan serangkaian latihan tembakan langsung dan anti-pesawat sejak akhir Juli, menurut media pemerintah.
Latihan terbaru dilakukan di provinsi selatan Guangdong dan melibatkan empat senjata antipesawat self-propelled yang menembak dengan cepat ke sasaran yang diidentifikasi oleh unit radar, lapor penyiar CCTV, Selasa.
Komandan Batalyon Yang Hu mengatakan kepada CCTV bahwa latihan tersebut menguji pasukan dalam "operasi peralatan, deteksi musuh udara dan koordinasi antara perwira dan tentara dalam kondisi pertempuran".
"Ini memastikan bahwa kami dapat mendeteksi, berkolaborasi dan menyerang, segera setelah musuh muncul," kata Yang.
Brigade artileri Angkatan Darat Grup ke-75 juga melatih kesiapan tempurnya dalam serangkaian latihan tembak-menembak siang dan malam pada akhir Juli.
“Dalam latihan ini, unit penyerang kami bekerja sama… untuk menunjukkan efektivitas tempur mereka."
"Latihan itu meningkatkan kekuatan pengintaian, komando dan kendali tentara, kemampuan menyerang dan cadangan dalam pertempuran,” ungkap Liu Shengguang, wakil kepala staf brigade.
Baca Juga: PLA Navy Latihan Menembak dengan Rudal Anti Kapal Dong Feng, US Navy Waspada
Sayangnya laporan tersebut tidak menyebutkan di mana latihan militer itu dilakukan.
Media setempat melaporkan bahwa PLA juga melakukan latihan termasuk penggunaan kendaraan lapis baja baru dalam hujan lebat.
Song Zhongping, seorang komentator militer yang berbasis di Hong Kong menyebut latihan tersebut mengindikasikan bahwa militer berfokus pada berbagai fungsi untuk menjaga pertahanan udara dan laut.
"Perubahan ini dapat membantu tentara China bertempur di Laut China Selatan dan Selat Taiwan," kata Song.
Sementara dilaporkan Taiwan News, PLA juga telah melakukan latihan militer di Selat Taiwan dan perairan sekitarnya pada Kamis (13/8/2020).
Disebutkan latihan bertujuan untuk "melawan provokasi dan melindungi kedaulatan nasional dan integritas wilayah."
Mengutip Kolonel Senior Ren Guoqiang, juru bicara kementerian pertahanan, yang pada konferensi pers pada 30 Juli mengatakan bahwa gerakan baru-baru ini antara militer AS dan Taiwan, termasuk "pengerahan pasukan AS dalam latihan di Taiwan," melanggar prinsip.
Baca Juga: Karena Kekuatan TLDM Lapuk, 89 Kali PLA Navy China Serobot Kedaulatan Malaysia
Hubungan internasional dan komitmen AS ke China, membawa dampak negatif bagi perdamaian dan stabilitas di selat, dan "mengirimkan sinyal yang menyesatkan kepada para separatis Taiwan."
Dia kemudian meminta AS untuk menghentikan pertukaran resmi lebih lanjut atau hubungan militer dan berjanji bahwa "provokasi seperti itu tidak akan terulang lagi."
Pada hari Kamis, Administrasi Keselamatan Maritim Zhejiang mengeluarkan peringatan navigasi bahwa latihan tembak langsung akan diadakan di laut dekat Pulau Baisha Taizhou dari 14 Agustus hingga 15 Agustus.
Baca Juga: PLA Navy Terima Tantangan Perang Amerika di Pasifik, Siapa Bakal Jadi Arang?
Kemudian dinyatakan bahwa semua kapal angkatan laut dilarang memasuki daerah di mana latihan berlangsung selama periode itu.
Menanggapi hal itu, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan (MND) hari itu mengeluarkan pernyataan yang menyatakan sedang memantau dengan cermat situasi di sekitar Selat Taiwan baik di udara maupun di laut.
Ditegaskan bahwa situasinya saat ini normal dan masyarakat tidak perlu terlalu khawatir. (*)