Bikin Geleng-geleng Kepala, Donald Trump dan Xi Jinping Kini Perang Rebutan Tik Tok, Presiden Amerika: Aplikasi Ini Harus Jadi Milik AS

Rabu, 05 Agustus 2020 | 09:15
searchenginejournal.com

Trump tekankan pemerintah harus mendapat bagian finansial atau jatah dari pembelian TikTok tersebut.

Sosok.ID -Seolah tak bosan berkonflik, Amerika Serikat dan China kini perang urat karena aplikasi Tik Tok.

Donald Trump dan Xi Jinping bersitegang pekara Tik Tok.

Setelah kemarin-kemarin Presiden AS Donald Trump melarang warga AS menggunakan TikTok, berkat tawaran Microsoft Trump justru meminta TikTok harus segera dibeli oleh Microsoft.

Namun, Trump tekankan pemerintah harus mendapat bagian finansial atau jatah dari pembelian TikTok tersebut.

Baca Juga: Saban Hari Tarik Urat di Langit Laut China Selatan, AS Kirim Puluhan Pesawat Mata-mata, Tiongkok Balas Kerahkan Pembom Jet

"(TikTok) harus jadi perusahaan AS. Harus dimiliki di sini. Kami tak ingin ada masalah keamanan di sini," tegas presiden 74 tahun itu.

Aplikasi berbagi video itu tengah digandrungi saat ini, dengan jumlah pengguna di seluruh dunia diyakini mencapai satu miliar.

Namun, aplikasi itu jadi sorotan di AS karena diduga digunakan pemerintah China sebagai alat mengumpulkan data intelijen.

Trump menyatakan, dia memberikan waktu bagi ByteDance hingga pertengahan September untuk menyelesaikan kesepakatan dengan Microsoft.

Baca Juga: Pantas Saja Militer AS Seperti Ulur Waktu Perang, Ternyata Gegara China Tunjukkan Jet Tempur Baru J-20 yang Kecanggihannya Setara dengan F-22 Milik Paman Sam

"Saya menetapkan tanggal 15 September, di mana mereka harus melepas operasionalnya di AS," tuturnya seperti dikutip AFP Senin (3/8/2020).

Presiden dari Partai Republik itu menerangkan, berapa pun harga yang nantinya disepakati kedua perusahaan, pemerintah harus mendapatkan bagian.

"Amerika Serikat harus mendapatkan persentase besar karena kami sudah membuat (kesepakatan) ini terjadi," papar suami Melania tersebut.

Dia membandingkan permintaan itu seperti seorang pemilik tanah yang meminta "uang muka" kepada calon penyewa tanahnya.

Baca Juga: Tak Berkutik Dipecundangi China, Amerika Sudah Terlambat Mencegah Pencurian Teknologi, Militer China Pasti akan Melesat Menjadi yang Terbaik, Ini Buktinya

Praktik tersebut disebut ilegal termasuk di New York, di mana sang presiden membangun kerajaan real estate dan membuatnya menjadi taipan dunia.

"TikTok itu sukses besar karena sebagian mereguk keuntungan di negara ini. Jadi saya kira permintaan ini adil," papar Trump.

Dia menuturkan jika transaksi jual beli terjadi, dia meminta Microsoft untuk memberikan sebagian keuntungan kepada Kementerian Keuangan AS.

"Mereka (Microsoft) sama sekali tidak mempunyai hak hingga kami memberikannya," klaim mantan pemandu acara The Apprentice tersebut. (Ardi Priyatno Utomo)

Baca Juga: Temui Si Naga Perkasa penantang F-22 milik Amerika, Jet Tempur J-20 'Made in China,' Punya Kecepatan Jelajah Supersonik dan Manuver Super, Sehebat Apa?

Kemarahan Pemerintah China

Pemerintah China menegaskan, pihaknya tidak akan menerima "pencurian" TikTok oleh Amerika.

Melansir surat kabar China Daily yang dikutip Reuters, Beijing menegaskan akan menanggapi langkah Washington yang mendorong ByteDance untuk menjual aplikasi video pendek TikTok yang beroperasi di AS ke Microsoft.

Dalam sebuah tajuknya, China Daily menuliskan, "penindasan" Amerika Serikat terhadap perusahaan-perusahaan teknologi China adalah konsekuensi dari visi omong kosong Washington tentang "orang Amerika pertama" dan membuat China tidak punya pilihan selain "penyerahan atau pertempuran fana di dunia teknologi".

Baca Juga: Tak Perlu Muluk-muluk, Perang AS-Tiongkok di Laut China Selatan Pasti akan Segera Pecah Jika Sampai Hal Sepele Ini Terjadi

"China memiliki banyak cara untuk merespons jika pemerintah Amerika melakukan penghancuran dan perebutan yang direncanakan," tambahnya.

Microsoft Corp pada hari Senin mengatakan bahwa pihaknya tengah dalam pembicaraan dengan ByteDance untuk membeli TikTok setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan rencana mengenai larangan aplikasi tersebut dengan alasan keamanan nasional dan memberi perusahaan waktu 45 hari untuk mencapai kesepakatan.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pada akhir pekan bahwa Trump akan mengambil tindakan dalam waktu dekat terhadap perusahaan perangkat lunak China yang berbagi data pengguna dengan pemerintah China.

Baca Juga: Pertama di Dunia! Iran Siap Libas AS dengan Rudal Balistik dari 'Perut Bumi', Pasukan Paman Sam Siaga Perang

Surat kabar Global Times, yang juga didukung pemerintah, mengatakan perlakuan terhadap ByteDance dan Huawei Technologies dari AS, yang sekarang dimasukkan dalam daftar hitam perdagangan AS, menunjukkan upaya-upaya AS untuk memisahkan ekonominya dari China.

Tiongkok memiliki kemampuan terbatas untuk memberikan perlindungan kepada perusahaan-perusahaan China ini dengan membalas terhadap perusahaan-perusahaan AS karena Amerika Serikat memiliki keunggulan teknologi dan pengaruh dengan sekutu-sekutunya.

"Pembukaan China ke dunia luar dan disintegrasi strategi decoupling AS harus menjadi prioritas," demikian tajuk Global Times.

Baca Juga: Gejolak Perang Mulai Terasa, Negara Sekelas Vietnam Saja Sampai Rela Ngutang Rp36 Miliar untuk Rombak Kekuatan Militernya, Tak Sudi Dipecundangi China

Informasi saja, Global Times diterbitkan oleh People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis China yang berkuasa.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump Ingin Pemerintah AS Dapat Bagian dari Pembelian TikTok" dan di Kontan.co.id dengan judul "China tidak akan terima 'pencurian' Amerika atas TikTok"

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com, Kontan.co.id

Baca Lainnya