Xi Jinping Putus Asa, Pamer Otot Militer Cuma Kedok Agar Tidak Terlihat Lemah, Agresi Lawan India dan Gempuran Konflik Ini Bukti Terpuruknya Negeri Panda!

Senin, 22 Juni 2020 | 16:13

Gempuran dari berbagai masalah yang datang secara bersamaan membuat negara China melemah dalam berbagai faktor.

Sosok.ID -Aksi China di Lembah Galwanseolahmenunjukkankeputusasaan China.

Mereka terlihat dengan sengaja menyiapkan pertempurandi wilayah Pegunungan Ladakh.

Gempuran dari berbagai masalah yang datang secara bersamaan membuat negara ini melemah dalam berbagai faktor.

Melansir The Guardian, penyerangan yang dilakukan oleh tentara Tiongkok tehadap pasukan patroli India tidak menggunakan senjata.

Baca Juga: Ilmuwan Bongkar Kecerobohan China yang Diduga Jadi Penyebab Virus Corona Menyebar Luas hingga ke Seluruh Penjuru Dunia

Hal ini ditujukan untuk mengurangi kemungkinan sengketa teritorial yang sudah lama berkobar menjadi perang terbuka.

Sejumlah media India melaporkan, Tentara Pembebasan Rakyat China telah membendung aliran sungai dari gunung, yang kemudian akan mereka buka kembali blokirannya ketika pasukan India mendekat.

Aliran air tersebut membuat banyak pasukan India terjatuh. Di situlah kemudian serdadu China menyerang. Mereka mengacungkan tongkat dengan paku.

Kedua pasukan bertempur satu sama lain selama berjam-jam. Sejumlah pasukan India terjatuh dari lereng gunung hingga akhirnya tewas.

Baca Juga: Puncak Kemarahan Warga India pada China, Datangi Upacara Kremasi Tentara yang Tewas di Mutilasi Prajurit Tiongkok Sembari Bakar Foto Xi Jinping

Ketika pertempuran berakhir, setidaknya 20 tentara India menjadi korban, puluhan lainnya terluka dan beberapa ditawan. China juga mengalami kerugian, meskipun belum mengungkapkan angka.

Mengutip The Guardian, konsensus rapuh yang disepakati selama hampir setengah abad juga ikut mati.

Sebelum pertempuran minggu lalu, tidak ada tentara dari kedua pihak yang tewas dalam pertempuran di perbatasan selama 45 tahun.

Dilihat dari sejarahnya, China dan India bertempur di perbatasan pada tahun 1962, dan bentrok lagi pada tahun 1967.

Baca Juga: Setelah Negara ASEAN, India dan Taiwan, Kini China Berulah Lagi Untuk Duduki Kepulauan Senkaku yang Bikin Jepang Marah Besar: Kami Akan Merespons dengan Tegas!

Akan tetapi, kedua belah pihak berupaya ingin menghindari insiden yang bisa mengarah ke perang terbuka.

Kemudian penyergapan hari Senin (15/6/2020), mengubah segalanya. Situasi ini berpotensi besar memicu perselisihan yang selama ini terpendam.

Daily Mail
Daily Mail

Gambar satelit dari 2010 menunjukkan wilayah Lembah Galwan sebagai bentangan sempit

Pada hari Sabtu (20/6/2020), China menuduh India melakukan "aksi provokasi yang disengaja", dan mengkritik pembangunan infrastruktur di daerah tersebut. Tetapi konstruksi India telah berada di dalam wilayah yang dikontrolnya.

"Ini tampaknya menjadi dorongan yang jauh lebih terpadu pada bagian China untuk mengubah status quo," kata Andrew Small, rekan senior di German Marshall Fund kepada The Guardian.

Baca Juga: Bikin Geram Seantero India, Begini Cara Tentara China Bunuh dan Mutilasi 20 Prajurit India, Pakar: Tindakan Biadab yang Harus Dikutuk!

Dia memperingatkan bahwa informasi tentang daerah perbatasan itu terpisah-pisah, dan sebagian besar dari sumber-sumber India dilengkapi dengan gambar satelit.

Akan tetapi, ada gambaran yang jelas tentang kehadiran pasukan China yang terus meningkat.

Small menambahkan, "Militer China telah memperkuat posisinya di banyak lokasi, tidak hanya melakukan patroli di seluruh LAC tetapi membangun infrastruktur dan mempertahankan kehadiran yang berkelanjutan."

Dia juga menilai, sangat mustahil bahwa para komandan di perbatasan akan merencanakan penyergapan mematikan semacam itu tanpa persetujuan diam-diam dari tingkat tertinggi.

Baca Juga: Kebohongan Besah China Dibalik Bentrok di Himalaya Lawan India, Foto Satelit Satu Dasawarsa Ungkap Perlakuan Curang Tiongkok Termasuk Bendung Sungai

China sendiri kini menghadapi banyak masalah dan tengah berjuang melawan beberapa krisis.

Ekonominya hancur oleh virus corona. Hubungan dengan Amerika Serikat berada di salah satu titik terendah sejak hubungan diplomatik dibangun kembali pada 1970-an.

Hong Kong dalam pemberontakan dan pengenaan Beijing atas undang-undang keamanan di sana telah memicu kemarahan internasional.

Daily Mail
Daily Mail

Peta persengketaan

Pemerintah China juga telah melancarkan perang dagang dengan Australia mengenai tuntutannya untuk penyelidikan asal-usul Covid-19, dan berselisih dengan Kanada mengenai ekstradisi eksekutif senior dari raksasa teknologi Huawei.

Baca Juga: 43 Tentaranya Jadi Korban Adu Jotos dengan India di Perbatasan, China Langsung 'Unjuk Gigi' Lewat Siaran Latihan Militer di Ketinggian 15 Ribu Kaki

Beberapa analis percaya bahwa agresi di perbatasan India adalah respons terhadap tekanan domestik ini, dari seorang pemimpin yang putus asa untuk tidak terlihat lemah pada kedaulatan nasional.

"Saya merasa umumnya ini merupakan respons terhadap tekanan yang dirasakan Xi," kata Taylor Fravel, direktur program studi keamanan di Massachusetts Institute of Technology.

“Karena Covid dan kritik yang dihadapi China secara internasional, krisis ekonomi di dalam negeri, dan kemunduran yang terjadi pada hubungan Tiongkok-AS, (Beijing) mengambil sikap keras terhadap sejumlah masalah kedaulatan sebagai cara memberi sinyal bahwa China tidak akan takut," kata Fravel kepada The Guardian.

Baca Juga: Sama-sama Miliki Senjata Canggih Termasuk Nuklir, India dan China Lebih Pilih Perang Batu dan Baku Hantam, Ternyata Ini Alasannya!

India serukan boikot

Melansir Indian Express, Minggu (21/6/2020), pemerintah India tengah berupaya menekan Beijing dengan mendorong warganya melakukan boikot pada barang-barang buatan dari China. Wacana memulai perang dagang dengan China juga mulai disuarakan publik India.

Menteri Persatuan India, Ramdas Bandu Athwale, meminta masyarakat tak pergi ke restoran yang menjual makanan China tanpa pengecualian, meski pemiliknya maupun kokinya adalah seorang warga negara India.

Seruan boikot juga menggema untuk mencegah warga India membeli barang elektronik dari pabrikan China.

Baca Juga: Pantas Saja India Berang, Rupanya Ini yang Dilakukan China Sebelum Bentrokan Berdarah Terjadi

Mungkinkah hal itu berdampak pada ekonomi China?

Masih mengutip Indian Express, ekonomi China lima kali lebih besar dari ekonomi India. Dengan demikian, memboikot produk China di India dianggap banyak kalangan malah akan merugikan ekonomi nasional negara itu.

Ini karena India begitu bergantung pada barang impor dari Tiongkok.

Sepanjang tahun 2019-2020, perdagangan dengan China berkontribusi sebesar 10,6% dari seluruh neraca perdagangan India, atau yang terbesar kedua setelah perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Perang Lawan China, Amerika Cekikikan Sokong Negeri Bollywood, Tiongkok: Tipu Daya AS Buat India Sombong

Sebaliknya bagi China, perdagangan dengan India hanya menyumbang 2,1%, sehingga tak terlalu siginifikan pengaruhnya bagi China.

Bagi India, China juga merupakan patner dagang vital. Sebaliknya bagi China, India tak memegang peran terlalu siginifikan dan komoditas impor dari India masih bisa digantikan negara lain.

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Serang India, analis: Xi Jinping putus asa untuk tidak terlihat lemah".

(Barratut Taqiyyah Rafie)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kontan.co.id

Baca Lainnya