Rongrongan Militer Tiongkok Kian Menguat, India Ketar-ketir Beijing Caplok Wilayah Teritorial Ladakh, Indonesia Dijadikan Permisalan

Selasa, 09 Juni 2020 | 18:35
@puspentni

Ilustrasi - Selama lebih dari setahun terakhir, Indonesia menghadapi tantangan China di perairan lepas Kepulauan Natuna.

Sosok.ID - Di luar virus corona, China kini sedang terlibat masalah sengketa wilayah dengan berbagai negara, salah satunya India.

Banyak tantangan yang harus dihadapi bagi New Delhi dalam menghadapi perselisihan wilayah dengan Beijing.

Seperti diketahui, China menjadi salah satu negara dengan kekuatan militer yang diperhitungkan.

Alasan China memicu krisis militer baru dengan India di Ladakh Timur pun kerap menjadi pertanyaan.

Baca Juga: China Laksanakan Operasi Militer Kilat Menyambut Api Peperangan Melawan India

Melansir Indian Express pada artikel yang tayang Selasa (9/6/2020), di antara banyak penjelasan yang beredar di Delhi, selalu ada menarik kesimpulan bahwa semuanya berkaitan tentang Amerika.

Delhi telah menimbulkan kemarahan Beijing dengan bergerak lebih dekat ke Washington, menurut argumen yang beredar.

Antusiasme baru India untuk Quad yang dipimpin AS, konon, mendorong China untuk memberikan pelajaran ke Negeri Bollywood.

India kemudian menyoroti permasalahan terdahulu antara China dengan negara-negara tetangganya, salah satunya dengan Indonesia.

Baca Juga: Makin Sewenang-wenang, Jet Tempur China Terobos Kedaulatannya, Taiwan Ngamuk!

Terhadap Laut China Selatan, China berada pada dorongan yang berani dan ambisius untuk memperluas kendali atas perairan yang disengketakan.

Misalnya, saat China memicu ketegangan tentang sengketa wilayah antara Beijing dan Jakarta.

Melihat jauhnya jarak klaim China dengan wilayah laut Indonesia menunjukkan bahwa jarak bukan penghalang bagi China untuk mengklaim sebuah wilayah.

Setidaknya begitulah yang terjadi di Laut China Selatan.

Baca Juga: Bangunkan Singa Tidur, Tiongkok Nekat Berulah di Kawasan Laut China Selatan Hingga Disebut Pengamat Bisa Pecah Perang Dengan Indonesia dan Malaysia

Indonesia memang membantah ketika disebut memiliki sengketa wilayah dengan Beijing di Laut China Selatan.

Kendati demikian Indonesia tidak lepas dari masalah dengan China.

Selama lebih dari setahun terakhir, Jakarta menghadapi tantangan China di perairan lepas Kepulauan Natuna.

Natuna memiliki jarak yang cukup jauh dengan China, yakni berjarak hampir 1.500 km dari daratan China.

Baca Juga: Amerika Bersikukuh Tuding China Perlambat Penemuan Vaksin Corona

Natuna sendiri terletak di luar garis sembilan dasbor Beijing yang mengklaim hampir 80 persen Laut China Selatan.

Perselisihan antara Luaut Natuna dengan China yakni menyangkut zona ekonomi eksklusif di pulau-pulau Indonesia.

China mengklaim memiliki hak bersejarah atas perairan Natuna dan telah mengirim armada penangkap ikannya ke perairan itu.

Indonesia pun melayangkan keberatan diplomatik yang terus-menerus termasuk dengan mengirim surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, kunjungan presiden ke Kepulauan untuk menggarisbawahi kedaulatan Indonesia, dan sesekali menenggelamkan kapal-kapal nelayan China.

Baca Juga: Terlalu Canggih, China Sekarang Tahu Dimana Letak Serta Posisi Unsur-unsur Militer Negara Asia Tenggara

Namun upaya itu dianggap hanya berdampak kecil pada Beijing.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyimpulkannya dengan jelas ketika masalah muncul pada awal tahun ini:

"Apakah pihak Indonesia menerimanya atau tidak, tidak ada yang akan mengubah fakta objektif bahwa Tiongkok memiliki hak dan kepentingan atas perairan terkait."

Indonesia secara sadar telah mengambil nada moderat pada sengketa wilayah antara sesama negara anggota ASEAN, termasuk Vietnam dan Filipina di satu sisi, dan China di sisi lain.

Baca Juga: Punya Lawan Sama, Kali Ini Indonesia dan Malaysia harus Bahu Membahu Jaga Wilayah Lautnya dari Gangguan Militer China

Promosi resolusi damai sengketa di Laut China Selatan juga digaungkan. Media India menyebut, mungkin China melihat masalah dengan hubungan antara Jakarta dan Washington.

Sebab Tanah Air tidak mendukung pendekatan AS ke Indo-Pasifik dan berusaha keras untuk mengembangkan konsepnya sendiri dan membuatnya didukung oleh ASEAN.

Indonesia bukan anggota Quad yang paling difitnah. Kebijakan luar negerinya terikat pada ketidaksejajaran.

Dan sebagai tuan rumah Konferensi Bandung yang bersejarah pada tahun 1955, Indonesia adalah anggota pendiri dan juara Gerakan Nonblok yang cukup diperhitungkan.

Baca Juga: Waspada, Diam-diam Tiongkok dan Korea Utara Lakukan Rapat Rahasia di Tengah Pandemi, Bahas Laut China Selatan Hingga Konflik Dengan Amerika, Untuk Apa?

Kisah Filipina - salah satu sekutu militer tertua AS di Asia - dengan baik melengkapi masalah Indonesia yang tidak selaras dengan China.

Ketika ia berkuasa pada tahun 2016, Presiden Rodrigo Duterte memutuskan untuk menjauhkan Filipina dari AS dan memeluk China dengan harapan menemukan penyelesaian yang wajar untuk sengketa wilayah maritim substantif dengan Beijing.

Pada bulan Februari tahun ini, Manila mengumumkan keputusan untuk mengakhiri perjanjian yang memungkinkan pasukan Amerika beroperasi di Filipina.

Namun pekan lalu, Filipina "menunda" keputusan untuk menghentikan kerja sama militer dengan AS.

Baca Juga: Dalam Hitungan Hari, 10.000 Tentara China Terobos Wilayah India, Rusia Sampai Khawatir Akan Pecah Perang

Alasannya: Tekanan militer PLA yang tiada henti terhadap pulau-pulau Laut China Selatan yang diklaim oleh Manila dan memasukkan mereka ke dalam distrik administrasi baru China.

Baik Jakarta yang sangat tidak selaras maupun Manila yang siap untuk memutuskan aliansinya dengan AS, telah terhindar dari pendekatan Beijing atas sengketa wilayah Tiongkok.

Para ahli berdebat bahwa China akan selalu memiliki cara untuk mengklaim sebuah wilayah.

Adanya klaim lama yang melulu digaungkan serta perubahan dramatis dalam keseimbangan kekuatan regional yang menguntungkan China dianggap menjadi salah satu penyebabnya.

Baca Juga: Mantan Komandan Tertinggi NATO Bongkar Alasan Tiongkok Anggap Laut China Selatan Sebagai Danau Pribadi Hingga Siap Perang Untuk Merebutnya: Selalu Bersulang Untuk Ini!

Sebab tidak seperti di masa lalu, Tiongkok sekarang memiliki kekuatan militer untuk menguatkan klaimnya dan mengubah status quo teritorial, jika hanya sepotong-sepotong.

Inilah yang dilakukan Tiongkok di Laut China Selatan, dengan situasi yang sebenarnya tidak berbeda dengan Ladakh.

Indian Express mengibaratkan sikap Negeri Panda sebagai seorang petani India Utara “jiski lathi, uski bhains”.

Seperti pula apa yang dikatakan orang bijak Yunani, Thucydides: "Yang kuat melakukan apa yang mereka bisa dan yang lemah menderita apa yang harus mereka lakukan."

Baca Juga: Luhut Kesal Investasi China di Indonesia Banjir Nyinyiran, Semprot Para Pemuda: Suka Tidak Suka Tiongkok Ini Kekuatan Dunia!

Maka India kini harus melek mata. Karena tantangan sebenarnya bagi Delhi dalam konflik sengketa wilayah dengan Beijing adalah untuk memperbaiki ketidakseimbangan kekuatan militer yang tumbuh dengan China. (*)

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Indian Express

Baca Lainnya