Sama-sama Miliki Senjata Canggih Termasuk Nuklir, India dan China Lebih Pilih Perang Batu dan Baku Hantam, Ternyata Ini Alasannya!

Jumat, 19 Juni 2020 | 14:00
SCMP

Sama-sama Miliki Senjata Canggih Termasuk Nuklir, India dan China Lebih Pilih Perang Batu dan Baku Hantam, Ternyata Ini Alasannya!

Sosok.ID - Bentrok antara tentara perbatasan India dan China belum lama ini pecah di perbatasan kedua negara.

Perbatasan di wilayah pegunungan Himalaya tersebut menjadi saksi tempat baku hantam dua tentara beda negara tersebut.

Meskipun tanpa senjata atau tangan kosong dan juga batu, korban jiwa berjatuhan.

Dikabarkan bahwa pecah perang tentara dari dua negara ini memakan korban, bahkan dikabarkan India kehilangan setidaknya 20 prajuritnya di sana termasuk salah satu perwira mereka.

Baca Juga: Pantas Saja India Berang, Rupanya Ini yang Dilakukan China Sebelum Bentrokan Berdarah Terjadi

Menurut laporan, bentrok kali ini disebut yang paling fatal antara kedua negara sejak tahun 1967.

Namun ada pertanyaan besar yang membekas dari peristiwa bentrokan dua kubu tentara di perbatasan tersebut.

Kedua negara ini diketahui memiliki sistem persenjataan yang cukup canggih, salah satunya senjata nuklir yang dikembangkan keduanya.

Tapi kenapa kedua belah pihak lebih memilih bentrok dengan tangan kosong ataupun dengan batu saja?

Baca Juga: Perang Lawan China, Amerika Cekikikan Sokong Negeri Bollywood, Tiongkok: Tipu Daya AS Buat India Sombong

Lokasi tempat bentrokan adalah di Ladakh, kawasan Kashmir, yang telah menjadi daerah rebutan sejak pemisahan kawasan India tahun 1947 oleh Inggris dalam peristiwa yang dikenal sebagai "Partition".

Bahkan wilayah ini bukan hanya diperebutkan oleh China dan India saja, Pakistan juga termasuk negara yang memperebutkan wilayah Ladakh.

Ketiga negara tersebut diketahui mengembangkan senjata nuklir yang bisa saja mereka pakai untuk berperang.

Meski jarang bersinggungan dengan China, tetapi India memang memiliki catatan panjang dalam hal konflik perebutan wilayah di kawasan Kashmir dengan Pakistan.

Baca Juga: Bersikeras Bungkam Soal Jumlah Tentaranya yang Tewas Dihajar India di Perbatasan, China Disebut Intel Amerika Serikat Takut Dipermalukan Musuh

Bentrok terakhir China dan India di wilayah tersebut sudah sekita 60 tahun yang lalu yang akhirnya berdamai di tahun 1962.

Namun tidak ada batas jelas yang disepakati oleh kedua negara di sepanjang pegunungan Himalaya tersebut, hanya ada kesepakatan tidak mengikat mengenai perbatasan sepanjang 3.380 km yang dikenal dengan nama Garis Kontrol Aktual (LAC).

Pembicaraan kedua negara selama 30 tahun gagal mencapai kesepakatan mengenai garis perbatasan, malah timbul rasa saling curiga yang kadang menyebabkan bentrokan.

Mengutip dari ABC, seorang pakar kebijakan China di UNSW Canberra, Jian Zhang menungkap bahwa saat ini kedua negara tengah mencapai titik serius.

Baca Juga: CIA Ketawa, Bagaimana China Mau Perang Lawan Amerika Jika Versus India Saja Sudah Kelimpungan

Pada 1996, India dan China menandatangani perjanjian damai LAC, yang menyebutkan "kedua belah pihak tidak akan menggunakan kekuatan miiliter" dalam konflik perbatasan.

Dalam bentrokan yang terjadi hari Selasa, militer India mengatakan 20 tentaranya tewas dan 17 mengalami luka berat.

"Mereka menyerang dengan batangan besi, perwira komandan mengalami cedera serius dan jatuh, dan ketika terjadi, lebih banyak tentara tiba di lokasi kejadian dan diserang dengan batu," kata sumber pemerintah India kepada Reuters.

Dr Zhang mengatakan penggunaan senjata non-militer menggambarkan keinginan kedua pihak guna "menghindari kemungkinan situasi di sana berkembang menjadi konflik militer"'.

Baca Juga: Tak Sudi Bahas Perdamaian, PM India Tegaskan Militernya Siap Sambut Bentrokan Bersenjata Lawan China Kapanpun!

India sendiri blak-blakan mengenai korban jiwa yang ada di pihak mereka di depan publik, sementara melansir dari The Global Times salah satu pejabat China mengatakan pihak mereka juga ada korban.

Namun tak diperinci korban tersebut, termasuk dengan jumlah korban yang meninggal dari pihak China.

Sementara itu, pakar dari Jawaharlal Nehru University di New Delhi mengungkap bahwa kedua negara tersebut memiliki prespektif sendiri terhadap batas negara di kawasan tersebut.

"Karena memang garis LAC yang tidak jelas, maka masalah timbul mengenai perlintasan perbatasan," katanya.

Baca Juga: Bersikukuh Tak Bakal Perang dengan India karena Bentrokan Berdarah di Galwan, Tapi Mengapa China Siagakan 2 Senjata Nuklir di Perbatasan Himalaya?

"Semua ingin menguasai dan situasi ini belum terselesaikan dan itulah yang terjadi sekarang," kata dia.

Pakar militer Meera Ashar angkat bicara mengenai sebab bentrokan terbaru pecah.

"Menurut sumber India, bentrokan dimulai dalam pertemuan yang dihadiri oleh tentara kedua belah pihak yang bertemu untuk mencari upaya mengurangi ketegangan," kata Meera Ashar, direktur Institut Penelitian Asia Selatan di Australian National University kepada ABC.

Baca Juga: India Membalas! Giliran 43 Tentara China Mati di Tangan Militer Negeri Bollywood

"Dalam pernyataan yang dikeluarkan pejabat China, mereka menuduh bentrokan terjadi karena militer India melewat garis perbatasan LAC."

"Kedua pernyataan ini ada benarnya. Tentara India melewati garis perbatasan guna menghadiri pembicaraan yang berakhir tidak sesuai perkiraan," jelas Ashar. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : Reuters, ABC, Global Times

Baca Lainnya