Sosok.ID - Insiden bentrokan antara pasukan China dan India terjadi di Lembah Galwan, di Hilmalaya Barat.
Akibat insiden yang terjadi pada Senin (15/6/2020) itu, sebanyak 20 tentara India tewas, sementara pihak China tak memberi konfirmasi.
Melansir dari Mirror, kepala militer India mengatakan 20 pasukannya gugur karena terlibat bentrok menggunakan tongkat besi dan batu.
Para pejabat India sebelumnya mengungkapkan bentrokan menelan korban dari kedua belah pihak.
Tetapi tidak ada tembakan yang dilancarkan dalam insiden.
Salah satu dari pasukan India yang gugur adalah seorang kolonel, kata pihak militer.
Beijing telah mengkonfirmasi "konfrontasi fisik kejam" yang terjadi di daerah perbatasan.
Tetapi pihaknya tak mengungkapkan jumlah korban.
Baca Juga: Kobarkan Semangat Pertempuran! India Meradang 20 Tentaranya Tewas di Tangan Militer China
Namun, dilaporkan ada 43 tentara China yang terluka.
Masing-masing pihak saling menuduh satu sama lain sebagai provokator bentrokan berdarah di Lembah Galwan itu.
Sebuah sumber dari pemerintah India mengatakan kepada Reuters bahwa pasukan bertarung menggunakan tongkat besi dan batu.
Serta tidak ada yang melancarkan tembakan.
Insiden ini merupakan kejadian berdarah pertama yang memakan korban sejak konflik di perbatasan China dan India pada 1967 silam.
Kekuatan nuklir tidak sanggup menyelesaikan perselisihan di sepanjang perbatasan wilayah yang panjang itu.
China dan India saling tuding siapa yang harus disalahkan dalam bentrokan yang terjadi di gurun salju di Ladakh pada Senin lalu itu.
Diketahui bentrokan itu terjadi setelah masing-masing komandan militer mengadakan pertemuan dengan tujuan mengurangi kegiatan.
Sejak awal Mei 2020, ratusan tentara saling berhadapan di tiga lokasi.
Masing-masing pihak menuding satu sama lain telah melakukan pelanggaran.
Dalam sebuah pernyataan, tentara India mengatakan, pada Senin malam, sekelompok tentara datang untuk menyerang.
Karena itu, tambahnya, pihaknya telah memutuskan melepas serangan kepada tentara China.
Kedua belah pihak telah membahas cara-cara untuk mengurangi kegiatan yang menimbulkan ketegangan.
Tetapi, sebuah sumber pemerintah India mengklaim Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) telah memprovokasi sekelompok tentara India, termasuk seorang perwira.
"Mereka menyerang menggunakan tongkat besi, komandan itu terluka parah dan jatuh.
"Saat itu terjadi, banyak tentara yang berkerumun di daerah itu dan menyerang menggunakan batu," kata sumber itu.
Pihak China kemudian membawa bala bantuan dan bentrokan pun berlangsung selama beberapa jam, kata sumber itu.
"Korban jatuh dari kedua belah pihak bisa dihindari seandainya perjanjian di tingkat yang lebih tinggi diikuti dengan baik oleh pihak China," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava dalam sebuah pernyataan.
Sebaliknya, seorang juru bicara kementerian luar negeri China menuduh India telah melakukan "pelanggaran berat" terhadap perjanjian.
Zhao Lijian mengatakan kepada wartawan Beijing :
"Yang mengejutkan dalam insiden 15 Juni itu adalah, pihak India melakukan pelanggaran berat terhadap konsensus kami.
"Mereka melewati garis perbatasan sebanyak dua kali.
"Kemudian memprovokasi dan menyerang pasukan China.
"Hingga menyebabkan konfrontasi fisik di antara kedua pasukan yang berjaga di perbatasan."
Baca Juga: China Laksanakan Operasi Militer Kilat Menyambut Api Peperangan Melawan India
Mantan komandan tentara India D.S. Hooda mengatakan :
"Insiden ini sangat, sangat serius, dan akan melemahkan dialog apa pun yang sedang berlangsung."
Para ahli militer mengatakan, salah satu alasan terjadinya bentrokan adalah karena India telah membangun jalan dan lapangan terbang.
Pembangungan tersebut dilakukan untuk meningkatkan konektivitas dan mempersempit kesenjangan dengan insfratuktur China yang jauh lebih unggul.
(*)