Ogah Gentar Dikepung 3 Kapal Induk AS, China dan Korea Utara Kerjasama Siapkan Persenjataan Nuklir Tingkat Tinggi, Pakar: Dunia Lebih Berbahaya

Selasa, 16 Juni 2020 | 12:35
KCNA

(Gambar ilustrasi) Ogah Gentar Dikepung 3 Kapal Induk AS, China dan Korea Utara Kerjasama Siapkan Persenjataan Nuklir Tingkat Tinggi, Pakar: Dunia Lebih Berbahaya

Sosok.ID - Stockholm International Peace Research Institute pada hari Senin (15/6/2020) merilis sebuah laporan yang bisa menjadi perhatian bagi banyak negara.

Laporan tersebut berkaitan dengan China yang disebut sebagai salah satu dari enam negara yang meningkatkan senjata nuklirnya dalam setahun terakhir.

Terhitung sejak tahun 2019 kemarin, China telah menambahkan 39 hulu ledak nuklir.

Sedang lima negara lain yang disebut meningkatkan persenjataan hulu ledak lain yakni India, Inggris, Pakistan, Israel, dan Korea Utara, demikian yang disebut oleh South China Morning Post.

Baca Juga: Amerika Serikat Kirim 3 Kapal Induk ke Laut China Selatan, Tiongkok Menolak Jiper, Rudal Balistik Anti-Kapal Telah Disiagakan

"China berada di tengah modernisasi dan perluasan arsenal yang signifikan, dan India dan Pakistan juga dianggap meningkatkan ukuran persenjataan nuklir mereka," kata laporan itu.

Padahal pada waktu ini, dunia telah mengurangi banyak potensi hulu ledak nuklir setelah perjanjian yang dilakukan dua negara pemilik kekuatan nuklir terbesar, Amerika Serikat (AS) dan Rusia.

Penurunan tersebut seperti yang dikutip dari South China Morning Post adalah karena pembongkaran senjata-senjata tua milik kedua negaara itu.

"Pada saat yang sama, baik AS dan Rusia memiliki program yang luas dan mahal yang sedang berlangsung untuk mengganti dan memodernisasi hulu ledak nuklir, sistem pengiriman rudal dan pesawat, dan fasilitas produksi senjata nuklir mereka," kata laporan itu.

Baca Juga: Tiongkok Semakin Nekat Serang Negara-negara ASEAN, Amerika Serikat Bertindak! Untuk Pertama Kalinya Kirim 3 Kapal Induk Sekaligus di Laut China Selatan, Perang?

Menurut laporan dari kantor berita yang sama, AS memiliki 1.750 hulu ledak yang ditempatkan di rudal atau pangkalan dengan pasukan operasional.

Sedang sebanyak 4.050 hulu ledak cadangan adalah pensiunan dari hulu ledak di senjata tua yang menunggu untuk dibongkar.

Rusia sendiri memiliki 1.570 hulu ledak yang dikerahkan dan 4.805 lainnya disimpan atau menunggu dibongkar.

Baca Juga: Semakin Nekat, Tiongkok Kembali Remehkan Negara-negara ASEAN di Laut China Selatan, Kapal Nelayan Vietnam Ditabrak dan Ditenggelamkan Serta Hasil Tangkapan Dirampas!

Di awal tahun 2020 ini dilaporkan sebanyak sembilan negara yang terdiri AS, Rusia, Inggris, Perancis, China, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara dikabarkan miliki 13.400 senjata nuklir.

Sedang 3.720 diantaranya dikerahkan dengan pasukan tugas yang aktif dan 1.800 lainnya disimpan dalam kondisi siaga tinggi.

Baca Juga: Hubungannya Memanas dan Sama-sama Miliki Armada Perang Terbaik di Dunia, Begini Analisis Ahli Mengenai Kekuatan AS - China Bila Lakukan Pertempuran Darat!

Selain senjata nuklir, kini ancaman pemakaian senjata kimia dan biologi juga meningkat di dunia.

Hal itupun membuat dunia menjadi semakin berbahaya dari sebelumnya.

Seorang pakar militer bernama Zhou Chenming mengungkap perubahan dalam pembangunan militer dunia mengakibatkan keseimbangan yang semakin berbahaya antar perang dan perdamainan.

Baca Juga: Skandal Xi Jinping Akibat Putrinya Palsukan Nama Saat Belajar di Amerika, Perangai Anak Presiden China Bikin Geleng-geleng Kepala

"Banyak negara sekarang mengembangkan sistem anti-rudal mereka sendiri yang melindungi negara-negara dari serangan hulu ledak nuklir, tetapi begitu sistem itu dikembangkan, itu akan mengarah pada petualangan militer - beberapa negara mungkin mengambil inisiatif untuk menyerang negara lain - dan membuat dunia lebih berbahaya," kata Zhou kepada South China Morning Post. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : South China Morning Post, Stockholm International Peace Research Institute

Baca Lainnya