Mata-mata China Ditangkap FBI Saat Akan Kembali ke Negaranya, Sudah Setahun Mengintai di AS Ternyata Misinya Berkaitan Dengan Laboratorium, Ini Penjelasannya!

Sabtu, 13 Juni 2020 | 11:13
SCMP

(Ilustrasi Laboratorium) Mata-mata China Ditangkap FBI Saat Akan Kembali ke Negaranya, Sudah Setahun Mengintai di AS Ternyata Misinya Berkaitan Dengan Laboratorium, Ini Penjelasannya!

Sosok.ID - Seorang warga negara China baru saja diamankan oleh otoritas Amerika Serikat (AS) saat akan terbang pulang ke negaranya.

Orang tersebut ditangkap saat berada di bandara Los Angeles pada Minggu (7/6/2020) kemarin.

Xin Wang, datang ke AS pada bulan Maret 2019 yang lalu dari China.

Dalam kedatangannya ke negeri Paman Sam, Wang mengaku sebagai peneliti yang bermaksud untuk melakukan penelitian.

Baca Juga: Citra Satelit Tunjukkan Rahasia Besar China Mengenai Virus Corona

Sesuai laporan yang diumumkan oleh Kantor Pengacara AS di San Francisco dan FBI dalam pernyataan bersama, mengungkap kedok pria China tersebut.

Wang ternyata bukanlah peneliti melainkan salah satu anggota Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA).

Saat dimintai keterangan oleh pihak otoritas setempat, Wang pun akhirnya mengaku atas penyamarannya tersebut.

Sebelumnya, Wang berperan sebagai seorang ilmuwan yang melakukan penelitian ilmiah di University of California, San Francisco (UCSF).

Baca Juga: Gunakan Taktik Prajuri Serigala, China Bisa Seret Negara Sekutu Dalam Perang Dinginnya dengan AS, Analis: Perang Dingin AS-China Memiliki Kompetisi Penuh...

Namun saat ditanyai oleh agen Bea Cukai dan Patroli Perbatasan (CBP) di bandara, pengakuan Wang berubah.

Ia mengakui bahwa sebenarnya adalah anggota Tentara China dan diperkerjakan di laboratorium universitas militer di Tiongkok.

Melansir dari New York Post, menurut dokumen pengadilan, Wang berkata pada agen CBP bahwa dirinya telah diperintah langsung oleh atasannya di China.

Perintahnya adalah untuk mengamati tata letak laboratorium UCSF dan membawa pulang informasi tersebut.

Baca Juga: Berkedok Latihan Militer, China Kepung Wilayah Taiwan dengan Jet Tempur Sukhoi

Informasi tersebut akan digunakan China untuk ditiru mendirikan laboratorium yang sama seperti UCSF.

"CBP menerima informasi bahwa Wang telah mempelajari UCSF yang dibagikan ke rekan-rekan PLA-nya, dan dia telah mengirim penelitian ke labnya di China melalui surel," kata pihak berwenang dalam pernyataannya.

Bahkan Wang sempat tertangkap otoritas setempat saat mengirimkan hasil penelitiannya ke labnya di China melalui surel belum lama ini.

Ia pun mengaku pada salah satu profesor di UCSF bahwa dirinya meniru beberapa pekerjaan profesor di lab China.

Baca Juga: Diplomasi Prajurit Serigala China, Taktik Militer Negeri Panda untuk Menggulung Kekuatan Amerika

"Wang juga berkata kepada profesor pembimbingnya di UCSF, bahwa dia telah meniru beberapa pekerjaan profesor itu di lab China," imbuh mereka dikutip dari AFP Jumat (12/6/2020).

Padahal beberapa proyek laboratorium UCSF dibiayai oleh dana hibah dari Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Begitu sebut pejabat pusat.

Otoritas setempat pun menyebutkan bahwa Wang telah menghapus semua pesan-pesan WeChat di ponselnya sebelum dirinya tiba di bandara dan ditangkap.

Baca Juga: China Mencak-mencak Namun Tak Berani Beraksi Gegara Amerika Kirim Pesawat Militer ke Taiwan

Wang pun akhirnya didakwa dengan pemalsuan visa dan akan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara serta denda 250.000 dollar AS (Rp 3,5 miliar) jika terbukti bersalah.

Penangkapannya terjadi saat hubungan antara Washington dan Beijing memburuk dalam beberapa bulan terakhir, karena pandemi virus corona dan persoalan kesepakatan dagang.

Namun pada Jumat (12/6/2020), China membantah Xin Wang terlibat dalam spionase.

Baca Juga: Nyala Api Kian Tinggi! Ekspansi China Terendus 'Masuk' ke Geopolitik Samudra Hindia, Negeri Bollywood Jiper Dibayangi Konflik LAC

"(Amerika Serikat) mengatakan bahwa Wang Xin adalah seorang pegawai PLA, tetapi... Saya mengerti dia adalah seorang peneliti penyakit kardiovaskular, jadi saya tidak melihat bahwa ia membahayakan kepentingan atau keamanan nasional AS," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, pada konferensi pers. (*)

Editor : Andreas Chris Febrianto Nugroho

Sumber : afp, New York Post

Baca Lainnya