Malam Ini Banget! Puncak Hujan Meteor Bisa Dilihat di Seluruh Langit Indonesia, Astronom: Ini adalah Bagian dari Debu Komet Halley..

Senin, 04 Mei 2020 | 18:15
NASA

Misi Rusia, Eropa, Jepang dan Amerika memiliki kesempatan untuk memotret Comet Halley selama pendekatan terdekatnya dengan matahari. Deep Space Network (DSN) memberikan dukungan untuk semua misi internasional ini dalam bentuk telemetri, perintah dan atau navigasi.

Sosok.ID - Malam ini, masyarakat Indonesia mungkin dapat menyaksikan puncak hujan meteor Eta Aquarids.

Fenomena ini dapat disaksikan selama langit malam gelap dan tak terhalang purnama.

Meteor Eta Aquarids, merupakan bagian dari debu halus komet Halley yang legendaris.

Melansir Kompas.com, Astronom amatir Marufin Sudibyo mengatakan fenomena hujan meteor ini selalu terjadi setiap tahun.

Baca Juga: Tiap Hari di Rumah Seranjang sama Istri Tetiba Naik Mobil Malah Disuruh Pisah Duduk, Pelanggar PSBB di Bogor Damprat Hingga Tantang Petugas Lapor ke Walikota

Umumnya, hujan meteor berlangsung setiap tanggal 19 April hingga 28 Mei.

Sementara pada tahun 2020, puncak ujan meteor Eta Aquarids diperkirakan terjadi pada tanggal 4-5 Mei.

Intensitas hujan meteor ini pun tergolong deras, yakni mencapai 60 meteor per jam.

"Ia (hujan meteor Eta Aqurids) ini tergolong deras dengan intensitas 60 meteor per jam. Intensitas meteor tertinggi itu 120 meteor per jam. jadi ya cukup lumayan," kata Marufin, dikutip dari Kompas.com.

Baca Juga: Diduga Terlibat Prank Sembako YouTuber di Bandung, Pelaku Ini Digelandang Ibunya Sendiri ke Polisi

Di belahan bumi selatan, kita dapat menyaksikan aktivitas hujan meteor dengan intensitas maksimum 60 meteor per jam.

Sedangkan di belahan bumi Utara, hujan meteor mencapai 30 meteor per jam.

"Paling baik disaksikan dari belahan bumi selatan, termasuk Indonesia," ujarnya.

Meski begitu, eksistensi menjelang bulan purnama mungkin bisa jadi penghalang.

Baca Juga: Geruduk Istri di Kosan Pacar Gelap Sampai Ngajak Ketua RT, Pria di Kediri Ini Malah Nyerah dan Minta sang Pebinor Nikahi Istrinya

Earthsky

Ilustrasi hujan meteor Eta Aquarids

Marufin mengatakan, purnama akan berpengaruh dan mereduksi ketampakan jumlah meteor menjadi hanya separuhnya saja.

Kemungkinan kenampakan meteor yang terhalang purnama bahkan mungkin kurang dari itu.

Ada fakta menarik terkait asal-usul hujan meteor Eta Aquarids.

Marufin menjelaskan, meteor Eta Aquarids muncul dari debu-debu halus yang dilepaskan komet Halley.

Baca Juga: Sudah Serumah, Sirajuddin Mahmud Syok Sampai Menjerit Melihat Kelakuan Zaskia Gotik

"Lebih spesifik lagi, ini (hujan meteor Eta Aquarids) debunya komet Halley yang legendaris," ungkapnya.

Gloria Samantha

Inilah Komet Halley yang pecahannya menimbulkan hujan meteor tahunan Orionid.

Komet Halley sendiri merupakan komet legendaris yang dikenal sejak zaman kuno.

Di mana hingga kini, debu halus disepanjang lintasan Komet Halley masih terserak.

Marufin menuturkan, asal langitnya gelap, fenomena setahun sekali ini bisa disaksikan di seluruh wilayah di Indonesia. (*)

Baca Juga: Ealah, Bagi-bagi Sembako Bantuan Corona dari Bupati, Camat Penyetor malah Bilang: Harus Dua Periode Ya!

Editor : Rifka Amalia

Sumber : Kompas.com

Baca Lainnya