Perkawinannya Bikin Warga Kurang Sreg Hingga Diusir dari Kampung, Pemudik Ini Nekat Bunuh Diri, Kecewa Ditolak Istri Siri yang Takut Corona

Rabu, 22 April 2020 | 12:00
Dokumentasi Polsek Cepu via Kompas.com

Perkawinannya Bikin Warga Kurang Sreg Hingga Diusir dari Kampung, Pemudik Ini Nekat Bunuh Diri, Kecewa Ditolak Istri Siri yang Takut Corona

Sosok.ID - Nasib malang dialami seorang pemudik berinisial MI (38) asal Kecamatan Genteng, Surabaya.

Niat hati pulang kampung lantaran kangen keluarga, kedatangan pemudik asal Surabaya ini malah ditolak mentah-mentah oleh warga dan istri siri yang takut tertular virus Corona.

Bukan cuma takut tertular virus Corona, warga rupanya juga kurang sreg dengan keabsahan perkawinannya dengan sang istri.

Baca Juga: Oase Ditengah Corona, MA Berikan Angin Segar Bagi Peserta BPJS

Tak ayal, penolakan tersebut pun memicu kekecewaan korban hingga berujung nekat bunuh diri.

Mengutip Kompas.com, Rabu (22/4/2020) kejadian ini berawal ketika seorang pemudik berinisial MI (38) nekat pulang kampung di tengah pandemi virus Corona.

Pemudik yang mengaku rindu ini kedatangannya justru ditolak keluarga dan warga di Kelurahana Karangboyo, Kecamatan Cepu, Blora pada Selasa (21/4/2020) sore.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Melarang Mudik, Ada Hukuman Menanti Bagi Mereka yang Nekat Pulang Kampung

Korban ramai-ramai diusir oleh istri dan warga setempat lantaran takut tertular virus Corona.

Bukan hanya takut tertular virus Corona saja, di sisi lain rupanya warga juga memiliki masalah pribadi dengan pemudik dan istrinya.

Hal ini dijelaskan sendiri oleh Kapolsek Cepu, AKP Agus Budiyana saat ditemui awak media pada Selasa (21/4/2020) malam.

Baca Juga: 2 Hari Kelaparan Sampai Cuma Bisa Minum Air Galon untuk Ganjal Perut, Pemulung di Banten Meninggal Dunia, Sempat Nangis Saat Adukan Nasibnya di TV

"Jadi korban ini asli Surabaya namun punya istri dan seorang anak di Karangboyo. Pernikahannya secara siri," ungkap AKP Agus Budiyana.

Dilansir Sosok.ID dari Tribunnews,Rabu (22/4/2020) menurut AKP Agus Budiyana, belakangan biduk rumah tangga pemudik dengan istri sirinya kurang harmonis.

Hal ini lantaran sang pemudik tidak memiliki riwayat pekerjaan yang jelas.

Baca Juga: Keras Nyatakan Negaranya Nihil Corona, Kim Jong Un Kini Jilat Ludah Sendiri Jika Sedari Maret 2020 Korut Sudah Terjangkit Covid-19

Di sisi lain, warga yang mengetahui seluk beluk pernikahan korban merasa kurang sreg atau tidak nyaman dengan keabsahan perkawinan keduanya.

Puncak kemarahan warga pun terjadi kala korban nekat mudik dari zona merah di tengah pandemi virus Corona seperti ini.

"Jadi keluarga dan warga mengusir korban karena takut corona.

Baca Juga: Mbak You Beberkan Terawangan Pahit Akan Wabah Corona di Indonesia

Namun di sisi lain istrinya juga menolak korban karena persoalan asmara yang kurang harmonis.

Warga pun juga tak nyaman dengan pernikahan siri tersebut, " jelas AKP Agus Budiyana.

Penolakan yang terjadi secara mentah-mentah itu memicu rasa kecewa korban hingga berujung nekat bunuh diri.

Baca Juga: Amuk China kepada Trump: Tiongkok juga Korban! Saat AS Sebabkan 200 Ribu Kematian Akibat Flu H1N1, Adakah yang Menuntut Kompensasi?

Korban yang merasa sakit hati diusir dari kampung seperti itu nekat mengakhiri hidupnya dengan menenggak cairan deterjen dan menyayat nadinya.

Usai percobaan bunuh diri, korban ditemukan dalam keadaan bersimbah darah di pinggir trotoar Jembatan Bengawan Solo, wilayah Cepu.

Beruntung pada saat kejadian, sejumlah saksi mata yang melihat aksi korban langsung melapor ke pihak kepolisian.

Baca Juga: Resmi! Presiden Jokowi Keluarkan Larangan Mudik Bagi Masyarakat, Kemenhub: Jalan Tol Ditutup

Anggota Polsek Cepu pun langsung bergegas ke lokasi kejadian untuk melarikan korban ke RSUD dr R Soeprapto Cepu pada sore pukul 15.00 WIB.

"Karena masih hidup korban langsung dibawa ke RSUD Cepu menggunakan ambulans

Korban selamat dan saat ini dirawat di RSUD dr R Soeprapto Cepu. Kami rasa penolakan itu cukup beralasan karena situasi sedang dihantui virus corona," tandas AKP Agus Budiyana.

(*)

Tag

Editor : Tata Lugas Nastiti

Sumber Kompas.com, Tribunnews.com