Bukan Hanya Kekurangan APD, Tenaga Medis Wanita Indonesia Tak Ganti Pembalut Saat Tangani Pasien Corona

Selasa, 21 April 2020 | 17:00
Tribunnews

Bukan Hanya Kekurangan APD, Tenaga Medis Wanita Indonesia Tak Ganti Pembalut Saat Tangani Pasien Corona

Sosok.ID - Sudah sepantasnya para tenaga medis di garis depan dibekali dengan Alat Perlindungan Diri (APD).

Dengan APD tenaga medis bisa lebih tenang menangani pasien positif corona.

Selain kekurangan APD, ternyata ada fakta mengejutkan lagi yang dialami tenaga medis khususnya kaum Hawa di Indonesia saat penanganan pasien corona.

Diketahui, mereka harus menahan untuk mengganti keresahan mereka untuk mengganti pembalut selama lebih dari 8 jam.

Baca Juga: Jika Ibadah Haji 2020 Dibatalkan Gegara Virus Corona, Kemenag Siap Kembalikan Uang Calon Jemaah, Sudah Ada 2 Opsi Cara Pengembalian

Pasalnya, para tenaga medis wanita ini juga menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, mulai dari ujung kaki hingga ujung rambut; sepatu khusus, sarung tangan khusus, kacamata khusus, masker khusus hingga dua buah, penutup rambut, dan juga hazmat suit.

Keresahan tenada medis wanita juga dialami Letda Ckm (K) dr. Oktaviani Eka Puspasari dan dr. Hilda Khoirun Nisa yang kini bertugas di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta.

Hilda menuturkan, selama mengenakan APD, tenaga medis yang bertugas tidak akan bisa melakukan aktivitas kebutuhan dasar, seperti makan, minum, dan buang air.

“Tapi masing-masing nakes punya solusi. Kalau saya, biasanya makan dan minum saat menjelang menggunakan APD. Begitu juga dengan buang air kecil. Sehingga setelah pakai APD kami tidak terganggu dengan kebutuhan dasar tersebut,” jelas dr. Hilda.

Baca Juga: Jokowi Resmi Larang Mudik, Kemenhub Sudah Siapkan Skenario Larangan Gerak Transportasi Antar Daerah, Jalan Tol Bakal Ditutup?

“Kalau sudah tidak tertahan lagi, seperti ingin buang air kecil atau buang air besar, kami diperbolehkan ganti APD. Tapi sebenarnya, ini sudah komitmen kami (untuk menahan -RED.),” tutur dr. Okta menambahkan.

Jika dalam kondisi menstruasi, dr. Okta juga Tenaga Kesehatan (Nakes) lainnya, mencari akal sebisa mungkin supaya siklus bulanan wanita tersebut tidak menghambat pekerjaan merawat pasien Covid-19.

“Solusinya, lima menit sebelum pakai hazmat, kami ganti pembalut. Pakai pembalut yang benar-benar paling panjang. Yang ukurannya 35 cm,” jelas dr. Okta.

GridHEALTH.id/Gabriella Stefani
GridHEALTH.id/Gabriella Stefani

Softex Indonesia beri donasi pembalut bagi para tenaga medis wanita

Melihat hal ini, PT Softex Indonesia dan Kompas Gramedia Grup pada Senin (20/4/2020) memberikan donasi bagi para tenaga medis wanita yang berjuang melawan Covid-19.

Baca Juga: Dibooking Rp 200 Juta untuk 'Temani' Kalangan Aktor hingga Pejabat Tinggi, Luna Maya: Sorry Saya Nggak Jualan, Saya Kerja Halal

Melalui brand Softex Daun Sirih, PT Softex Indonesia menawarkan kenyamanan dan proteksi yang mampu menjaga para tenaga medis agar dapat berjuang meliput berita pandemi Covid-19.

"Pembalut dengan ekstrak daun sirih alami ini mengandung antiseptik alami yang dapat menghambat bakteri dan mengurangi bau. Dilengkapi dengan kemampuan menyerap 1 detik, para wartawati tidak perlu khawatir menjadi lembab dan tidak nyaman," ujar Head of Marketing PT Softex Indonesia, Ekayani Go. (Nikita)

Artikel ini pernah tayang di grid health dengan judul "Tak Ganti Pembalut selama 8 Jam, Softex Indonesia Donasikan Pembalut untuk Tenaga Medis Pejuang Covid-19"

Editor : Seto Ajinugroho

Sumber : Grid Health

Baca Lainnya