Dipaksa Polisi untuk Mengakui Kejahatan Orang Lain, Remaja 16 Tahun Ini Terpaksa Habiskan 14 Tahun Masa Mudanya di Penjara untuk Temukan Bukti Bahwa Dirinya Tak Bersalah

Kamis, 16 Januari 2020 | 10:45
Pixabay

Ilustrasi penjara

Sosok.id - Baik polisi maupun pengadilan memang harus melakukan penyelidikan dengan sungguh-sungguh terhadap sebuah kasus.

Hal itu untuk mencegah terjadinya kasus salah tangkap.

Sebab, pelaku kejahatan yang cerdik bisa saja mengkambinghitamkan orang lain agar dirinya tak dikenai hukuman.

Namun, nasib malang dialami oleh seorang pria asal China ini.

Baca Juga: Kepincut Cinta Pimpinan Bandar Narkoba, Wanita 21 Tahun Ini Jadi Bos Lambang Kematian Pembunuh Bayaran Terkejam, Bagian dari Kartel Terbesar Paling Berbahaya di Meksiko

Melansir dari Asia One, pria bernama Zhang Zhichao itu telah menjalani hukuman penjara selama 14 tahun.

Tetapi, baru-baru ini, dia dinyatakan tidak bersalah.

Pengadilan di provinsi Shandong, China timur menyatakan bahwa Zhang Zhicao tidak bersalah karena kurangnya bukti usai dilakukan persidangan ulang pada Senin (13/1/2020).

Pengadilan Tinggi Rakyat Shandong membatalkan keputusan asli yang menyatakan Zhang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena memperkosa seorang gadis.

Baca Juga: Polemik Kepergian Mantan Istri Belum Kelar, Sule Kabarkan Pernikahan Keduanya di Tahun Ini, Pertunangannya Disebut Bakal Digelar Tinggal Beberapa Hari Saja

Selain itu, dalam persidangan tersebut, Zhang yang kini berusia 30 tahun juga dibebaskan karena bukti yang ditemukan tidak cukup kuat untuk menghukumnya.

Melansir dari South China Morning Post, Zhang Zhichao dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada 2006 silam.

Saat itu, ia masih berusia 16 tahun, dituduh telah melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang gadis bermarga Gao.

Gadis itu merupakan seorang murid SMA di Kabupaten Linmu, Shandong.

Baca Juga: Polemik Kepergian Mantan Istri Belum Kelar, Sule Kabarkan Pernikahan Keduanya di Tahun Ini, Pertunangannya Disebut Bakal Digelar Tinggal Beberapa Hari Saja

Tubuh Gao ditemukan sudah tak bernyawa di sekolahnya, tepatnya di toilet anak laki-laki pada Januari 2005.

Dalam beberapa hari, polisi kemudian menangkap Zhang berdasarkan dugaan dari dua murid lain di sekolah tersebut, lapor The Beijing News.

Keluarga Zhang kemudian mengajukan banding pada 2011, setelah sang ibu, Ma Yuping mengunjungi putranya di penjara.

Saat itu, Zhang mengatakan pada ibunya bahwa dirinya mengakui perbuatan yang tak ia lakukan karena dipaksa oleh pihak kepolisian.

Baca Juga: Hidup Kerdil Bertahun-Tahun Hanya Makan Nasi dan Cabe Demi Selamatkan Nyawa Saudaranya, Wanita Berhati Mulia Ini Meninggal Dunia

Pengadilan menengah Linyi menolak banding, seperti halnya Pengadilan Tinggi Rakyat Shandong.

Namun, keluarga Zhang tak pernah menyerah dan terus mengajukan banding.

Mereka akhirnya mengajukan petisi ke Mahkamah Agung Rakyat di Beijing sebanyak tiga kali pada 2016 dan 2017.

Hingga akhirnya mereka berhasil meyakinkan Mahkamah Agung untuk membuka kembali kasus tersebut.

Baca Juga: Baru Rampung Pindah Makam Mantan Istri, Sule Dikabarkan Bakal Nikah April 2020, Kuasa Hukum: Rencananya Bulan Januari Tunangan

Pada November 2017, Mahkamah Agung memerintahkan pengadilan tinggi Shandong untuk meninjau kembali vonisnya.

Setelah mendapati bahwa hukuman yang diberikan pada Zhang didasarkan pada fakta yang masih dipertanyakan dan bukti yang bertentangan, lapor Thepaper.cn.

Sidang pengadilan tinggu ditunda sebanyak 6 kali sebelum akhirnya dilaksanakan pada bulan lalu.

Zhang dibebaskan, bersama dengan teman sekelasnya, Wang Guangcho, yang telah menerima hukuman percobaan selama tiga tahun sejak tahun 2006 silam.

Baca Juga: Diisukan Gelontorkan Dana Hingga Miliaran Rupiah untuk Resepsi Pernikahan, Artis Cantik Ini Mantap Nikahi Duda Anak Satu Meski Beda Usia 17 Tahun

Berdasarkan putusan asli yang ditetapkan pada 2006 tersebut, Zhang dinyatakan telah memperkosa Gao dna mencekiknya hingga tewas.

Sebelum akhirnya memindahkan tubuh Gao ke toilet.

Saat dia meninggalkan tempat itu, dia bertemu Wang dan memintanya untuk menjaga toilet.

Sementara Zhang pergi membeli kunci di sebuah toko kelontong untuk mengunci pintu toilet tersebut.

Baca Juga: Baru Injak Usia 10 Tahun, Bocah Ini Dipaksa Nikahi Sepupu Kandungnya yang Berusia 22 Tahun dengan Iming-iming Mahar Rp 125 Juta

Tetapi, menurut Wang Dianxue, pengacara Zhang, polisi tidak menemukan sperma maupun rambut Zhang di tempat kejadian.

Selain itu, disebutkan bahwa peristiwa itu terjadi pada pukul 06.20 pagi waktu setempat.

Padahal murid lainnya mengatakan bahwa Zhang sedang mengikuti upacara bendera pada pukul 06.15.

Setelah itu, pukul 06.20, Zhang mengikuti latihan dan berada di kelas pada 06.30.

Baca Juga: Iseng, Seorang Pemuda Nekat Lempar Cat Dan Tendang Orang Tak Dikenal Hingga Tewas, Ibu Korban: Nyawa Dibayar Nyawa! Ini Kronologinya

Pemilik toko kelontong mengaku bahwa tokonya baru buka pukul 07.20 pagi.

Dengan adanya bukti-bukti tersebut, rasanya tak layak untuk memberikan hukuman pada Zhang.(*)

Editor : Dwi Nur Mashitoh

Sumber : Asia One, South China Morning Post

Baca Lainnya